Inside Paradox A Time Traveller'|01

56 24 14
                                    


^•開幕現場•^

Api membara, bangunan satu-persatu tergoyak. Orang-orang berhamburan untuk menyelamatkan dirinya, suara teriakan, pedang yang saling bersinggungan, hingga tangisan para wanita mengisi alun-alun kota Anming.

Sekelompok orang berjubah merah menyebar dari rumah ke satu rumah. Melenyapkan setiap orang yang belum sempat menyelamatkan diri atau bahkan memilih bersembunyi di kediaman.

Ibu kota negeri Jianying nampak kacau, malam ini.

Di tempat lain, tepatnya disamping paviliun Sanhe, beberapa prajurit membawa anak-anak jalanan yang tersisa bersembunyi di gubuk kecil yang terdapat dibelakang paviliun besar itu.

Arghh!!

Suara teriakan itu, berhasil membuat mereka semua panik dan berjaga ditempat.

"Gawat!! Pertarungan sudah sampai ke paviliun Sanhe, anak-anak! Kalian berdiamlah disini, jangan mengeluarkan suara sedikitpun. Sampai kami yang membawa kalian keluar."

Anak-anak itu hanya menatap prajurit yang berdiri didepan mereka dengan tatapan penuh syarat akan ketakutan. Sementara si prajurit mulai mengeluarkan pedang dari sarung yang berada di pinggangnya, lalu keluar dari gubuk kecil itu.

Tiga dari prajurit itu menyebar, menyisakan satu prajurit yang berjaga di balik pintu gubuk bersama anak-anak itu.

Argh!!

Tolong!

Tolong kasihanilah anakku tuan!

Jangan bunuh kami...

Kumohon, selamat kan lah cucuku!

Tolong aku!

Seseorang kumohon tolonglah ayahku!

Ayah! Ibu!

Ampunilah nyawa kami!

Kedua prajurit yang terpisah arah itu hanya bisa meremat pedang ditangan mereka masing-masing, amarah menggelora, tetapi apa daya, pasukan musuh yang datang bergerombol membuat mereka kalah telak, dalam jumlah.

Mayat-mayat manusia yang sudah tak bernyawa tergeletak dimana-mana, darah mengucur dari kepala, dada, bahkan perut saudagar-saudagar yang tak sempat terselamatkan.

Kota Anming yang biasanya tenang dan damai, bagaikan kuburan yang di hiasi mayat-mayat malam itu.

Salah seorang prajurit yang sudah tidak tahan, melihat orang-orang tak bersalah dibantai habis oleh pasukan musuh berlari, sembari mengacungkan pedangnya tinggi-tinggi.

"Argh!! Aku akan membalas kalian atas nama mereka semua. Matilah?!" Teriaknya keras.

Tanpa tahu, kalau pasukan berpanah yang sedaritadi mengawasinya dari berbagai sisi, sudah bersiap untuk memanahnya.

Satu..

Dua...

Tiga!

Puluhan panah menuju kearahnya.

Bruts!

Satu panah mendarat di pundaknya, dua di tangan, dan panah ketiga berhasil membuatnya jatuh bersimpuh karena mengenai paha kanan si prajurit, tak berhenti disana ternyata panah ke empat pun datang, terjun bebas melalui udara....

Dan Meleset.

Bukan, bukan karena sang prajurit yang bisa menghindari panah ke empat yang melesat tepat menuju jantungnya.

Tapi, seseorang telah datang dan menangkis sisa panah yang mengarah padanya. Prajurit itu merintih, memegangi pundak kirinya yang mulai mengalirkan darah segar, dengan sudah payah sang prajurit menoleh pada sosok yang datang tepat waktu melindungi nya itu.

Break The Rules a Time Traveller Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang