Pertemuan

41 5 0
                                    

"Gimana nduk, dia itu pengusaha sukses lho di daerahnya, tambangnya dimana mana" ucap seorang pria dalam panggilan video call di ponsel Anggita.

"Mpun to pak, Gita aja baru masuk kuliah, masa udah mau dijodohin" jawab Anggita sambil memasukkan buku kedalam tasnya.

Pembicaraan Anggita dan ayahnya berlangsung cukup lama, sampai pada akhirnya Anggita menutup penggilan itu dan bergegas berangkat ke kampus. Anggita atau yang akrab dipanggil Gita, seorang mahasiswi jurusan sejarah yang baru saja menempuh pendidikan di Kota Malang. Ia adalah anak terakhir dari tiga bersaudara, sebagai anak bungsu ia jauh lebih dimanja ketimbang kedua kakak perempuannya Sekar dan Kirana.

Pagi itu Gita terburu buru berangkat ke kampus dari kosnya yang berjarak kurang lebih sepuluh menit perjalanan, menerobos kemacetan dan keluar masuk gang sempit sudah menjadi rutinitasnya ketika berangkat kesiangan. sesampainya di kampus, ia segera berlari menuju ruang kelas agar tidak sampai terlambat. tiba tiba.......

GEDEBUUUK!!!

"Aaaw, mas kalo jalan liat liat dong" teriak Gita sambil menahan sakit karena bertabrakan dengan seorang pemuda.

"Maaf mbak, tapi tadi mbaknya yang nabrak saya duluan, mari saya bantu berdiri" Ucap pemuda yang baru saja menabrak Gita sambil mengulurkan tangannya.

"Udah mas, makasih, maaf saya buru buru." kata Gita sambil berlalu meninggalkan pemuda itu.

"Mbak!!! bukunya ketinggalan" teriak pemuda itu sambil memegang sebuah buku.

Anggita Nurlaila

Ilmu Sejarah/ Fakultas Ilmu Sosial

NIM : 050*****

"Oh namanya Anggita" ucap Kelana sambil membaca nama disampul buku itu.

Di dalam kelas

Anggita yang baru saja duduk dan membuka tas terkejut setelah melihat resleting tasnya terbuka dan buku kuliahnya hilang.

"Loh kok gak ada, padahal tadi udah aku masukin tas" ucap Gita yang kebingungan.

Hari ini adalah hari pertama seorang dosen muda mengajar di kelas Gita setelah sebulan yang lalu dosen Gita Resign dari kampus.

"Selamat pagi saudara saudara, mohon maaf saya sedikit terlambat karena tadi ada insiden waktu perjalanan kemari" ucap Kelana sembari membuka pintu.

"Pagi pak" Jawab mahasiswa dalam kelas.

Gita masih tampak sibuk dengan tasnya, sampai pada akhirnya....

"Anggita Nurlaila" Panggil Kelana dari meja mengajarnya.

Alangkah terkejutnya Gita ketika mengetahui bukunya ada ditangan seseorang yang tadi pagi ia tabrak saat perjalan ke kelas, dan ternyata orang itu adalah dosennya yang baru.

"Ini buku kamu, tadi kamu saya panggil tapi sepertinya kamu tidak dengar"

"Te... terimakasih pak" jawab Gita dengan gugup kemudian kembali duduk di kursinya.

"Baik saudara saudara, perkenalkan nama saya Kelana Saputra, biasa dipanggil Kelana. Saya yang akan menggantikan Pak Arya sebagai pengajar mata kuliah Sejarah Indonesia" sambut Kelana memulai pelajaran.

Dihari itu Kelana menjelaskan tentang sejarah kebudayaan yang ada di Indonesia, ia menjelaskan tentang legenda Reyog Ponorogo. Tentu hal itu sangat menarik bagi bagi Anggita yang sedari kecil sudah menyukai Reyog. Anggita menyimak dengan baik apa yang disampaikan oleh Kelana. Bukan hanya materinya tapi Anggita juga terkesima dengan paras tampan dosen muda itu.

"Anggita, coba jelaskan apa yang tadi sudah saya sampaikan di depan" Anggita terhenyak mendengar ucapan dari Kelana yang menyadarkannya dari lamunan.

"Eee anuu pak, anu...." Anggita gugup karena tak tau harus menjelaskan apa, sedari tadi ia hanya menatap wajah dari Kelana.

Pelajaran telah berakhir. Anggita berjalan keluar dari kelas dan langsung menuju perpustakaan untuk mencari buku referensi kuliahnya. namun sekuat apapun ia mencoba bayang bayang Kelana selalu menghantuinya, sama seperti namanya Kelana yang selalu berkelana di hati dan pikiran Anggita.

Langit KelanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang