Part 2 - Kamu Milikku

233 8 0
                                    

Melody berjalan santai sambil merapikan laporannya, ia tersenyum melihat hasil kerjanya. Kalau begini, ia yakin mendapatkan nilai A di Mata Pelajaran Bu Henny.

Sangking asyik merapikan laporannya, ia tak melihat langkah kakinya dan menabrak seseorang hingga ia terjatuh. Hal pertama yang ia sadari adalah..

"Laporan!" ujarnya pada dirinya sendiri dan mencari laporannya yang kini entah hilang kemana, mengabaikan rasa sakit dan meminta maaf atas kecerobohannya kepada orang yang telah ia tabrak. Tanpa ia sadari orang yang ia tabrak memegang laporannya dan menepuk kepala gadis itu.

Melody menoleh dan mendapatkan sodoran kumpulan kertas yang ia yakini merupakan laporannya. "Astaga, laporannya!" ujarnya dengan cepat mengambil laporannya dan memeriksanya tanpa berkata terima kasih. Setelah mengecheck laporannya, ia mendongakkan kepalanya bermaksud berterima kasih ketika ia menangkap sosok Orion berdiri di hadapannya dengan wajah dingin dan kerasnya. Ia membeku seketika.

"Kalau jalan pakai mata" ujar Orion dengan tatapan datar tanpa ekspresi seperti biasa. Melody bergidik, ia tahu akan diterpa demam nanti malam, aura dingin Orion benar-benar menusuknya. "Ma..maaf" ujarnya dan menundukkan kepalanya. Astaga, dia tidak pernah merasakan hal semalu ini. "Dan terimakasih" ujarnya lagi dan berbalik badan bermaksud untuk beranjak.

Tetapi tangan Orion menahannya dan membalikkan badannya dengan sekali hentak. Tenaga Orion benar-benar kuat. "Kenapa?" ujar Melody padanya. Orion menatapnya lama dan berkata, "Besok kita jalan" ujarnya dengan cepat seperti tanpa berpikir dua kali.

Melody yang otaknya entah hilang kemana menatapnya bingung. "Apa?" Otaknya berusaha mencerna kata-kata Orion yang memang sulit untuk dicerna, apalagi dengan kupu-kupu yang seakan terbang menari-nari di perutnya, membuatnya mual. Tangannya bagai tersengat listrik ketika menyentuh tangan Orion.

"Besok kita jalan, jam 9 pagi aku jemput" ujarnya lalu melepaskan tangan Melody. Gadis itu hanya menatap Orion yang pergi menjauh dan menghilang. Ia menghembuskan nafasnya, sadar bahwa ia menahan nafasnya tadi ketika bersama Orion. Ada apa dengannya? Bahkan jantungnya berdegup kencang dan sampai sekarang sulit di kendalikan, keringat mengalir dari pelipisnya.

Apakah berdiri dekat dengan Orion benar-benar akan membuatnya sakit?

"Apa dia semacam virus?" tanya Melody kepada dirinya sendiri. Ia mengibas-ngibaskan tangannya berusaha mengusir pikiran aneh yang kini merasukinya.

Dan besok Orion akan menjemputnya. Memang sih besok hari minggu dan libur, dan dia tidak ada kerjaan dirumah, tetapi sulit dipercaya, bahkan mereka baru bertemu dua hari yang lalu, dan pembicaraan mereka hanya perkenalan sebatas nama dan beberapa patah kata yang diucapkan secara tidak langsung.

Melody tidak peduli dan berjalan menuju ruang guru, ia tidak mau maha karya dan jaminan nilai A dalam bahaya lagi.

****

"MELODY" Suara mama membangunkanku dari tidur cantikku dan kewajiban bangun siang di pagi hariku. Aku hanya diam pura-pura tidak mendengar dan kembali ke alam mimpi.

Namun, belum aku menyelam ke alam mimpi indahku ketika pintu diketuk dan pintu terbuka, tetapi tidak ada suara. Aku masih menutup mataku, berusaha berpura-pura untuk tidur nyenyak. Dan pintu di tutup. Aku tersenyum dan membuka mataku. Baru saja aku akan berteriak tetapi aku malah membeku lagi dan lagi.

"Orion" aku terkisap dan menyebutkan namanya ketika melihat wajahnya ada di depan wajahku dengan jarak beberapa centimeter dan sedang tersenyum kepadaku. Kami beberapa saat berada di posisi itu, ketika aku tersadar bahwa aku sekamar dengan laki-laki yang baru saja kutemui dengan posisi aku di tempat tidur.

"Astaga, kamu ngapain masuk ke sini?" ujarku sambil meloncat dari tempat tidur. Orion tertawa kecil lalu duduk di sisi tempat tidurku. Bisa juga dia tertawa? "Aku membangunkanmu, mamamu yang menyuruhku masuk, jadi..." ujarnya sambil menatapku sambil tersenyum jenaka. Aku menatap diriku sendiri. "Apa yang salah?" ujarku sambil menyeritkan dahiku.

The Melody of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang