Thirteen✓

4K 187 41
                                    

"KAK ELLA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KAK ELLA." teriak bocah laki - laki berusia 10 tahun itu sambil berlari menghampiri Ella,di ikuti Papi nya dibelakang nya.

Sedangkan gadis itu tersenyum saat Arsya udah berada di samping nya, "Arsya nggak boleh lari - lari nanti jatuh!"

Bocah laki - laki 10 tahun itu adalah Arsyaka Ephraim adik dari Arkana Ephraim. Dia masih duduk di bangku kelas 4 SD memang, tapi ketampanan nya tidak perlu diragukan lagi.

Bagaimana tidak, Tuan Ephraim selaku Papi Arkan adalah asli orang Kanada. Dia begitu tampan di usianya yang sudah berkepala dua, tapi dia masih terlihat muda. Jangan lupakan Mami Clara, di balik kecerewetan nya itu dia begitu terlihat cantik, feminim, dan awet muda tentunya. Dia juga wanita asli Indonesia.

Jadi tidak salahkan kalau Arkan dan juga Arsya begitu tampan, itu karena mereka termasuk blasteran Canada - Indonesia.

Arsya menyengir menatap Ella lekat, "hehehe, Arsya terlalu seneng karena ada kak Ella disini."

Mami Clara yang melihat betapa antusias anaknya itu tersenyum gemas,"udah - udah Arsya duduk ya, ayo kita makan kasihan kak Ella nya udah laper."

"Iya mam." Arsya duduk di samping kursi Ella, bersamaan dengan tuan Ephraim yang duduk di kursi tempat kepala rumah tangga biasanya makan.

Mami Clara menatap Bi Surti, "bi ambilin makanan nya ya."

Wanita paruh baya itu tersenyum dan mengangguk, "baik nyonya."

"Ella bantuin ya bi," Ella hendak berdiri dari duduk nya namun Bi Surti dengan cepat mencegah nya.

"Nggak usah non, biar bibi aja."

Mami Clara terkekeh pelan, tangannya terulur untuk menarik tangan Ella lembut agar gadis itu kembali duduk. "iya sayang biar bi Surti aja, kamu duduk disini aja kan tamu, gimana sih sayang?"

Ella yang mendengar itu pun kembali mendudukkan dirinya. Dia melihat Arsya yang juga tengah menatapnya dengan senyuman manisnya, Ella pun tersenyum satu tangan nya ia gunakan untuk mengusap pucuk kepala Arsya.

"Arsya gimana sekolahnya?"

Arsya itu terkenal memiliki senyuman yang begitu manis, murah senyum, serta sifat Arsya yang sama persis seperti Mami Clara. Beda halnya dengan Arkan yang sifatnya menurun dari Papi Ephraim. Tertutup, datar, serta tatapan tajamnya yang mampu membuat orang di sekitarnya ketakutan.

"Kayak biasa kak, nggak ada yang spesial. Malahan banyak banget temen perempuan Arsya yang suka ngasih-ngasih Arsya coklat atau bunga gitu." curhatnya dengan muka polos yang menurut Ella begitu mengemaskan.

Arsya memang begitu terkenal di sekolahnya bahkan teman perempuan nya sangat banyak yang menyatakan perasaannya kepada Arsya. Tapi Arsya selalu menolak ungkapan perasaan dari teman perempuan nya itu dengan halus.

Ella terkekeh, kedua tangannya mencubit gemas pipi chubby Arsya, "terus Arsya terima nggak?"

Arsya mengangguk, "kata Mami nggak baik nolak rejeki, jadi ya Arsya terima aja, meskipun Arsya bagi-bagi ke temen-temen cowok Arsya lagi."

Rumah Tanpa Jendela [VER LENGKAP DI NOVELTOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang