SELAMAT MEMBACA
***
Rumana yang baru selesai mandi pergi kedapur untuk mengambil minum. Dia melihat bunda dan Yu Sar, rewang di rumahnya sedang mencatat bahan-bahan belanjaan yang akan di beli. Sepertinya mereka akan pergi kepasar pagi ini.
"Bunda mau kepasar?" tanya Rumana pada sang bunda. Rinjani langsung menggeleng pertanda tidak.
"Yu Sar yang mau kepasar. Bunda tidak ikut," jawab Rinjani.
"Ikut kepasar Bude," ucap Rumana pada rewang bundanya itu.
"Tumben Mbak Ruma mau ikut kepasar? Mau cari apa?" tanya Yu Sar pada Rumana.
"Ya tidak papa. Mau cari-cari jajanan pasar."
Yu Sar pun hanya mengangguk. Dia lalu mengajak anak majikannya itu untuk pergi kepasar.
"Bawa mobil bunda saja kalau berdua, jangan bawa motor." Rinjani menyerahkan kunci mobilnya pada Rumana. Rumana pun menerimanya dan bergegas berangkat kepasar.
Namun, sebelumnya dia lebih dulu kekamar untuk mengambil dompet dan cardigannya.
***
Mereka sampai di pasar yang pagi itu ramai sekali. Bahkan di beberapa tempat mereka terlihat berdesak-desakan.
"Mbak Ruma mau ikut Bude kedalam atau tunggu di mobil saja." Tanya Yu Sar saat turun dari mobil.
Rumana memperhatikan sekitar. Dia melihat banyak sekali penjual makanan yang sepertinya enak-enak disana.
"Bude lama tidak?"
"Ndak, paling setengah jam pol satu jam lah. Tidak banyak belanjaanya. Ini langsung ke tempat biasa beli." Jawab Yu Sar lagi.
"Yasudah Ruma tunggu disini saja. Nanti kalau Bude sudah datang Ruma tidak ada di sini, Ruma cari jajan disana ya." Ruma menunjuk pada jajaran warung tenda di depan pasar yang terlihat ramai itu.
"Iya kalau begitu. Dari pada ikut kedalam, desak-desakan nanti. Atau nanti kalau Mbak Ruma bosan terus mau masuk, masuk saja nanti ketemu Bude didalam."
"Iya..." jawab Rumana.
Setelah itu Yu Sar pun meninggalkan Ruma di parkiran. Dia masuk kedalam pasar untuk belanja.
Ruma yang di tinggal sendirian disana, mulai jalan-jalan untuk melihat-lihat orang berjualan. Dia melihat penjual mainan terlebih dahulu. Melihat penjual kapal-kapalan yang terbuat dari seng dan bisa jalan kalau apinya di nyalakkan. Biasannya penjualnya akan memperagakan kapal mereka di dalam baskom atau bak besar. Melihat itu rasanya seperti bernostalgia, dia jadi teringat waktu kecil menangis minta di belikan kapal-kapalan seperti itu. Dia dan ayahnya harus berputar-putar di pasar tengah hari hanya untuk mencari penjual kapal mainan itu.
"Mau beli Mbak?" tanya penjual kapal-kapalan itu pada Rumana.
Rumana hanya tersenyum dan menggeleng sopan.
"Tidak Pakde, cuma mau lihat-lihat." Ucap Rumana sopan lalu pergi meninggalkan penjual mainan itu.
Dia lalu pergi dari sana dan melihat seorang penjual yang di kerumuni banyak orang. Dia yang penasaran pun ikut berdesak-desakan untuk melihat apa yang dia jual. Dan ternyata perabotan rumah tangga. Merasa tidak tertarik dia pun langsung pergi.
Rumana kembali melihat-lihat, kali ini dia mulai melihat penjual makanan yang berjajar rapi di warung tenda yang memanjang. Bahkan saking banyaknya penjual disana, dari ujung ke ujung penuh penjual makanan.
Rumana melihat-lihat berbagai makanan, sekiranya makanan apa yang ingin dia cicipi. Sampai matanya melihat penjual bubur kacang ijo ketan hitam yang aromanya begitu menggoda dan seperti melambai-lambai memanggil Rumana untuk mencicipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH KE 2 PAK LURAH (TAMAT & PINDAH DREAME/INNOVEL)
RomanceIni kisah dari Rumana, putri kesayangan ayah Rama dan Bunda Rinjani. "Mau ayah nikahkan sama siapa? Sama Ruma? Ruma tidak mau, tidak doyan duda." ___Rumana___ "Kalau saya bukan duda, saya bisa membayar mahar yang tinggi dan juga jika dulu saya tida...