Setelah di periksa dokter pribadi keluarganya akhirnya chika dinyatakan hamil dan sudah memasuki usia dua Minggu. Tentu saja mereka semua bahagia mendapat kabar yang sangat dinanti-nantikan kedua orang tuanya satria.
Sedangkan satria yang awalnya ingin memiliki anak seketika langsung hilang saat dokter menyarankan satria untuk tidak melakukan hubungan intim dengan chika, tentu saja ia menolak ia tidak bisa sehari saja tidak menyentuh chika rasanya hampa.
Sedangkan chika ia berteriak seneng mendengar itu, seperti sekarang ini satria terus merengek meminta jatahnya namun chika terus menolak dan mengancam mengadu pada mertuanya.
"Jahat banget jadi istri" kesal satria memukul pelan wajah chika menggunakan bantal empuk miliknya, Melipat kedua tangannya di dada Menatap langit-langit kamarnya yang mewah. "Chika, lo betah enggak di sini?" Tanya satria tanpa menoleh melirik istrinya.
"Lumayan, kenapa emangnya?" Tanya chika menatap wajah satria dari Samping.
Satria menoleh menatap wajah chika. "Enggak papa. Gue lebih tenang kalau lo tinggal di sini, setidaknya kalau gue kerja pulang malam lo enggak kenapa-kenapa" jawab satria.
Chika tersenyum tipis ia mengelus rambut panjang satria yang mulai menutupi kening satria, sungguh suaminya ini sangat tampan namun seribu sayang dia seorang pria egois dan jahat.
"Kalaupun aku ditinggal kerja dan kakak pulang malam aku enggak papa ko, lagian kamu kerja juga buat kita berdua" sahut chika.
Satria mencium singkat bibir chika. "Lo kalau gini bikin gue games" ucap satria mencium gemes pipi chika.
Chika memeluk satria. "Kamu jangan galak-galak sama aku soalnya aku lagi hamil anak kamu" pinta chika.
Satria diam menatap wajah chika. "Udah gue bilang kalau gue enggak nakal galak sama lo kalau lo enggak bikin gue kesal" jawab satria.
Chika mengangguk ia semakin erat memeluk satria. "Aku mau bobo dulu kakak enggak papa ditinggal aku bobo?" Tanya chika hati-hati.
Satria mengangguk pelan. "Enggak papa." Jawab satria sedikit tidak ikhlas ditinggal tidur.
***
Satria siap dengan pakaian kantornya hari ini ia sudah kembali berkerja seperti biasa. Mereka berdua juga sudah pindah rumah ke rumah pribadi satria.
Satria memeluk Chika yang mengantarnya sampai teras rumah. "Gue mau ponsel lo selalu aktif disaat gue telpon, jangan menyentuh benda yang tajam, jangan makan sembarangan, jaga istirahat, jangan kecapekan jan----"
"Iya-iya, sana berangkat" potong chika malas.
Satria menatap tajam chika, berani sekali istrinya memotong ucapannya. Chika yang menyadarkan perubahan wajah suaminya buru-buru ia memeluk satria Erat ini salah satu cara supaya satria tidak marah.
"Aku tau mana yang baik dan mana yang enggak baik, kamu jangan khawatir lagian mama juga nanti siang ke sini" ucap chika memeluk satria.
Satria melepaskan pelukan chika menatap chika dengan tatapan yang masih sama. "Gue enggak suka lo potong ucapan gue, paham?" Tanya satria mencengkeram lengan chika.
Chika mengangguk takut. "I-iya paham" jawab chika takut.
"Beri aku satu tanda merah di sini" pinta satria menunjuk ke lehernya.
Chika mengerutkan keningnya tidak paham maksud satria. "M-maksudnya?" Tanya chika sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"BERIKAN SATU TANDA MERAH DI LEHER GUE SIALAN! LO JANGAN BERPURA-PURA POLOS" bentak satria marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
protective Devil [TAMAT]
JugendliteraturSatria Kalandra biasa dipanggil satria pria berprofesi sebagai CEO muda di perusahaan miliknya, Satria official. Sekaligus mafia terkejut. Terobsesi dengan gadis cantik yang tidak sengaja ia temui. Chika kayara gadis berusia 21 tahun harus menerima...