Bab 2 - 𝐖𝐡𝐨 𝐢𝐬 𝐡𝐞?

86 8 0
                                    


menyukaimu itu pilihan ku, bahagia atau sedih itu resiko ku karena telah memilih mu - Thomas Jevran Anggaskara

***

Lelaki itu benar-benar pergi tanpa sepatah kata pun. Dengan amarah yang menggebu-gebu, Karina menggandeng tangan Athayaa dan berjalan cepat menghampiri lelaki itu.

"Minta maaf ga lo!" bentak Karina dengan nada kesal.

"Kalo gue gamau?" jawab Alvaro.

Lelaki itu tampak nya enggan untuk meminta maaf atas kesalahan yang ia perbuat.

"Udahlah biarin aja, jangan di perpanjangan," ujar Athayaa menenangkan Karina yang tampak sangat kesal.

Mendengar ucapan Athayaa yang tidak ingin terlibat masalah, masih dengan raut wajah yang kesal Karina menarik tangan Athaya menjauhi lelaki itu.

"Dasar cewek aneh," ucap lelaki itu

Kemudian ia duduk di kursi bersama teman-teman nya. Salah satu temannya membuka percakapan dan mulai bertanya pada lelaki itu.

"Va? itu cewe tadi kenapa?" tanya Harrison, teman lelaki itu dengan alis terangkat sebelah.

"Oh, itu tadi ga sengaja kesenggol," jawab lelaki itu.

"Elu mah kebiasaan Va, tapi udah minta maaf? tanya Harrison.

"Ga penting, lagian juga ga sengaja. Salah sendiri ngehalangin jalan," jawab lelaki itu tak merasa bersalah.

"Tetep aja, itu jalan umum," ungkap Harrison.

Lalu salah satu temannya melontarkan kata yang tidak jelas karena sedang mengunyah makanan.

"Lgtu kwha oryangya yuang Lou senggel?" tanya Leovin. [ _itu kah orang yang lo senggol?_ ]

"Lo ngomong apaan sih?" ungkap lelaki itu kebingungan mendengar ucapan Leovin yang tidak jelas.

"Vin, kalo makan jangan ngomong, ntar keselek. Kalau rindu mah masih ada obatnya, kalau keselek mah gaada obatnyaobatnya," pinta Harrison dengan nada main main.

"Whehehe iya," timpal Leovin lalu tiba-tiba tersedak lalu batuk-batuk.

Harrison menggelengkan kepala nya dan menghela nafas berat atas hal yang dialami Leovin.

"Baru aja dibilangin.." ujar Harrison sembari memberikan air pada Leovin.

"Makasih."

"Iya, sama-sama."

"Makanya jangan sambil ngomong lako lagi makan, lain kali dengerin omongan orang, yang paling tua bukannya jadi contoh yang baik malah gini," cetus lelaki itu dengan nada mengejek.

"Iya deh iya," Gerutu Leovin menyesali perbuatannya.

"Oh iya, anak baru tadi siapa namanya?" tanya Leovin.

"Gue lupa namanya, kenapa? Lo suka? Atau.. Itu target baru lo?" kekeh lelaki itu.

"Gak, cuma nanya aja," balas Leovin.

"Ahahha pake malu segala lo, vin. Kalo buka bilang aja kali," Sahut lelaki itu dengan tawa kecilnya. Harrison hanya bisa melihat mereka sembari menggelengkan kepalanya.

"Dasar," gumam Harrison.

─ ⋯ ─ ⋯ ─ ⋯ ─ ⋯ ─

"Emm, Rin. Boleh tanya sesuatu gak?" tanya Athayaa pada Karina.

"Boleh dong, mau tanya apa?" jawab Karina dengan rasa penasaran.

"Cowok yang nyenggol tadi, lo kenal gak? Namanya siapa? Wajahnya lumayan,"

𝐊𝐞𝐛𝐨𝐡𝐨𝐧𝐠𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 (ON-GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang