"DRAF {7}"

158 70 4
                                    

Hallo pembaca setia ku.
Gimana tanggapan kalian dengan cerita ini, coba komen disini 👉
-
-
Bawa teman, kerabat, sahabat, keluarga untuk mengikuti membaca cerita ku yang banyak "HahahHihi" nya ini, biar gak ketawa sendirian🤣
-
-
Pokok namah, hoyong vote /komenan na nya, akang-ece🤭♥️
-
-
Sok, manga di baca🤭

•••


*****

"Kemana aja? Mamah dari tadi nunggu kamu. Bahan-bahan nya sudah habis, banyak pelanggan mengantri tadi, tapi pada pulang lagi karena kekurangan bahan," tanya Aminah, ketika melihat Aurel yang baru saja datang.

"Maaf, Mah. Tadi... Aurel bantuin orang dulu," balas nya, seraya duduk didekat Aminah, dan memberikan kresek pesanan Aminah.

"Bantu apa? Sampai memakan waktu 1jam, malahan lebih," tanya Aminah sambil berjalan kearah dapur tempat memasak bahan-bahan yang habis.

"Tadi..."

Aurel mulai menjelaskan kejadian yang tadi ia alami, saat pertama mendengar. Aminah juga khawatir dan juga tegang, tapi bersyukur, gadis satu-satu nya ini tidak kenapa-napa.

Kadang tegang kadang ketawa Aminah mendengar cerita Aurel. Apalagi, pas kejadian Aurel salah menyalakan suara Sirine.

"Haha... makanya, dalam melakukan hal apapun, perhatiin baik-baik,"

"Hehe.. iya, Mah. Lagiankan panik, Aurel harus gimana? Jadi, yah... gitu, salah. Hihi," cengenges nya.

Aminah hanya menggeleng seraya tersenyum. Dan tentu nya, masih pokus mengupas bawang sejak pertama mendengar cerita Aurel.

"Tapi Mah, Salah satu nya, Aurel bawa kerumah."

Aminah langsung memandang wajah Aurel  kaget. "Bawa kerumah?"

"Iyah. Abis tadi, Aurel bangun-bangunin juga, gak bangun. Jadi, Aurel bawa deh,"

"Yasudah, kamu tungguin dia. Entar kalo dia bangun, bisa kebingungan."

"Gak papa, nanti aja pas pulang dari sini,"

"Ini warung tutup masih lama, Aurel," timpal Aminah.

"Gak papa, dari pada entar, kalo ada yang tiba-tiba masuk rumah, kan jadi berabe Mah, di sangka lakuin hal yang enggak-enggak?"

"Iya juga, tapi, lebih kasian lagi jika ia dianggap maling,  Rel?"

"Mudah masalah itu mah, entar kita jelasin aja 'kan?"

Aminah hanya memingkan wajah menghembus kan nafas kasar.

"Sudah, Mamah lanjutin aja jangan khawatir, biar nanti Aurel yang urus. Udah yuk, Aurel bantu masaknya." ajak Aurel, seraya memegangi kedua pundak Aminah menuju talenan yang menyisakan bawang sudah terpotong setengah.

*****

Sore 05:13.

Aurel serta Aminah bergegas menaiki motor ke sayangan Aurel.

"Di depan aja, Mah. Masih bolong juga," titah Aurel, untuk menyimpan kresek gede yang berisi barang-barang yang tengah Aminah pegang.

"Mamah pegang aja, susah nanti kamu nyetir,"

"Gak papa,"

Aurel langsung mengambil kresek yang ada ditangan Aminah, lalu menyimpan nya di depan. Setelah nya, tanjab gas menuju arus balik.

Lagian, kedua nya memikir kan Rizky, hampir setengah hari mereka meninggalkan nya dirumah.

*****

Setelah sampai di pekarangan rumah, keduanya telah mendapati Ariel yang tengah duduk memainkan ponsel di kursi kayu depan.

Aurel And Four Boys [Hiatus Sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang