Setelah kejadian dimana Grace memuaskan diri sendiri dihadapan Mr. Williams, hubungan mereka berubah. Memang Mr. Williams masih bersikap dingin padanya jika berada di ruang publik, tetapi setelah waktu sekolah berakhir dan mereka sudah berada di ruangan tertutup, pria itu berubah seratus delapan puluh derajat. Tidak ada lagi tatapan dingin, hanya ada kehangatan yang terkadang bercampur dengan gairah. Grace bahkan boleh memanggil pria itu dengan nama depannya–Arthur.
Meskipun mereka sudah menjelajahi tubuh satu sama lain, mereka masih belum benar-benar bercinta. Entah apa yang Mr. Williams tunggu padahal Grace sudah sangat lelah menunggu. Berbagai macam jenis bujuk dan rayu telah Grace lakukan, tetapi pria itu cukup kuat mempertahankan pendiriannya.
Seperti sekarang ini, Grace tengah duduk dipangkuan Mr. Williams dengan posisi memeluk pria itu sementara sang pria sibuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang menumpuk.
"Arthur, apa kau benar-benar akan mengabaikanku dan memilih memeriksa tugas murid-muridmu?" tanya Grace seraya mendekatkan bibirnya ke leher Mr. Williams.
Gadis itu mendaratkan ciuman basah pada kulit telanjang Mr. Williams seraya memberi elusan lembut pada dada bidang pria itu.
"Apa kau tidak merindukanku? Seharian ini aku sangat merindukanmu," lanjut Grace. Ciumannya berpindah ke pipi Mr. Williams, lalu memaksa pria itu melirik ke arahnya. "Seriously? Kau benar-benar mengacuhkanku bahkan setelah kuberikan ciuman?"
Mr. Williams tersenyum simpul melihat raut wajah mencebik Grace. Gadis itu terlihat sangat manis saat sedang merajuk. Dia melepaskan kacamata lalu memberikan sentilan lembut pada kening gadis itu.
"Aku juga merindukanmu," Mr. Williams membuka suara, memberikan kecupan di ujung bibir Grace. "Tapi aku baru bisa memanjakanmu kalau semua pekerjaan ini selesai. Sabar, ya, sayang?"
Grace hampir meleleh. Gadis itu selalu lemah jika Mr. Williams menjadi pria yang sangat lembut.
"Cium aku dulu."
Menurut, Mr. Williams menyelipkan satu tangan ke tengkuk Grace lalu mendaratkan bibirnya di atas milik Grace. Awalnya dia hanya ingin mengecap bibir gadis itu, tetapi tentu saja itu tidak cukup. Dia menekan tengkuk Grace agar mereka semakin dekat. Kepala keduanya bergerak ke kanan dan ke kiri, mencari posisi yang paling nyaman.
Lidah Mr. Williams bergerak memberi sapuan demi sapuan pada permukaan bibir Grace, menggoda agar gadis itu membuka mulut. Detik berikutnya Grace menyambut. Mulutnya terbuka, membiarkan lidah hangat Mr. Williams menguasai rongga mulutnya. Lidah mereka bertemu, saling menyentuh, menjilat dan menghisap hingga terdengar suara desahan tertahan.
Sadar akan kejantannya yang ereksi, Mr. Williams menghentikan ciuman mereka. Jika berlanjut, dia akan berakhir menelantarkan pekerjaannya.
"Sekarang be a good girl. Aku harus bekerja dulu, ok?"
Meski kesal, Grace mengangguk. Gadis itu kembali menyandarkan kepalanya pada dada bidang Mr. Williams, memeluk tubuh pria itu erat sementara pria itu berkutat dengan laptop.
Tiga puluh menit kemudian akhirnya Mr. Williams menyelesaikan pekerjaannya. Baru saja dia ingin memberitahu Grace, tetapi suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya.
"Mr. Williams, ini Melody."
Mata Grace melotot begitu mendengar suara si gadis yang bermimpi untuk tidur dengan Mr. Williams.
"Apa yang dia lakukan di sini? Kau juga mengundangnya sepertiku?"
"Jangan aneh-aneh. Dia mungkin ada urusan. Sekarang kau sembunyi dulu di bawah meja ini, nanti setelah dia pergi kau akan mendapat hadiah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girls Series (21+)
Romantik🔞🔞🔞 Kompilasi cerita pendek dewasa. Setiap chapter memiliki karakter dan cerita yang berbeda. Bagi yang masih dibawah umur harap tidak membuka cerita ini karena mengandung konten eksplisit. *** Follow the Author on Instagram: storyfromeva Or aut...