Part 36

34.9K 1K 107
                                    

Sekarang aku tengah berjalan bersama teman-teman ku ada Winda, Ayu , Ojan , Mamat dan Asep.

Kami sedang menuju ke lapangan tempat biasa orang-orang kampung berkumpul, seperti biasa akan ada pertandingan bola antar pemuda kampung, aku yang sedang asik rebahan di rumah Bapak langsung di ajak oleh Winda, jadi ya mumpung aku sedang gabut aku pun ikut dengan mereka.

Tak lama kami pun sampai di tempat tujuan, cukup banyak orang hari ini karena memang pertandingan ini ada hadiah nya yang di sponsori oleh juragan sapi dikampung ku karena cucu nya telah lahir, jadi sebagai bentuk rasa syukur selain mengadakan sukuran beliau juga mengadakan pertandingan ini.

Sebenarnya pertandingan sudah diadakan sedari pagi dan ini sudah sore hari tinggal mengadakan pertandingan final untuk menentukan juara pertama.

Kami pun berjalan ke arah salah satu tim yang akan bertanding kali ini. Di sana aku kenal beberapa orang, diantara nya ada Jalu, Rohim, dan Wahyu. Ya Wahyu pemuda yang pernah kurasakan sari pati milik nya.

Wahyu tampak begitu gagah tengah berdiri sambil berkacak pinggang , dia seperti sedang berbicara tentang strategi untuk pertandingan dengan teman temannya yang lain yang mengelilingi nya. Bajunya yang sudah basah karena keringat membuat tubuhnya tercetak jelas dan semakin menambah keseksiannya.

Aku dan yang lain duduk dipinggir lapangan dekat dengan tim Wahyu yang sedang berdiskusi di pinggir lapangan.

Tak lama pertandingan pun di mulai banyak sorakan dan teriakan untuk mendukung tim masing-masing temanku yang lain juga tak kalah heboh sedangkan aku hanya diam sambil bertepuk tangan aja, malu coy kalo ikut teriak-teriak juga.

"Wahyuuuu!!! Semangat!!!!"

"Semangat wahyuuu!!!!"

"Semangatttt!!!"

Aku menoleh ke salah satu perempuan yang sedari tadi meneriakkan nama Wahyu, memang sih diantara pemuda yang lain Wahyu memang yang paling ganteng dan wajar bila banyak yang menyukainya tapi ntah kenapa aku gak suka, cemburu mungkin.

Diawal permainan tim Wahyu memimpin tapi ntah kenapa permainan mereka jadi jelek bahkan skor mereka tertinggal jauh dari lawan dan akhirnya mereka pun kalah di babak pertama. Kulihat Wahyu beserta tim nya mendekat ke tempat mereka menaruh barang mereka yang tak lain menuju ke arah tempat aku dan yang lain tengah menonton dipinggir lapangan. Mereka menggambil botol air yang telah di sediakan dan meminum nya, tak sengaja Wahyu melirik ke arah ku dan kami pun bertatapan, aku memberikan senyum ku ketika bertatapan dengannya.

"Ehh,, Rama kesini juga yaa, baru keliatan lagi euyy" ucap salah satu lelaki disana yang ku ketahui bernama Wildan, dia ini seumuran dengan Wahyu.

"Hehe iya dan, gabut dirumah jadi kesini deh, sekalian nyemangatin kalian juga "

"Waduhh jadi semangat euy Ari di semangatan ku nu bening mah" ucap Wildan cengengesan.

"Yeee sia mah bisaan , te bisa nyele jalma nu bening sia mah jelalatan mata na" ujar salah satu dari mereka yang tak ku kenal.

"Ahh sia oge harua kitu" ucap Wildan lagi tak mau kalah.

"Huusss, husss kok malah ribut, yeuh mendingan kita diskusi biar kita menang babak selanjutnya masa kalah di final, kita harus menang ie mah"

Kemudian mereka pun duduk di tanah bersama kami , dan Wahyu kebetulan duduk di sebelahku. Mereka berdiskusi dengan serius aku hanya diam menyimak, Winda sudah tak bersama kami dia pergi entah kemana tadi.

Waktu babak kedua pun akan di mulai Wahyu dan yang lain sudah bangkit bersiap - siap, tapi sebelum pergi ke pertandingan aku menahan tangan Wahyu membuat ia menoleh ke arah ku.

MEMIKAT PARA LELAKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang