Bab 1

556 56 9
                                    


Siang itu udara sangat panas, tampak tidak baik, sangat tidak sehat. Beberapa kendaraan padat merayap di tengah kota dengan suara klakson yang bersahutan. Tak ada satupun yang ingin mengalah, dengan kemacetan yang makin menjadi di titik pusat persimpangan. Beberapa umpatan kasar pun ikut memeriahkan dari beberapa pengemudi yang menurunkan kacanya.

“Sial!”

Lelaki berkemeja putih itu mengumpat di balik setirnya. Sambil menatap jengah para pengemudi yang masih saling melempar umpatan kasar bahkan kutukan. Beberapa petugas lalu lintas mulai turun dan mengatur. Hingga mobilnya bergerak pelan.

Kau terlambat sepuluh menit, Jungkook”

“Terjadi kecelakaan di wilayah barat”

“Apa kau baik-baik saja? Apa perlu kita batalkan?”

“Tidak Sehun! Tolong hubungi sipir untuk membawa Lelaki itu ke ruang lidik, aku akan sampai dalam lima belas menit”

Lelaki itu lalu mematikan telepon nya secara sepihak tanpa menunggu jawaban, dia yakin rekan kerjanya itu mengumpat di seberang sana. Bahkan jika Korea sedang gempa, lelaki itu tidak akan membatalkan pertemuan ini.

.
.
.

“Mr. Kim Jungkook, Mr. Park sudah berada di ruangan. Apa aku perlu menghubungi Mr. Kim untuk menemani anda?”

Lelaki itu menggeleng, dan tersenyum sambil menatap wanita itu. Mengambil tasnya, setelah melewati tahap pemeriksaan barang.

“Dia tidak perlu ikut, Irene. Aku tidak akan melibatkannya”

“Apa kau yakin Jungkook-ssi” Wanita itu memberi tatapan yang aneh, entah seperti tidak yakin dengan keputusan sesaat lelaki yang berada di depannya saat ini. Ingatannya langsung mengarah pada saat sidang. Dan lelaki di depannya ini menjadi orang yang sangat berbeda, dan perbedaan itu menakutkan.

“Dia sedang berada di Pengadilan Daerah, Jadi aku yakin dia tak mungkin bisa menemaniku”

Wanita itu akhirnya mengangguk, dan memberi kartu akses tamu padanya.

“Aku harap segalanya akan baik-baik saja Jungkook-sii”
Ucapan itu terasa meragukan di indra pendengaran lelaki itu, dia meremas tali tas kulitnya sebelum meraih gagang pintu. Menghela nafas dan merapalkan kata-kata penenang.

Netra nya menemukan seseorang yang duduk tanpa mengalihkan pandangannya dari ubin lantai. Dia menunduk, Dan itu baik.

“Selamat siang Mr. Park”

“Kau tidak mungkin melupakan namaku, tuan pengacara” balasnya, dia mengakat pandangannya, dan onyx hitam itu hanya terlihat datar. Tidak banyak yang berubah. Hanya tubuh mengurus dan mata yang mencekung.

"Katakan yang sejujurnya Jimin-ssi~." suara itu terdengar sangat lembut sekali, namun sorot mata yang mempunyai iris hitam pekat itu begitu sangat terasa mendominasi.

"Aku adalah pembunuh Yoongi Hyung~ bukankah itu yang sudah di putuskan pengadilan satu bulan yang lalu. Lalu~ apalagi~." Pengakuannya dengan raut wajah yang begitu sangat tenang sekali. Bahkan dengan ulasan senyum simpulnya, pemuda ber marga Park itu balik memberikan pertanyaan kepada seorang pengacara di depannya.

"Apa yang kau dapatkan dari membunuh Yoongi Hyung~?." tanya nya lagi, dia menuliskan coretan kecil di buku catatannya, dan juga mulai memasang alat perekam.

"Tidak ada." jawabnya kemudian. Sangat singkat dan tak bertele-tele. Seolah pertanyaan yang di ajukan tadi tak membutuhkan jawaban, atau lebih tepatnya tak membutuhkan sangkalan atau sanggahan.

Pengacara muda itu, menjatukan penanya. Menatap nyalang pada lelaki yang hanya memperlihatkan senyum mengejek yang menjengkelkan.

"Berhenti di sini Jeon! Kau tak akan mendapatkan apapun" Ucap lelaki bernama Park Jimin itu.

SWEET LOVE 🔞🔞 {VKOOK}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang