04 - Jahat

10.9K 647 53
                                    


11:00 am KST

"Baby, nana janji akan pulang secepatnya.. Kamu juga janji jangan keluar dari mansion ini sendirian ya?" Ujar jaemin dengan raut khawatirnya sembari berjongkok mengusap sayang surai madu haechan yang sedang duduk di sofa ruang tengah.

"Jika terjadi sesuatu, telpon saja salah satu dari kami. Ingat, jangan keluar sendirian!" Ucap Jeno.

"Eungg!" Haechan mengangguk lucu. Sebenarnya ini pertama kali ia ditinggal sendirian di mansion. Walau masih ada beberapa orang maid dan bodyguard yang berjaga, tetap saja ia akan mati kebosanan.

Renjun, Chenle dan Jisung awal pagi lagi sudah keluar kerana terdapat urusan yang harus mereka selesaikan. Lalu sekarang Jeno dan Jaemin juga akan keluar meninggalkannya sendirian.

Haechan menghela nafas lesu setelah jeno dan jaemin meninggalkan mansion. Mata bobanya melirik ke arah jam dinding yang tergantung di ruang tengah.

"Hahh.. Kapan markeu pulang~" Rengek si bayi membaringkan tubuh kecilnya di sofa panjang yang ia duduki dengan bibir yang mencebik.

Mark sudah berjanji pada haechan, ia akan pulang lebih awal dari biasanya. Mungkin sekitar jam 12 atau jam 1.

Beberapa menit melamun, tiba tiba satu idea terlintas dibenak si bayi. Dengan senyum lebarnya bayi beruang itu bangun dari baringan lalu berlari kecil mendekati kedua orang bodyguard yang berjaga di pintu masuk utama mansion.

"Uncle!!" Tangan mungil haechan menarik pelan ujung jas hitam yang dikenakan sang bodyguard membuat pria itu menundukkan kepalanya menatap datar haechan dengan sebelah keningnya yang terangkat.

Dalam diam meratapi nasib dirinya yang dipanggil uncle oleh haechan. Apa ia terlihat setua itu?

"Ya, tuan muda? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya sang bodyguard sembari membungkukkan sedikit tubuhnya. Tidak mau leher tuan muda imutnya itu kesakitan kerana terus terusan mendongak hanya untuk menatapnya.

"Eumm.. Echan mau ke kantor mark hyung.. Uncle bisa tolong anterin echan ke sana?" Tanya si bayi dengan nada pelan. Jemari mungilnya memilin gugup ujung hoodie kebesaran milik mark yang ia kenakan.

"Sudah tentu bisa, tuan muda. Mau pergi sekarang?"

"Eungg! Ayoo!!" Pekik haechan girang seraya menarik narik lengan kekar sang bodyguard dengan tidak sabarnya.

"Xiaojun! Minta kun dan yangyang berjaga di pintu utama. Kau ikut denganku." Ujar Hendery, bodyguard yang sedang ditarik haechan.

Xiaojun menganggukkan kepalanya sebagai balasan lalu langsung menelpon kun dan yangyang agar menggantikan posisinya dan hendery untuk berjaga di pintu utama mansion.

.

.

.

.

.

"Uncle tunggu di sini yaa! Echan-"

"Tidak. Biarkan kami ikut. Tuan muda tidak bisa sendirian. Saya akan-"

"Aippp! Echan kan cuman mau manggil mark hyung.. Uncle berdua tunggu di sini saja, echan gak papa kok! Hehe, echan pergi dulu yaa!!"

Bayi beruang itu lalu berlari kecil memasuki gedung perusahaan milik mark, menghiraukan hendery dan xiaojun yang akan kembali protes.

"Ck, gapapa kita biar dia pergi sendiri? Firasatku gak enak.." Gumam xiaojun pelan.

'Brukk!!'

Haechan jatuh terduduk setelah tidak sengaja menabrak seorang wanita berpakaian tidak cukup bahan yang berjalan tanpa melihat sekeliling dan hanya fokus pada hp ditangannya.

Our PriorityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang