part 18

1.1K 138 0
                                    

Mark turun dari lantai atas bersama dengan Jeno yang tengah ia tuntun. Pemandangan pagi-pagi ini benar-benar buruk untuk hati Mark yang sedang senang.

Terlihat sang ayah dan sang ibu yang bertamu kerumahnya. Belum lagi sang kakak sepupu yang ada di depannya saat ini.

"Anak itu lumpuh?"
Tanya Abigail dengan kesal. Saat melihat Jeno yang di antar Mark bahkan sampai ke tempat duduknya. Mark tidak menjawab dan masih membantu Jeno untuk duduk dengan nyaman.

"Cih! Istri sah mu bahkan sudah hamil delapan bulan. Tapi kau lebih memperhatikan anak itu"
Ucap sang kakak dengan sinis. Mark hanya menatap datar dirinya.

"Kenapa papa dan mama ada di sini?"
Tanya Mark to the point saat melihat kehadiran kedua orang tuanya.

"Untuk melihat perkembangan kedua calon cucu ku"
Ucap sang ayah. Sang ibu hanya tersenyum lembut saat melihat Jeno yang tengah menatap lapar semua makanan itu.

"Jeno lapar, sayang?"
Tanya nyonya Lee. Jeno mengangguk lucu.

"Tapi, ma. Aku hanya memasak ini untuk kalian"
Ucap Youra yang sedari tadi hanya diam saja.

Mark menatap nyalang sang istri.
"Apa maksud mu hanya untuk kami? Kau tidak memikirkan anak mu?"
Tanya Mark dengan kesal. Youra hanya diam saja namun wajahnya terlihat tidak peduli.

"Tidak apa daddy, Jeno bisa meminta tolong pada bibi memasak untuk Jeno"
Ucap sang anak. Mark mengelus rambut Jeno dengan lembut. Anak ini benar-benar sangat baik. Entah kenapa ia tidak menikah dengan Jeno saja sejak dulu?

Selesai sarapan mereka memutuskan untuk pergi ke ruang tamu. Ada yang ingin tuan Lee bicarakan pada mereka.

"Jika nanti anak Youra lahir dengan selamat. Aku akan menjadikannya penerus untuk ku begitupun sebaliknya. Tapi jika dua-duanya yang selamat, maka hanya anak Youra yang akan ku terima. Sedangkan Jeno, aku memutuskan untuk membawanya pergi ke kanada"
Ucap tuan Lee. Jeno yang mendengar hal itu langsung menggeleng pelan.

"Nggak mau! Daddy.."
Rengeknya.

"Cih bocah sialan! Sadar dirilah! Suami siapa yang sudah kau rebut itu!"
Teriak Abigail dengan kesal.

"Abigail, jangan ikut campur!"
Peringat sang bibi. Abigail hanya bisa diam saja.

"Papa tidak bisa memisahkan ku dengan Jeno. Dia hamil anak ku, pa. Anak yang ada di dalam kandungannya itu anak ku. Aku tidak akan membiarkannya pergi dari ku"
Ucap Mark dengan serius.

"Tapi Mark, kau sudah melakukan kesalahan besar. Mau di taruh mana muka papa nanti jika semua orang tau yang sebenarnya"

"Persetan dengan semua itu! Aku serius mengatakan untuk jangan memisahkan ku dengan Jeno. Pa, aku sudah besar, aku bukan anak kecil lagi. Aku jauh lebih dari kata dewasa untuk papa. Bahkan perusahaan ku sudah ada dimana-mana. Hanya karena masalah ini tidak akan merusak reputasi ku!"
Ucap Mark dengan yakin. Sang ayah hanya berdecih pelan, terlalu lemah untuk berdebat dengan anaknya ini.

"Jika papa berusaha menjauhkan Jeno dari ku lagi. Aku akan menarik semua aset yang ku miliki di korea selatan, dan pergi membawa Jeno ke italia bersama ku. Aku juga akan menceritakan semuanya pada paman Williams, aku yakin paman pasti akan menerima pilihan ku"
Ucap Jeno akhirnya. Tuan Lee yang mendengar nama sang kakak sepupu di sebut langsung memicingkan matanya kearah sang anak. Walaupun sebenarnya ia juga tau, jika kakak sepupunya itu pasti akan mendukung anaknya ini.

Youra menatap sang suami dengan tidak percaya bagaimana bisa ia dengan teganya meninggalkannya sendirian.

"Tapi Mark aku mengandung anak mu!"
Teriak Youra.

"Kalau begitu bersikaplah adil! Aku menyayangi anak ini. Dia tanggung jawab ku sekarang!"
Lalu setelahnya pria tampan itu pergi begitu saja sambil membawa Jeno bersamanya, meninggalkan seluruh keluarganya yang hanya bisa saling tatap di ruang tamu itu.


















































Sanzion Nakamura Alvyn Suldarta

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Stepfather (MarkNo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang