Suara jeritan muncul dimana-mana memenuhi Mansion Keluarga Amor. Revan beserta pasukannya, berlari keluar dan melihat kekacauan yang dibawa oleh para monster yang tiba-tiba muncul entah dari mana. Monster itu berjumlah 6 ekor dan ukuran yang besar seukuran sebuah rumah sederhana.
Vania sebagai Duchess tentunya memiliki tugas untuk membawa para tamu berlindung ditempat yang aman. Setelah membawa para tamu ketempat aman, Vania kembali ketempat kejadian dan melihat Revan yang mengayunkan pedangnya melawan para monster itu.
"Jika hanya Revan dan Cesar. Apa ini tidak akan berbahaya"batin Vania tidak tenang.
"Seperti yang diharapkan dari seorang Duke Amor, bahkan jika masih muda. Kita tidak bisa diremehkannya"Vania berbalik keasal suara dan melihat Tuan Putri Rosse mendekatinya dengan senyum cerah.
"Tuan Putri, apa yang anda lakukan ditempat berbahaya ini?"tanya Vania waspada. Bagaimana pun anggota kerajaan adalah orang-orang yang merepotkan.
"Jangan terlalu waspada, saya bisa membantu suami anda. Tapi saya ingin anda menjadi rekan saya"jelas Rosse menawarkan tujuan kedatangannya.
"Maaf, jika anda memilih rekan. Sepertinya anda memilih orang yang salah, saya hanya Duchess dalam nama. Saya tidak memiliki kekuatan apa pun untuk mendukung anda sebagai rekan"
"Bagaimana mungkin? Saya yakin seorang pelintas bukanlah orang yang biasa-biasa saja"Vania terkejut saat identitasnya langsung terbongkar, untuk sesaat Vania bahkan tak bisa mempertahankan eksperesi tenangnya.
"Anda?!"
"Saya memiliki kekuatan melihat masa depan dan masa lalu. Meskipun saya harus membayar dengan umur jika ingin mengintip. Anda pasti sangat ingin mengetahui kebenaran asli dunia ini. Apakah Dunia ini Dunia Novel yang anda tulis? Atau apakah anda awalnya seorang yang telah mengulang waktu"untuk sesaat Vania merasa tergoda dengan perkataan Rosse. Dirinya memang ingin memastikan kedua hal tersebut, yang mana kebenarannya. Hanya saja, apakah Vania bisa mempercayai Rosse? Sangat sulit untuk mempercayai seseorang yang tiba-tiba mengetahui rahasia terbesar mu.
"Bagaimana saya bisa mempercayai mu? Saya butuh bukti ketulusan anda, sehingga saya bisa percaya pada anda"
"Saya suka kehati-hatian anda. Saya akan memperlihatkan ketulusan itu adalah hal pasti. Baiklah, bukti pertama ketulusan saya. Yang pertama adalah saya akan membantu suami mu menyingkirkan monster menyebalkan"ucap Rosse dengan senyum cerahnya. Rosse melambaikan tangannya dan muncullah sebuah tombak petir ditangannya dan dilemparkan satu-persatu kearah monster tersebut. Rosse yang menjadi pusat perhatian karena menghabisi beberapa monster yang tersisa, tidak mempedulikan tatapan aneh mereka. Tatapan mata Rosse hanya menatap Vania, seolah mengatakan aku telah menunjukkan ketulusan pertama ku. Vania yang agak malu dengan situasi ini, hanya mengangguk pada Rosse sebagai tanggapan.
Sedangkan para saksi mata yang melihat sihir Rosse. Berbisik-bisik bahwa kekaisaran akan memulai gejolak perebutan tahta. Bagaimana pun, Rosse awalnya tak pernah menunjukkan kemampuan sihirnya, dan hanya memperlihatkan kemampuannya dalam administrasi dan pemerintahan. Sehingga meskipun dirinya dicap sebagai saingan dari Putra Mahkota, dirinya masih dianggap agak lemah. Di karenakan dari setiap generasi penerus Raja adalah seorang yang memiliki sihir yang kuat.
Sekarang sepertinya para bangsawan akan terbagi menjadi dua kubu. Pertama kubu Putra Mahkota Dylan dan yang kedua kubu Tuan Putri Rosse. Dan karena campur tangan Rosse membantu Duke Amor mengatasi kekacauan, semua orang diam-diam ingin mengetahui bagaimana tanggapan Duke Amor. Apakah dirinya akan menawarkan kesetiannya? Atau memberikan hadiah saja, sebagai tanda terima kasih.
Kesimpulannya semuanya sedang menonton pertunjukan dengan antusias. Vania yang sudah letih dijadikan pusat perhatian. Mepersilakan Tuan Putri Rosse untuk mengikutinya dan berbicara ditempat yang lebih tenang akan lebih baik, bukan?
Disisi lain tanpa sepengetahuan mereka, Dylan bersembunyi diatas pohon menatap adik tirinya dengan tatapan main-main seolah sudah memprediksi jika Rosse akan melakukan hal seperti itu.
"Aku tau jika anda menyembunyikan kekuatan sihir, hanya saja saya tak menyangkan jika kekuatannya sebesar itu. Sepertinya saya harus menganggap anda, sebagai saingan yang sebanding dengan saya"bisik Dylan dengan senyuman palsu menghiasi bibirnya. Meskipun senyuman menghiasi bibirnya, matanya sangat dingin dan penuh niat membunuh.
❤❤❤
"Mari kita berbicara bisnis"ucap Vania pada Rosse dengan eksperesi serius. Rosse menatap Vania dengan senyiman cerianya, lalu mengeluarkan gulungan kosong beserta pena. Vania paham jika Rosse ingin membuat perjanjian sihir, sehingga mereka akan bisa saling percaya.
"Baiklah, mari kita diskusikan apa saja yang akan ditulis dalam perjanjian ini"Vania mengangguk serius, setuju dengan ucapan Rosse.
"Pertama saya ingin anda mendukung saya, tenang saja. Ini bukan perwakilan dari keluarga Amor, tetapi hanya Duhcess Amor saja. Sementara saya juga akan menjadi kekuatan anda. Anda juga membutuhkan kekuatan pendukung kan?"
❤❤❤
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak dalam Novel "My Beast" - END
Fantasía🔊 Perhatiah: cerita ini memiliki banyak adegan yang kekerasan dan sebagainya. Jadi adik-adik dibawah umur jangan baca. Vania tak menyangka bahwa dirinya akan terjebak didalam novel yang ditulisnya saat remaja, novel itu "My Beast" yang berkisah te...