Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
▵ ▵ ▵
"Ga usah, sebentar lagi aku juga-"
"Dek?"
Haechan tersentak ketika Mark yang baru keluar dari mobil berjalan menghampirinya. Mark sedikit heran melihat Haechan yang tengah duduk bersama seorang pria di halte.
Dengan segala perhatiannya, Mark mencium kening sang istri lalu mengambil alih tas gendong yang selalu Haechan bawa ketika berkuliah.
Pria yang bersama Haechan tentu terkejut melihat interaksi manis diantara keduanya itu. Ia mulai menebak-nebak sepertinya keduanya mempunyai hubungan yang serius.
Mark masih terdiam dengan wajah datar, memandang lurus ke arah pria yang ia perhatikan berusaha agar dekat-dekat dengan Haechannya.
"Oh ya, Hyunjin kenalin ini Mark suamiku."
"Eh?"
Hyunjin merasa keheranan, sejak kapan Haechan sudah menikah? Apa benar sudah menikah. Kenapa perut Haechan tidak pernah terlihat lebih besar? Oh mungkin saja Haechan belum dikasih, begitu pikirnya.
Dan kenapa Hyunjin tidak pernah mendengar soal pernikahan gadis cantik ini. Apa mungkin acaranya diselenggarakan secara tertutup?
Melupakan itu semua, Hyunjin berusaha tersenyum lalu mengulurkan tangannya ke arah Mark.
"Ah, ya perkenalkan saya Hyunjin teman Haechan."
"Saya Mark, suami Haechan."
Keduanya saling berjabat tangan, tak lama kemudian kembali ke posisi semula saling berjauhan.
"Kalau gitu aku duluan ya," Haechan menunduk sebentar lalu menggandeng lengan Mark menuju mobil. Sepasang suami istri tersebut berlalu meninggalkan Hyunjin yang masih terdiam dengan wajah terbengong-bengong.
Hanya ada keheningan di sepanjang perjalanan. Kesunyian itu terpecah saat Mark memutuskan untuk angkat bicara terlebih dahulu.
"Dia keliatannya suka sama kamu dek," ucap Mark sembari melirik sang istri.
