BAB 36: Bazar

15 4 0
                                    

Dalam waktu sehari, stand kelas 11 IPA 1 penuh dengan angkringan milik Adryan.

Pak ketua yang satu itu full effort demi kelasnya.

Adryan berangkat lebih pagi bersama Daniel untuk mengangkut dagangannya menggunakan mobil sahabatnya itu. Tentunya Daniel yang menyetir mobil Pajero hitam itu.

Teman-teman sekelas mereka pun terperangah karena banyak yang tak tau kalau Daniel sudah lama bisa menyetir mobil.

Empat sekawan sudah menunggu di stand kelas 11 IPA 1 dengan perlengkapan yang sudah cukup. Mulai dari galon, termos es, es batu, dll.

Yang jaga stand kelas adalah Adryan dan Laura. Yang lain kabur entah ke mana. Rara, Wulan dan Nindi juga hilang entah kemana setelah selesai membantu Laura menatap stand.

Lomba diadakan 4 hari. 2 hari babak penyisihan, 1 hari perempat final dan besok hatinya grand final.

Sayangnya pagi tadi hujan dan sekarang gerimis melanda Kota Barabai.

Trio Bambu sudah jalan-jalan dengan mengenakan sweater warna warni.

Vania mengenakan sweater warna cream. Verra mengenakan Jaket berwarna biru malam. Dan Bella mengenakan cardigan rajut berwarna pink, membuat gadis itu nampak manis.

"Lo berdua mau jajan atau nonton?" Vania bertanya ke Bella dan Verra.

"Kita liat acara pembukaan aja, habis itu baru jajan." Bella memberikan usulan.

"Okay."

Ketiganya duduk panggung karena acara pembukaan diadakan di lapangan utama.

Bazar juga di adakan di pinggir lapangan utama. Sedangkan lomba diadakan di lapangan depan gedung kelas karena di sana ada lapangan olahraga.

Acara di awali dengan pidato pembukaan lomba. Setelah itu ada penampilan dari berbagai kelas yang ingin tampil saja.

Ada yang menari tarian tradisional, ada yang menyanyi, ada juga yang dance K-Pop Black Pink.

Trio Bambu berteriak heboh saat para pemain futsal dari 16 SMP dan MTs memasuki lapangan.

"Njirr cok yang itu bening amat dah!" Vania menunjuk salah satu kiper tim.

"Yang itu ganteng begete woii!" Seru Bella sambil menunjuk salah satu kapten tim.

"Ingat, yang di situ gosong."

Vania dan Bella menatap arah pandang Verra lalu nyengir kuda saat Daniel dan Abidzar menatap tajam mereka dari stand kelas.

"Gue punya ide."

Bella tersenyum licik. Gadis itu melangkah cepat menuju stand kelasnya lalu menghampiri Adryan.

"Yan. Selebaran kita mana?"

"Tuh." Adryan menunjuk tumpukan kertas di dekat galon air menggunakan dagunya.

"Biar gue yang bagiin." Bella tersenyum lebar.

Saat gadis itu hendak meraih selebaran tersebut, selebaran itu sudah diambil paksa Daniel.

"Mau bagiin selebaran atau mau caper?" Tanya lelaki itu dengan nada dingin.

"Hayoo ... Daniel ngambek." Zayden memanas-manasi.

Bella menggaruk tengkuknya. "Dua-duanya hehe ... " Gadis itu nyengir kuda.

"Gak usah." Titah Daniel tak terbantahkan.

Bella mengerucutkan bibirnya. "Gak asyik."

"Sini duduk temenin gue." Daniel menepuk bagian kursi kosong di sampingnya.

DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang