24

14.6K 921 16
                                    

Hello selamat sore :)
Yukkk jangan lupa vote and ramaikan kolom komentar👍







Di akhir pekan Sultan dan Isyana memutuskan untuk keluar karena kulkas mereka yang mulai kosong. Persediaan sayur dan buah pun habis, karena Isyana belum sempat membeli sebab kesibukannya seminggu belakangan ini.

Pasangan itu menuju salah satu mall yang tidak jauh dari tempat mereka tinggal. Sebelum berbelanja kebutuhan rumah, mereka terlebih dahulu berkeliling untuk melihat lihat. Ketika mereka berdua berjalan dan beberapa meter di depannya terdapat toko buku, keduanya saling berpandangan. Gramedia merupakan tempat yang wajib mereka kunjungi ketika jalan jalan ke mall.

Keduanya tersenyum ketika langkah mereka kompak menuju Gramedia. Entah membeli atau pun tidak, Sultan senang melihat buku buku terbitan baru atau pun referensi bahan ajarnya. Mereka berpisah saat sudah berada di dalam Gramedia. Isyana menuju bagian novel, sedangkan Sultan tampak fokus dengan buku buku berat yang membuat Isyana mengantuk meskipun baru membaca dua atau tiga lembar.

"Mas alat tulis Mas masih?"

"Notebook kayaknya tingga dikit, kalo pulpen dan lainnya masih banyak. Kan kemarin kamu beli banyak."

Mengingat pekerjaan suaminya, Isyana memang berinisiatif menyetok alat tulis untuk Sultan. Ketika dirinya sedang pergi sendiri, wanita itu masih saja selau ingat dengan kebutuhan Sultan.

"Oke, kalo gitu beli notebook aja." Isyana memilih beberapa notebook dengan sampul yang simple.

Setelah memasukkan beberapa notebook, mata Isyana menangkap pemandangan kanvas, watercolor, dan oilcolor. Tanpa sadar langkahnya menuju bagian rak yang menarik perhatiannya itu. Sudah lama dirinya ingin mencoba bermain dengan cat air, tapi mengingat nilai menggambarnya selalu jelek sewaktu sekolah membuat dirinya takut. Takut buang buang uang, padahal ia tidak bisa menggambar.

"Kenapa?" melihat istrinya yang berdiri lama memandang cat air dan cat minyak membuat Sultan menghampiri istrinya.

"Pengen beli cat air, tapi aku engga bisa gambar." Isyana memberengut.

"Iya engga papa kalo pengen beli aja. Engga harus pinter gambar untuk beli cat air, yang penting kamu mau suka dan mau coba. Lagian menggambar itu salah satu cara untuk mengurangi stress. Hal ini berkaitan dengan pengurangan kadar kortisol ketika seseorang berkegiatan seni. Engga penting hasil gambaranmu itu kayak gimana."

Isyana mengigigit bibirnya, masih tampak bimbang apakah dirinya harus membeli cat air. Matanya menatap deretan merk cat air dan kembali menimbang nimbang. Sedangkan Sultan yang berdiri di sampingnya, mengeluarkan ponselnya dan mengetik di kolom pencarian.

Rekomendasi cat air bagus untuk pemula

Munculah deretan merk cat air. Pria itu membaca satu persatu artikel itu, sampai akhirnya Sultan mengambil salah satu merk cat air.

"Katanya merk ini cocok untuk pemula. Beli yang ini aja yaa. Ada merk yang lebih bagus lagi, tapi kayaknya di sini engga jual. Sementara pakai ini dulu, kalo udah habis nanti beli merk yang lebih bagus lagi."

Salah satu tangan Sultan mengelus kepala Isyana, pria itu gemas ketika istrinya masih menimbang nimbang harus membelinya atau tidak. Isyana yang merasa terharu pun menatap Sultan dengan mata yang bekaca kaca, sebenarnya wanita itu ingin memeluk suaminya sekarang. Tapi apa daya mereka sedang berada di tempat umum.

"Kenapa?" tanya Sultan yang bingung mengapa saat ini mata istrinya malah berkaca kaca.

"Terharu, makasih yaaa Mas."

"Jangan takut untuk mencoba hal yang baru. Meskipun dulu nilai seni rupa kamu kurang bagus. Tapi kalo kamu suka, yaa lakuin aja."

Ini bukan hanya tentang uang, atau pun mampu atau tidak untuk membelinya. Ini tentang keluar dari zona nyaman, dan mencoba hal hal baru tanpa rasa takut. Isyana berterima kasih karena Sultan mendukungnya untuk mencoba hal hal baru. Mungkin jika ada pasangan yang akan merespon keinginan Isyana membeli watercolor itu dengan kata kata yang membuat wanita itu melupakan keinginannya untuk mencoba cat air.

Buat apa beli begituan, udah gede juga

Kalo engga bisa gambar ya engga usah beli

Kayak anak kecil aja pengen begituan

Dll.

Isyana kembali berkeliling menuju rak buku self improvement, wanita itu baru sadar Sultan tidak berada di sebelahnya. Padahal pria itu berada di sampingnya tadi. Setelah mendapatkan satu buku yang menarik untuk dibeli, Isyana berkeliling mencari Sultan.

Isyana menemukan suaminya itu sedang berdiri di depan rak buku parenting. Wanita itu berjalan mendekat, ia melirik buku yang saat ini sedang berada di tangan suaminya.

Ayah Jagoan Suami Idaman

Isyana tidak bisa menahan senyumnya, Sultan masih fokus membaca keterangan pada belakang buku itu hingga tidak menyadari keberadaan istrinya.

"Buat apa beli banyak banyak Mas?" tanya Isyana yang terkejut Sultan mengambil empat buku mengenai parenting.

"Buat dibaca." mata pria itu masih menjelajah, tampak menimbang nimbang buku mana lagi yang harus dibelinya. Sultan baru menyadari ternyata banyak buku parenting yang menarik, dan ia merasa kurang pengetahuan mengenai hal ini.

"Iya tau, buku yaa buat dibaca. Maksudnya kenapa beli buku parenting sebanyak itu? Anaknya aja belum ada loh." Isyana gemas dengan wajah tidak berdosa Sultan.

"Iya nanti anaknya kita bikin."

"Bikin bikin! Ngomong bikin anak kok, kayak ngomongin bikin adonan kue aja."

"Kan engga ada salahnya kita belajar dulu mengenai parenting dari buku buku ini. Jadi ketika kita berdua siap punya baby, kita engga keteteran dna salah mendidik. Nanti kan kita baca berdua, biar sama sama belajar."

Isyana ingin kembali memprotes, tapi apa yang Sultan katakan memang tidak salah. Tapi bukan berarti harus membeli sebanyak itu juga!

"Ini ada buku MPASI juga, biar nanti engga bingung atau kehabisan ide buat makanan baby. Mending sekalian beli engga?" tanya Sultan yang sudah mengambil buku yang pria itu maksud.

Isyana menatap Sultan datar, "engga sekalian buku persiapan OSN, SMBPTN, IELTS, TOEFL, CPNS. Kali aja besok anak kita tertarik masuk CPNS!?"

Sultan menyemburkan tawanya, lucu sekali istrinya ini. Pria iu mengacak rambut Isyana gemas.









Mengenai pertanyaan apakah Isyana itu aku?

-Tidak doong tsayyy

Apakah Mas Sultan asli sama Mas Sultan disini sama persis?

-Hmmm engga juga

Apakah Mas Sultan Asli sudah menikah?

-Belum tsayy, mau daftar jadi calonnya kah kalian? Wkwk


Jadi Mas Sultan asli dan di sini itu tidak sama persis yaa.

Dan Mas Sultan belum nikah, kalau pun udah nikah aku juga engga tahu sikap dia bakal kayak gimana. Karena aku kan bukan istrinya.

Karakter Mas Sultan ini memang terinspirasi dari dia, tapi bukan berarti keseluruhannya sama. Ada beberapa kalimat di cerita ini yang memang aku kutip dari perkataan dia, yang harusnya aku kasih footnote yaa wkwk



BETTER THAN WORDS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang