Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
▵ ▵ ▵
Hujaman demi hujaman terus Mark layangkan, ujung penisnya terus menekan titik kenikmatan Haechan.
Terus seperti itu gerakan yang ia ciptakan, keduanya saling banjir keringat, berbagi saliva menciptakan benang tipis ketika bibir sang dominan menjauh.
Di tengah lebatnya hujan yang tiba-tiba menyambut malam indah mereka, membuat desahan yang keduanya gemakan di kamar ini terendam apik.
Haechan bersyukur dengan kedatangan hujan malam ini, ia jadi bisa meneriakkan seluruh rasa nikmat yang terus menghampirinya. Tanpa takut kalau kalau ada yang mendengarnya.
Kepala si manis bergerak lemah menyamping.
Memandang jendela kamarnya yang sudah basah terkena cipratan air hujan. Bibirnya terus bergerak menyuarakan desahan lirih saat Mark semakin cepat memasukinya. Tubuhnya terus terhentak maju mundur mengikuti irama yang Mark buat.
"Hhh ahh-mashh... ."
"You like it babe?"
Haechan mendongak, memandang sayu wajah tampan Mark yang tengah menggagahinya di atas.
"I-iyahh... ."
Haechan mendesah dengan mata senantiasa memonitori wajah sang suami. Kedua mata pria itu dipenuhi kabut gairah.
Mark tampak sangat menikmati kejantanannya yang di pijat oleh vagina Haechan. Sesekali pria itu meloloskan geramannya ketika Haechan sengaja menyempitkan miliknya.
Mark benar-benar menikmati sesi bercinta dengan Haechan. Sungguh milik istri cantiknya ini begitu sempit dan hangat, Mark mabuk kepayang dibuatnya.
"Oh fuck!" umpat Mark yang terdengar begitu sangat jantan dan seksi di telinga Haechan.
Haechan pasrah dan lemas, cengkraman pada selimut di bawahnya semakin kencang tatkala Mark mengeluarkan miliknya dan langsung melesakkannya dengan kuat menembus kewanitaannya.
