Sore ini, si bayi terlihat mengamati beberapa ekor ikan yang sedang berenang kesana kemari di dalam kolam dengan raut wajah penasarannya.
Haechan tadi keluar dari mansion secara senyap-senyap kerana tidak mau dibuntuti oleh para Jung. Ia ingin menghabiskan masa di kolam ikan itu sendirian.
Bayi beruang itu akhir akhir ini gemar sekali ke kolam ikan yang terletak di halaman mansion. Ia menghabiskan banyak masa di sana untuk sekadar memerhati ikan ikan yang berenang di dalam kolam itu dengan raut penasarannya. Aneh dan lucu pikirnya.
Tetapi ia hanya akan ke sini ketika para Jung masing masing sedang sibuk dengan hal sendiri. Kerana kalau ia ke sini bersama Jung, yang ada ia tidak bisa berlama lama kerana mereka akan memaksa dirinya masuk kembali ke mansion.
Mata boba si bayi menatap binar pada seekor ikan berwarna emas dengan perut buncitnya. Ikan itu menjadi favoritnya akhir akhir ini. Lucu kata haechan.
Tanpa sedar tangan mungil bocah manis itu terulur ke dalam kolam, ingin meraih ikan buncit yang terlihat diam dan sama sekali tidak melarikan dirinya seperti ikan lain ketika tangan mungilnya dicelupkan di sana.
"Haechanie?!"
Bocah manis itu tersentak kaget sebelum membalikkan tubuhnya cepat. Ia lalu tersenyum polos menatap renjun yang kini berjalan mendekat padanya dengan raut khawatir.
Setelah tepat berada di hadapan bayi beruang yang telah membuatnya panik setengah mati tadi, pemuda itu langsung berjongkok untuk memeriksa setiap inci tubuh si bayi.
"Ada apa di tanganmu chanie?" Tanya renjun curiga ketika melihat haechan yang menyembunyikan kedua tangan mungilnya di belakang tubuh seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
Haechan terkekeh lucu sembari kakinya menapak selangkah kedepan mendekati renjun. Renjun sontak memundur selangkah dari si bayi yang terlihat mencurigakan dengan wajah polosnya.
"Apa yang kau sembunyikan di tanganmu haechanie?" Tanya renjun menatap waspada pada haechan.
"Hehe.. Injunie~ Echan punya hadiah buat injun! Injun tutup mata lalu buka mulut injun yaa!" Ujar haechan yang terlihat antusias.
"Ha-hadiah?"
"Eungg!"
Renjun agak takut sih sebenarnya.. Mengingat bayi beruang di hadapannya ini bukan hanya imut dan polos, tetapi juga sangat nakal. Namun ia tetap melakukan suruhan si bayi, menutup mata lalu ia buka mulutnya.
Haechan yang melihat renjun melakukan apa yang ia suruh pun terkekeh geli. Tanpa aba aba bayi beruang nakal itu langsung memasukkan ikan emas yang ia tangkap tadi ke dalam mulut renjun.
Si bayi lalu berlari kencang memasuki mansion dengan tawanya yang menggelegar meninggalkan renjun yang kini sedang terbatuk batuk mengeluarkan ikan yang disumbat haechan ke dalam mulutnya.
"Uhukk! Huekk! Aishh bayi nakal itu.. Lihat saja aku akan membalasnya nanti! Erghh mulut ku jadi gak enak.."
.
.
.
"Jisungie! Ayoo teman echan ke dapur! Echanie lapar~" Ujar haechan sembari menarik narik tangan kekar jisung agar mau menemaninya ke dapur.
Jisung yang memang sedang tidak melakukan apapun hanya pasrah ketika dirinya ditarik haechan. Senyum jahil si bayi terlihat mengukir tipis di bibir mungil itu tanpa disedari jisung.
"Echanie mau makan apa hm? Bukannya tadi echanie sudah makan ayam? Masih lapar?" Tanya jisung setelah ia mendudukkan dirinya di kursi meja makan.
"Eungg! Jisungie mau susu ndak?" Tanya haechan setelah menganggukkan kepalanya lucu, ia lalu berjalan mendekati kulkas. Melihat anggukan jisung, haechan langsung meraih segelas susu yang sudah ia sediakan di dalam kulkas dengan senyum nakalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Priority
RomanceLee Haechan, bocah imut nan polos yang menjadi priority keenam anak-anak Jung. Apapun akan mereka lakukan jika itu dapat membuat bayi beruang mereka bahagia. . . . SLOW UPDATE ʘ̥﹏ʘ - Lapak haechan harem ! - Haechan x Dreamies - Homophobic nagajuseye...