"DRAF {1}"

396 108 11
                                    

Hay, Good Afternoon!
-
-

Gimana menurut kalian cerita part satunya?
Gak seru? Iyalah, kan baru awalan😁,makanya, pantau sampai tamat!
-
-
Note: jangan lupa, bawa sahabat, kerabat, teman untuk baca cerita ku ini, biar ketawa bareng-bareng, biar gak di anggap apa gitu, hihi 😁
-
-
Selamat Membaca, guys♥️


Setelah sampai, lagi dan lagi mata Aurel membulat sempurna, melihat ruangan yang amat besar di hadapan nya.

"Ini... kantin?" tanya nya, tanpa ia sadari memegangi tangan Icha, hingga Membuat nya terhenti.

"Iyah, napa emang?"

Aurel masih tak percaya, mulut nya masih menganga, melihat sekeliling tempat kantin.

Setiap penjuru memiliki hiasan pohon kaktus serta bunga, melihat sang juru masak seperti chef asli, memakai baju khas chef.

"Napa si, Lo? Ayok cepet, gue laper!"

Dengan paksa, Icha menyeret tangan Aurel menghadap warung nasi. Aurel sedikit kaget atas perlakuan Icha tersebut.

"Lo, mau makan apa?"

Tak ada jawaban dari Aurel, anak ini masih diam, melihat sekeliling kantin. Benar-benar kantin bintang lima.

"Aurel! Lo mau makan apa?" tanyanya kembali seraya menggoyahkan tubuh Aurel.

"Serah Lo, aja." jawab nya setengah sadar.

"Bi, nasi goreng jumbo nya dua, pake telur, daging, lauk, sama sambel nya jangan lupa. Terus, minuman nya... air mineral dua, tapi yang di botol seperti biasa yah, Bi. Sama es teh manis nya." pesan nya.

Si Pedagang hanya memberikan ulasan senyum, dengan jari membentuk oke.

•••

Hanya memakan 10menit, semua pesanan jadi dalam dua mapan.

"Semuanya, jadi enam puluh. Ini tiga puluh, ini tiga puluh,"

"Rel, tiga puluh nya sini,"

Kedua bola mata Aurel membulat sempurna. "Tiga puluh?" pekik nya.

"Iyah, mana sini?" balas Ica seraya menjulur 'kan tangan nya.

Aurel masih terdiam, beli makanan apa aja hingga mengeluarkan tiga puluh? Padahal, uang tiga puluh bisa saja ia pakai selama tiga hari untuk membeli ketoprak dengan porsi jumbo.

"Cepet, Rel. Keburu masuk!"

Dengan perasaan keheranan, Aurel mengeluarkan selembar uang biru dari saku bajunya, lalu memberikan nya terhadap ica.

Setelah membayar, mereka duduk ditempat paling ujung. Halnya, untuk lebih mudah keluar saat bel memanggil.

"Hey, ini kok... kok bisa sampe tiga puluh, gini?"

Icha langsung terhenti dari makan nya, melihat kearah Aurel dengan heran. "Apa nya?"

"I--ini, ini kok bisa sampe tiga puluh, gini?"

"Masa lo gak tau? Ini, namanya nasi goreng jumbo, harganya sepuluh ribu, daging ini, harganya lima ribu, lauk ini, harganya tiga ribu, sedangkan sambal, harga nya tiga ribu sama seperti lauk. Terus, es teh nya sama tiga ribu, sama ini nih, Air mineral nya empat ribu. Coba hitung jadi berapa? Jadi tiga puluh tibu, kan?" Jelas Icha, seraya nunjuk satu-satu makanan Aurel. "Dan satu lagi, panggil gue icha, jangan hey, terlalu jelek untuk muka gue yang kaya bidadari ini."

Aurel hanya terpenganga atas ungkapan Icha, tanpa memperdulikan ucapan Icha yang terakhir. Masa iya, nasi goreng jumbo harganya sepuluh ribu, ukuran nya juga kecil, hanya sebatas mangkuk untuk anak-anak berumur tiga tahun. Sangat sedikit!

Aurel And Four Boys [Hiatus Sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang