Aimer Resort

5 1 0
                                    

Sesuai janjinya, Billy menemani Aurora istirahat di salah satu kamar Presidential Room. Sebelumnya Aurora juga sudah mengabari Kezie untuk segera menyusulnya jika sudah sampai nanti.

Lokasinya berada di tepi pantai, di atas bongkahan batu karang yang besar. Totalnya ada 200 kamar resort termasuk villa dan penthouse. Ada restoran, bar mewah, pantai privat sepanjang 1 km, pusat kebugaran, spa, kolam renang di tepian tebing dan fasilitas wisata lainnya.

Jadi tidak heran peresmiannya diadakan besar-besaran. Bahkan mengundang penjabat pemerintahan, influencer dan para pengusaha besar. Resort pertama di Jakarta dan termegah di Indonesia ini memakan dana yang tidak sedikit.

"Emang gapapa kalau gak nyapa tamu dulu?" Tanya Aurora yang masih heran karena Billy malah mengajaknya istirahat tanpa menyapa beberapa tamu undangan yang sudah datang.

"Gapapa kok. Ntar malem aja sekalian," ujar Billy sambil mengusap kepala Aurora.

Keduanya sedang bermesraan di balkon dengan pemandangan pantai yang indah. Aurora menyandarkan sebagian tubuhnya pada Billy yang memeluk pinggang rampingnya dari belakang.

"Cewek tadi siapa?"

"Cewek? Yang di lift?" Tanya Billy membuat Aurora menengadah menatapnya tajam.

"Emang kira-kira aku mau nanya cewek yang mana lagi? Resepsionis di bawah? Atau mbak cs yang tadi papasan sebelum masuk kamar?"

Billy tersenyum kaku lalu mengeratkan pelukannya sambil meletakan dagunya di atas bahu Aurora.

"Itu Stella. Rekan kerja, dulu pernah ada proyek bareng."

Billy menunggu gadis itu menanggapi jawabannya. Namun Aurora malah berbalik sambil menyembunyikan wajahnya di dada Billy.

Hiks

"L-loh?"

Billy menegakan tubuhnya mendengar isakan itu. Ia meletakan tangan kanannya di pipi kiri Aurora lalu membawa wajah yang sendu itu menatapnya. Billy kaget melihat wajah kekasihnya sudah memerah menahan tangis.

"Gimana kalau dia rebut kamu dari aku?" Tanya Aurora dengan bibir bergetar malah mendapat sentilan pelan di dahinya. Namun setelah itu Billy dengan cepat mengecup lembut dan mengusap-usap dahi Aurora.

"Mana ada? Ngide dari mana kamu?"

"Dia cantik, sexy, dewasa juga. Dia tadi bilang mau cowok kayak kamu. Kalau dia rebut kamu, terus aku gimana?" Tanya Aurora yang kini kedua pipinya sudah basah karena tidak bisa menahan air matanya lagi.

"Ya ampun, Ara. Tadi di lift berani banget, sekarang kok jadi cengeng?"

"Ya kan tadi biar keren aja. Nyampe sini baru kepikiran kemungkinan terburuknya," ujar Aurora membuat Billy tertawa lalu mengecup gemas pipi kanannya.

"Jangan ketawa! Aku serius ini!"

"Ok ok maaf. Sayang, nobody could steal me from you," ujar Billy dengan sungguh-sungguh membuat tangis Aurora mulai mereda namun bibirnya masih melengkung ke bawah.

"Ok dia cantik, tapi bagi aku lebih cantikan kamu. Ok dia sexy, tapi cuma kamu yang bisa bikin aku tremor parah. Ok dia dewasa, tapi aku cuma mau sama anak kuliahan yang cengeng ini. Gimana dong?" Tanya Billy tesenyum hangat sambil membelai pipi Aurora. Gadis itu terdiam berfikir sejenak.

'Gapapa deh dibilang cengeng, yang penting laki gue gak ngelipir.'

"T-tapi dia pegang-pegang kamu sembarangan. Aku gak suka."

Om Jadian Yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang