Bab 44

86 0 0
                                    

Hanya cupilikan, ya.😊

"Naila!"

Perempuan yang baru saja keluar dari gerbang itu menoleh ke sumber suara. Naila sedikit terkejut mendapati Gavin duduk di balik kemudi. Lelaki itu pun turun dan menghampirinya.

"Bisa biacara sebentar?"

Naila merasa tak suka dengan kedatangan Gavin yang tiba-tiba karena perempuan itu langsung teringat cerita Wulan bahwa suaminya masih mencintai perempuan di masa lalunya.

"Pak Gavin mau bicara apa? Saya mau pulang."

"Saya hanya bicara sebentar. Saya juga ini keluar sebentar dari kampus karena belum waktunya pulang. Bisa, kan?"

"Jangan lama-lama!" Naila berucap datar.

"Oke, nggak lama. Tapi, kita duduk di tempat itu gimana?" Gavin menunjuk kedai mie ayam yang sering Naila dan Wulan singgahi.

"Maaf, Pak. Pak Gavin tadi bilang hanya sebentar. Kalau harus ke kedai itu memakan waktu lama. Sementara saya harus segera pulang," tukas Naila.

"Oke. Oke. Di sini saja kalau gitu. Saya hanya mau bertanya soal ... Wulan."

Naila sudah menduga. Gavin pasti bertanya perihal sahabatnya itu. Karena beberapa hari yang lalu, Wulan berkata kalau nomor suaminya sudah diblokir agar tak bisa menghubunginya.

"Mau bertanya soal apa?"

"Wulan tinggal di mana sekarang?" tanya Gavin hati-hati. Lelaki itu berpikir Naila tahu karena merupakan sahabat istrinya.

"Kenapa Pak Gavin tanya keberadaan Wulan? Mau nambah rasa sakit hati Wulan? Melihat Pak Gavin masih belum bisa move on dari perempuan di masa lalu, Bapak? Bahkan bertemu diam-diam?" cecar Naila. Napasnya mulai memburu.

JODOH UNTUK PAK DOSEN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang