Part 4 - Alasan

15.9K 351 10
                                    

***

“Tidak. Aku akan tetap memanggilmu dengan Ar!” ucap lantang seorang gadis kecil kepada anak lelaki remaja.

“Aiisshh, kenapa? Kau tahu, namaku Dhani, ya walaupun nama depanku Ardhani. Tapi aku lebih suka dipanggil Dhani. Ayolah Ara, jangan panggil aku seperti itu. Lagi pula aku ini om-mu, seharusnya kau memanggil ku om Dhani, bukan dengan nama itu, itu tidak sopan Ara!” bantah anak lelaki itu seraya merajuk.

“Tapi aku lebih suka memanggilmu dengan nama itu. Itu akan terlihat berbeda. Hanya boleh aku yang memanggilmu dengan nama itu!” ucap gadis kecil itu tegas.

“Beri aku satu alasan agar kau bisa memanggilku dengan nama itu?”

“Aku menyukaimu. Kau sangat tampan. Dan aku tidak mau anak perempuan lainnya menyukaimu. Maka dari itu, aku akan memilikimu ketika besar nanti. Aku memanggilmu dengan nama Ar karna nama kita serasi. Ar dan Ara. Benarkan?” ucap gadis kecil itu dengan wajah memerah karna malu.

Anak lelaki itu tersenyum menggoda mendengarnya. “Benarkah? Wah, kau sudah pandai menggoda lelaki, hum? Baiklah dengan alasan yang masuk akal, aku akan membiarkanmu memanggilku dengan nama itu. Sepertinya kita memang harus bersama, Ara. Namaku dan namamu memang serasi. Bagaimana menurutmu? Haruskah nanti kita menikah saja?” goda anak lelaki itu, tapi dalam hatinya dia membenarkan, dia juga menginginkan gadis kecil itu untuk terus bersamanya.

Sejak pertama kali melihatnya, dia sudah merasa bahwa aka nada sesuatu di antara  mereka. Dia menyadari, ini mungkin belum saatnya. Seorang anak lelaki remaja berumur tujuh belas tahun menyukai gadis kecil yang umurnya belum genap sepuluh tahun. Jauhnya umur mereka membuat Dhani hampir menyerah. Tapi setelah mendengar perkataan gadis kecil tersebut barusan, dia kembali bersemangat untuk memilikinya. Mungkin tidak untuk saat ini. Tapi siapa yang tahu di masa mendatang nanti? 

Dhani bertekad, kelak dewasa nanti dan ketika dia sudah mapan, dia akan kembali dengan menjadikan Ara sebagai pendamping hidupnya. Janjinya dalam hati yang tidak seorang pun mengetahuinya. Ara masih terlalu kecil untuk mengerti mengenai pernikahan. Ia akan menunggu saat waktunya tepat. Ketika Ara cukup umur untuk menjadi miliknya. Semoga dia bisa bertahan sampai waktunya tiba.

***

“Kau menyukai bunga ini?” seru Ar yang berdiri di samping Ara yang sedang mengamati bunga-bunga yang ada di taman belakang rumah Ara. Saat ini sore hari yang cerah. Ara baru selesai menyiram tanamannya dan sedang memandangi bunganya yang sudah beberapa mekar. Ara sangat rajin merawat bunganya. Dia merasa senang dengan membiarkan bunga-bunga ini tumbuh dan bermekaran. Dia menyukai warna dan harumnya. Terlihat sangat cantik.

“Hem, aku menyukai semua bunga. Tapi aku paling suka dengan bunga itu.” Ucap Ara seraya menunjuk bunga yang ada di sebelah Ar. Bunga lili.

“Kenapa kau menyukainya?” tanya Ar.

“Karna mereka cantik. Aku paling suka bunga lili berwarna putih.”

“Kenapa dengan bunga lili berwarna putih?”

“Karena bunga lili berwarna putih mengartikan pengabdian, persahabatan, simpati, mulia, murni, dan juga suci. Aku sangat menyukainya.  Walau semua bunga terlihat cantik, tapi mereka memiliki arti yang berbeda-beda. Aku menyukai makana dari bunga lili ini.” jawab Ara menjelaskan.

My Lovely UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang