"Ugh, sial! Luka tembak tadi saja belum sembuh, sekarang ditambah luka baru," desis seorang gadis, yang tengah mengobati luka di lengannya.
Gadis berpakaian santai, dengan kecantikan luar biasanya. Sedang duduk di sofa, beserta banyaknya obat untuk membalut luka-luka ditubuhnya. Berbagai banyak luka goresan, karena tugasnya tadi.
Saat usai mengobati lengannya, ia menatap punggungnya yang terdapat luka seperti sayatan. Dengan hati-hati ia mulai membuka baju dan hanya menyisakan bra hitamnya, agar memudahkan untuk mengobati luka itu. Dapat ia lihat, luka yang di dapat sangat lah dalam. Bahkan darahnya mengalir dengan deras. Sedikit kesusahan untuk mengobati, hingga tak sadar membuat luka itu terbuka.
"Akh!" pekiknya pelan.
Menyerah sudah untuk mengobati punggungnya. Tangan kanan yang terluka, sangat sulit untuk mengobati dengan tangan kiri. Terlebih lagi, luka tembak di dadanya yang mengeluarkan darah. Ia yakin, jahitannya terbuka karena secara paksa ia mengobati punggung dengan tangan kiri.
Saat ingin membereskan peralatan p3k, suara seseorang dari ambang pintu membuatnya tak jadi untuk melakukan.
"Mau aku obati?" tanya seorang laki-laki, yang mulai melangkah maju guna mendekatinya.
Memutarkan bola matanya malas, enggan tuk menatap wajah tampan lelaki tersebut.
"Untuk apa kemari? Lady masih diluar," ketusnya, sambil mengambil kaca tuk mengetahui jahitan di dada kirinya.
Lelaki tersebut terkekeh geli, mendudukkan dirinya di sebelahnya.
"Siapa juga yang mencari Lady?" tanya balik lelaki tersebut.
Gadis berusia 24 tahun itu, mengernyit heran tat kala mendengar perkataan lelaki ini.
"Lalu?" tanyanya penasaran.
Lelaki berwajah rupawan, yang berusia 25 tahun. Pemilik nama Gazena Alvazi Cetravoda, atau biasa di panggil Alva. Dan gadis tadi pastinya adalah Lauva Auriga yang sedang berada di markas, tepat ruangan pribadinya.
Alva tersenyum kecil, mendekatkan wajahnya ke luka Lauva. Lantas meniup pelan luka di punggung tersebut, bahkan dengan lancangnya mencium leher belakang Lauva. "Aku mencarimu, apa salah menemui kekasih sendiri?" bisik Alva tepat di telinga Lauva.
Lauva mendelik kesal. "Mantan kekasih!" ralatnya, tajam.
"Iya iya, mantan kekasih," kekeh Alva, mulai mengobati luka sang mantan kekasihnya itu.
Lauva diam memperhatikan lewat kaca besar yang di hadapkan ke punggungnya. Membiarkan hal itu terjadi, ia pun mulai mengobati jahitannya yang tadi mengeluarkan darah.
Selesai mengobati, Lauva menatap Alva yang masih sibuk membalut luka. "Apa mau mu? Aku yakin kau kesini ada maksud tertentu," tanyanya serius.
Lauva tahu, Alva tidak akan kemari jika tidak ada hal penting. Semenjak putusnya dengan Alva, sangat jarang bagi mereka berdua bertemu. Sekali ada kesempatan pun, Alva hanya mencari Hearly karena urusan dunia gelap. Dan kini? Alva mencarinya? Pasti ada sesuatu yang serius, sebelum Lady nya mengetahui.
"Aku berhasil menemukan dia," kata Alva, yang membuat Lauva sangat terkejut.
Selesai membalut luka Lauva, Alva pun memegang erat tangan Lauva yang mulai mengepal karena amarah. Perlahan Lauva mengembuskan napasnya, agar lebih mengontrol emosinya.
Menatap serius Alva, Lauva pun berujar, "Jangan beritahu Lady, kita akan mengurusnya sendiri. Hanya kita berdua!"
Seakan tidak setuju dengan perkataan Lauva, secara tidak sadar Alva melepaskan genggamannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/353058117-288-k522147.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fire Rose
Mystery / ThrillerMawar merah ini, terlalu cantik untuk sekedar dipetik maupun dikotori. [Follow terlebih dahulu sebelum membaca!] Semua hal bisa dia miliki. Dia wanita 24 tahun. Dia hidup tanpa adanya kekurangan. Namun, semua menjadi abu yang berterbangan. Semua yan...