FIFTEENTH - PUNCAK

388 23 1
                                    

Ingatkan Novia untuk tidak berskpektasi tinggi lagi, karena rencana mereka yang awalnya hanya girls time itu hancur. Kemana semua angan-angannya yang ingin bersuka-cita, menghabiskan malam bersama teman-teman perempuannya sambil memakai masker lalu maraton drama korea kalau ternyata ada spesies laki-laki yang siap menggagalkan itu semua.

Novia memandangi ketiga temannya kesal, siapa lagi? Nayl, Danil dan terakhir Nadir yang muncul pada sabtu indah ini di rumah Novia sebagai tempat berkumpul.

"Siapa?" suara Novia meninggi, "Siapa yang ngebocorin rencana ini ke mereka?"

Tidak ada yang menjawab, Novia memandangi teman-temannya satu persatu untuk mencari tahu dalang dari semua ini. "Gak ada yang ngaku nih?" lalu pandangan Novia tertuju kepada Nayya yang mengangkat tangannya sedikit, mamak batak satu itu menakutkan sekali kalau sudah marah, tapi kemarahannya langsung meluap karena ternyata pelakunya adalah Nayya.

Ini Nayya, cewek lemah lembut, yang mau dimarahin juga Novia tidak sampai hati. Dia menghela nafas, "Kok bisa Nay?" intonasi Novia melembut.

Nayya menggigit bibirnya takut, tetap diam sampai Nadir berdiri di samping Nayya. Lelaki itu menenangkannya, berlagak menjadi pahlawan yang siap pasang badan dan menjadi tameng atas kemarahan Novia.

"Tenang, Nov, tenang!" ucap Nadir dengan kedua tangannya yang membuka di udara, "Gua yang gak sengaja baca chat di grup kalian,"

Novia langsung berkacak pinggang, "Oh, elo, bisa-bisanya!"

Nayl yang melihat itu semua cuma bisa menutup mulutnya menahan tawa, tidak ada yang lucu sebenarnya, yang lucu cuma wajah Novia karena menekuk sempurna. "Beb, udah, lagian kalian kok gak ngajak kita, bahaya tau."

Novia menatap Nayl sinis, "Justru bahaya kalau ada kalian, lihat aja itu ada buaya." Tunjuk Novia pada Danil yang sedari tadi diam mengunyah permen karetnya sambil bersandar pada pintu.

Danil cengo, "Lah?" Bisa-bisanya dia yang sedari tadi diam juga mendapat amukan, dikatain buaya lagi.

Sabar Danil sabar! 

Orang ganteng banyak ujian!

"Halo..." ucap seseorang di depan pintu menginterupsi mereka semua, pandangan mereka semua langsung tertuju ke sumber suara, yang langsung membuat Nabila memeluk Novia erat, takut-takut Novia makin murka.

"The Fuck?"

Novia dibuat tidak percaya dengan penglihatannya sendiri, tepatnya di depan pintunya datang dua mahluk buaya lainnya, Powl dan Rahman. Kali ini lebih parah karena mereka bahkan tidak sekelas. Novia menolehkan wajahnya ke Nabila, kali ini dia tidak perlu menebak lagi karena pelukan Nabila yang makin erat menjadi jawabannya.

"Nabilaaa..."

"Maaf, dia maksa gak ngizinin aku pergi kalau gak diajak,"

Syarla yang dari tadi diam memutar bola matanya, "Eh, Powl, Nabila itu masih pacar ya bukan istri lo! Gak perlu dia izin-izin segala."

"Lah, terserah gua lah, pacar-pacar gua, lo kalau mau dilarang juga minta aja sono sama Danil." Jawab Powl sensi.

"Badjingan!" umpat Syarla tidak terima.

"Terus sekarang gimana?" tanya Anggis yang bingung, bukan apa-apa nih, tapi Anggis sudah memperhitungkan dengan matang-matang apa saja yang perlu dibawa termasuk kendaraan menuju kesana. Bertambahnya anggota dadakan, merusak semua rencananya.

UNDERCOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang