Haechan dan Renjun menikmati makan malam hotpot pedas dengan nikmat. Renjun biarkan Haechan menikmati makanannya tanpa membahas Jeno, mereka habiskan waktu dengan bercanda atau membahas hal receh lainnya. Saat mereka keluar dari restaurant dan dalam perjalanan menuju taksi yang mereka pesan, Haechan lah yang membuka pembicaraan lebih dulu. Haechan menyadari bahwa Renjun ingin membantunya tanpa memaksa dan cepat atau lambat Haechan rasa ia pasti akan membutuhkan orang lain untuk membantu menyelesaikan masalahnya dengan Jeno."Apa malam ini aku bisa menginap di tempatmu." tanya Haechan sambil merangkul pundak Renjun.
"Tentu."
"Pastikan kali ini Jaemin tidak mengganggu kita."
"Hahaha, kau masih dendam ya soal yang dulu."
"Oh jelas. Film horrornya baru setengah jalan tapi karna rut sialan itu kita tidak bisa menyelesaikan filmnya."
"Tenang-tenang, aku janji kali ini yang seperti itu tidak akan terjadi lagi. Lagian hal semacam itu bukan Jaemin yang mau."
"Ya, ya, ya. Bela aja terus pacarmu itu."
"Hahahah"
***
Sesampainya di dorm omega, Haechan membersihkan diri dan berganti pakaian dengan meminjam baju Renjun. Haechan merebahkan diri dengan nyaman di kasur Renjun, disusul oleh Renjun setelah ia membersihkan diri.
"Jadi, ada yang ingin kau ceritakan padaku?" tanya Renjun, berbaring menyamping menatap Haechan.
Haechan lalu menyimpan ponsel yang sedang ia mainkan di dekat bantal dan menjawab Renjun sambil menatap langit-langit.
"Bukannya itu memang tujuanmu yang sebenarnya dari mentraktirku hotpot, agar aku mau bercerita" balas Haechan dengan menoleh pada Renjun sebentar lalu tersenyum miring. Satu tendangan pelan Renjun hadiahkan untuk teman baiknya itu.
"Tsk, kau ini.
Jadi mau cerita atau tidak. Kalau tidak, aku akan mengusirmu sekarang." balas Renjun kesal."Yak! Kau ini bisa tidak lebih lembut denganku. Semestinya kau itu sekarang membujukku dengan lembut agar aku mau terbuka dan cerita" gerutu Haechan balik.
"Oh, kau mau menguji kesabaranku ya?
Baiklah, aku akan menelpon Jeno biar dia yang menjemputmu kesini." Renjun bergerak mengambil ponselnya dan langsung ditahan oleh Haechan sambil terkekeh."Hahaha, oke-oke aku menyerah."
Beberapa detik hening, sebelum Haechan memulai ceritanya. Haechan lantas menceritakan kejadian saat Jeno mengendus lehernya hingga bagaimana perutnya beraksi setiap bertatapan atau bersentuhan dengan Jeno.
"Aku bingung harus bagaimana, kupikir sensasi aneh itu akan hilang dalam beberapa hari tapi ini sudah hampir seminggu" ujar Haechan lelah.
Kali ini Renjun benar-benar menjaga lisannya agar ia tidak keceplosan bicara soal perasaan Jeno. Dari cerita Haechan, Renjun simpulkan bahwa Jeno tanpa sadar mengikuti insting alpha dalam dirinya akibat cemburu. Renjun bisa menyimpulkan hal tersebut berdasarkan pengalamannya memiliki mate alpha dan informasi dari Jaemin soal perasaan Jeno, ditambah fakta bahwa Haechan sempat melihat perubahan warna mata Jeno. Dari cerita Haechan, Renjun yakin kalau Haechan belum menyadari perasaan Jeno. Bukan hanya Haechan, tapi semua member kecuali Jaemin tidak ada yang menyadarinya. Jeno sangat baik dalam menutupi perasaannya.
"Dan kau bertahan selama itu tanpa memberitahu siapapun?
Woah... kau benar-benar luar biasa.
Pantas sikapmu jadi aneh kepada Jeno. Jadi apa sensasi itu hanya terjadi saat bersama Jeno?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Bloomer | NOHYUCK
Fiksi PenggemarAlternate Reality. Idol life - omegaverse Tentang Jeno yang curiga pada kedekatan Haechan dan Renjun, berakhir dengan memberi masalah baru untuk Haechan. Side pair: Jaemren Bahasa: baku-non baku alias suka2 yang nulis 😁 For 15+ readers