Satria menatap istrinya Yang masih tidur pulas di kasur, satria tahu istrinya pasti kecapekan setelah ia gempur sampai pagi. Dari dulu ia memiliki keinginan jika istrinya datang ke rumahnya atau kerumah kedua orangtuanya ia ingin malam pertama walaupun sudah pernah melakukannya berkali-kali, tapi menurutnya beda, Kali ini satria merasakan suasana yang berbeda jauh.
Satria meneguk wine secara diam-diam, ini sudah menjadi kebiasaannya di Italia setiap pagi meminum wine bukan air putih. Menurutnya lebih segar daripada air putih.
Setelah meneguk wine dua gelas kecil ia langsung masuk kamar mandi sebelum istirnya Bagun. Ia ingin istirnya terus nempel pada dirinya karena harum.
Chika mengerjapkan matanya menoleh kesamping tempat suaminya tidur. "Kak Satria" panggil chika dengan suara khas bangun tidur. Menoleh ke pintu kamar mandi. "Oh, pasti pagi mandi" gumam chika.
Ia langsung memakai bajunya asal menatap minuman yang ada di meja kecil. "Haus, sepertinya ini teh" gumam chika langsung meneguk minuman itu hingga habis.
Chika bergidik merasakan minuman itu sangat aneh di lidahnya. "Teh negara Italia memang beda" gumam chika sambil memutar-mutar gelas itu.
Cklek..
Satria keluar dari kamar mandi menatap chika yang sudah bangun, mata satria menatap gelas ditangan chika matanya membulat sempurna melihat isi gelas itu tinggal sedikit. "CHIKA" teriak satria berjalan menghampiri chika.
Chika menoleh kaget mendengar teriakkan satria. "Astaga! Kenapa teriak-teriak?" Tanya chika kaget.
Satria mengambil gelas di tangan chika. "Kamu minum ini?" Tanya satria dengan wajah paniknya.
Chika mengangguk. "Iya, rasa tehnya beda sama teh orang Indonesia ini ras---"
PRANG
Satria membanting gelas itu di depan wajah chika menatap tajam chika. "Kenapa kamu minum itu?" Tanya satria marah.
"A-aku haus jadi aku minum" jawab chika takut.
Satria mencengkeram pipi chika. "Muntah kan cepat" suruh satria.
Chika menggeleng. "Enggak bisa, aku enggak mau muntah" sahut chika menggeleng cepat.
"MUNTAH KAN CEPAT CHIKA, JANGAN BUAT SAYA MARAH" bentak satria menatap tajam chika.
Chika menggeleng. "Aku tidak paham, itu hanya teh, aku tidak bisa muntah----"
Satria panik ia mendorong chika tidur di kasur, membuka paksa mulut chika, dengan terpaksa ia memasukan jari tengahnya. "Cepat muntah, chika" bentak satria.
Chika menangis takut ia berusaha mendorong satria. "M-maaf---"
"MUNTAH CEPAT" bentak satria. Menusuk mulut chika menggunakan dua jarinya sampai chika muntah tepat di deoan wajahnya.
"Huek" chika memuntahkan cairan bening, menatap wajah satria yang basah karena muntahannya, Chika terisak takut.
Sedangkan satria meraup wajahnya lega menatap tajam chika. "Kenapa kamu minum alkohol, kamu jangan minum alkohol bahaya" marah satria.
Chika memeluk tubuh satria. "Hiks jangan marah aku takut, maafkan aku kak aku tidak sengaja, hiks" isak chika.
Satria langsung memeluk erat tubuh chika yang bergetar ketakutan. "Maaf, saya melakukan ini karena saya cinta sama kamu, saya tidak mau kamu kenapa-kenapa alkohol bisa merusak tubuh kamu" lirih satria merasa bersalah.
Yang awalnya chika menangis sesenggukan mendengar kata 'maaf' dari bibir satria ia langsung diam. Ini pertama kalinya satria mengucapkan kata itu. "T-tadi kakak bilang apa?" Tanya chika melepas paksa pelukannya.
Satria yang menyadari ucapnya bodoh ia langsung menggeleng. "E-enggak. Gue enggak bilang apa-apa. Lain kali jangan minum sembarangan" ucap satria langsung jalan menuju lemari mengambil pakaian asal.
Chika memeluk satria dari belakang Membuat sang empu kaget. "Gengsi banget bilang maaf doang" ledek chika.
satria membalikkan tubuhnya menghadap chika. "Bawel lo, mending lo mandi sana, jorok banget belum mandi" ledek satria mengalihkan pembicaraan.
Chika melotot sempurna ia menatap kesal satria. "Aku enggak bau, kamu yang bau" sewot chika.
***
Satria duduk di taman dengan kedua orangtuanya, istri dan adiknya sedang bermain ayunan yang tidak jauh dari mereka. "Satria lebih nyaman di sini, karena di sini tidak ada yang kenal chika, dan tentunya tidak ada yang berani merebut chika" ucap satria menatap chika dari kejauhan.
"Itu bagus, tapi kamu juga harus ingat kalau chika masih memiliki kedua orang tua, dia harus----"
"Apa satria bunuh saja supaya chika tidak mau kembali ke Indonesia?" Potong satria cepat.
"Gila! Jangan main bunuh-bunuh, mending sekarang kamu berubah jadi orang baik, kamu ambil hati chika supaya kamu bisa mendapatkan cintanya chika." Ucap ria.
"Ah, mamah ini tidak asyik" kesal satria.
"Apa chika sudah hamil?" Tanya tanya indra.
Satria mengangguk. "Pernah, tapi keguguran gara-gara satria" jawab satria jujur.
Mereka melotot sempurna Menatap satria. "Kamu jangan membunuh darah daging kamu sendiri, dia anak kamu---"
"Mah, satria tidak sengaja, satria janji tidak akan mengulanginya. Satria juga lagi berusaha supaya chika segera hamil" potong satria sebelum mamahnya marah.
"Kamu benar-benar gila satria, papah tidak pernah mengajari kamu jahat sama keluarga kamu sendiri" ucap indra.
"Tapi papah mengajari satria tegas" imbah satria tersenyum miring.
Chika berlari menghampiri suaminya. "Kak, aku punya sesuatu untuk kakak" ucap chika Tersenyum manis.
"Apa?" Tanya satria.
"Taraaaaa. Aku punya bunga untuk kakak, hehe" kekeh chika mengeluarkan bunga mawar putih di hadapan satria.
Satria melirik bunga itu tanpa minat. "apaan ini, gue enggak suk----"
"Wahhh. Satria suka bunga, dia paling suka bunga, iya, kan, satria?" Tanya ria memotong ucapan anaknya yang akan menyakiti perasaan menantunya.
Satria menoleh menatap mamahnya yang mengangguk kecil, satria yang paham ia langsung mengangguk pelan. "Ah, i-iya, g-gue suka bunga makasih" ucap satria menerima bunga itu.
Chika tersenyum manis. "Yasudah kalau gitu ini buat kakak, dijaga jangan di hancurkan" ucap chika menarik tangan satria agar mau memegangnya. Chika belari menghampiri kila.
Satria menatap bunga yang ia pegang. "Masa cowok dikasih bunga" cicit satria.
Ria menoyor kepala satria gemes. "Bisa enggak sih jangan bikin orang sedih, kalaupun kamu tidak suka kalau pemberian dari istri itu harus kamu terima dan berpura-pura suka supaya istri kamu senang, siapa tau dengan begini chika bisa mencintai kamu karena kamu menghargai setiap pembelian darinya" ucap ria panjang lebar.
Satria mengangguk paham. "Ya, maaf, abisnya mendadak banget jafi enggak bisa mikir panjang" cicit satria.
"Yasudah belajar dari kesalahan" kata indra.
Satria mengangguk, ia kembali menatap chika yang berlari-lari kecil mengejar kupu-kupu yang berterbangan, sudut bibirnya terangkat membentuk senyum. "Cantik" guman satria tanpa sadar.
Indra dan ria yang mendengar itu menoleh mereka cukup terkejut karena mereka baru mendengar satria memuji kecantikan wanita lain.
Chika kembali menghampiri satria menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya. "K-kak aku m-mual b-banget, H-huek" mual chika.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
protective Devil [TAMAT]
Teen FictionSatria Kalandra biasa dipanggil satria pria berprofesi sebagai CEO muda di perusahaan miliknya, Satria official. Sekaligus mafia terkejut. Terobsesi dengan gadis cantik yang tidak sengaja ia temui. Chika kayara gadis berusia 21 tahun harus menerima...