[Inspirasi: If You Only Knew - Alexander Stewart]
||
||
\/Lagi, kakiku berakhir di tempat ini untuk kesekian kalinya.
Lagi, kini hanya pagar besi ini yang jadi pembatas.
Tinggal kuloncati dan aku akan mengalir bebas bersama mereka.
Mereka yang terlihat tenang, terlihat senang berliuk dengan bebas mengalir tanpa beban.
Lagi, pikirku berkata "Aku ingin pergi bersama mereka.."
Lagi, AKU BUKAN DIRIKU.Aku berusaha, sudah berusaha. Untuk bertahan sekuat yang kubisa. Tapi pikiran itu tidak pernah sepenuhnya meninggalkanku. Terus kembali meski bagian dari diriku tahu betapa beruntungnya aku bisa hidup. Hanya saja semakin hari semuanya terasa hampa bagiku. Dan itu sangat menyakitiku.
Terlalu sakit, terlalu sedih, hingga kupikir menangis pun tak membantu. Setiap hari selalu kewalahan dengan pikiranku sendiri. Aku lelah. Aku mau berhenti. Tolong.. Siapapun tolong aku..
Lihat. Kakiku mulai memanjat. Apakah hari ini aku akan benar-benar kalah? Aku begitu lemah. Aku tidak bisa melakukannya sendiri. Tolong aku.. Siapapun.. Tolong..
# POV SAVIRA #
"Lu mau ngapain?! Turun!!" Kurangkul pinggangnya dan ku tarik turun. Nafasku tersengal sengal setelah berlari sekuat tenaga dari ujung jembatan ke sini. Ke tengah jembatan di atas sungai yang mengalir begitu deras. Jantungku berdetak kencang karena takut tak sampai tepat waktu.
"Lu ngapain??!!!" Teriakku sambil mencengkram kedua bahu gadis dihadapanku. Tak ada jawaban. Wajahnya tanpa ekspresi. Tatapannya kosong. Tak sepertiku yang bergetar sampai ke jari-jari, dia terlihat terlalu tenang. Membuat hatiku sangat sakit melihatnya. Hingga mataku memanas dan bulir bening berjatuhan tanpa tertahan.
Kurangkul dan kudekap erat tubuhnya yang terasa dingin. "Gapapa.. Gapapa.. Sekarang lo baik-baik aja" Ucapku disela tangis. Kurasakan badannya bergetar dan terdengar suaranya tercekat pelan. "Gapapa nangis aja" Kataku sambil mengusap belakang kepalanya. Barulah setelahnya dia meraung-raung. Tangisnya pecah dan tubuhnya ambruk terduduk di atas jembatan.
Aku terus mendekap dan mengusap punggungnya selagi kami berdua menangis. Gadis ini terlihat masih sangat muda. Mungkin seusia adiku yang sedang kuliah di luar kota. Apa yang terjadi padanya sampai dia berada di titik ini?
THE END
___________________________________________
Barangkali ada yang butuh:
https://blog.opencounseling.com/hotlines-id/Reminder:
112 (No Panggilan Darurat)