It has been a while

203 24 5
                                    

Waktu dapat menyembuhkan segalanya. 

Aku tidak yakin tentang itu. Mungkin waktu tidak menyembuhkan apapun, tapi seiring berjalannya waktu, semuanya akan membaik dengan sendirinya. Mungkin tidak berubah drastis, namun ada progres nyata yang terlihat. Ya, mungkin itu yang lebih tepat untuk kondisiku. Seperti yang Seulgi bilang. 

Kita bisa melewatinya dengan perlahan-lahan. 

Minggu-minggu yang berat mulai terasa ringan dalam beberapa bulan. Obat-obatan yang awalnya ku pikir membuatku gila, kini memberikan dampak yang positif bagi tubuhku. Sakit kepala yang tidak berujung itu akhirnya sirna. Begitu pula kecemasan yang tak kunjung mereda kini berganti dengan ketenangan yang ku rasakan dan kebahagiaan yang mulai terlihat. Tidak ada lagi aku yang terjaga ketika malam hari. Sekarang aku bisa tertidur dengan pulas.

Tidak ada lagi suara negatif yang berbicara di pikiranku saat ini. Kemudian aku tidak merasakan sakit kepala lagi seperti di awal. Aku mulai bisa mengendalikan diriku dari segala pikiran negatif yang ada. Aku mulai bisa menikmati hari-hariku. Beraktivitas bersama Eomma, Appa dan adikku. Bahkan aktivitas sederhana seperti membantu Eomma menyiapkan masakan di dapur bersama adik perempuanku dan Seulgi yang sedang berkunjung membuatku bahagia. 

Bicara tentang hubunganku dengan Seulgi, aku merasa kami lebih dekat dari sebelumnya. Mungkin karena kini kami telah mengetahui apa yang kami rasakan satu sama lain. Aku tak pernah merasa lebih hidup dari ini. Hari-hari kami diwarnai dengan senyum dan tawa. Bila dirinya tak berada di sisiku, Seulgi pasti memastikan untuk memberiku kabar dan menelponku setiap malam.

"Seulgi, jangan tertipu dengan apa yang Hyunnie lakukan. Dia jarang memasak di rumah. Hanya karena kau atau member Red Velvet berkunjung saja dia mau memasak." Ledek Appa ketika aku sedang mengaduk-aduk sup yang aku buat untuk Seulgi.

"Appa!" Pekikku menahan malu. Aku tidak percaya Appa membongkar rahasiaku di hadapan Seulgi. Itu benar. Jika aku di rumah, aku malas memasak. Biasanya aku bergantian memasak bersama Seungwan di apartemen hanya karena kami berdua yang bisa memasak. Walaupun beberapa bulan ini Seulgi memintaku untuk mengajarinya untuk memasak, yang dengan senang hati aku lakukan. 

Appa menyeringai kecil. Seperti menyiapkan banyak bahan ejekan untuk menggoda diriku. 

"Hyunnie hanya ingin memasak untuk Red Velvet. Curang sekali~" Goda Appa sambil menyenggol bahuku.  

Seulgi yang sedang berkunjung ke rumah sibuk bermain game bersama Jiyeon. Aku belum memberitahukan mengenai hubunganku dan Seulgi kepada kedua orang tuaku. Aku pikir ini bukanlah saat yang tepat. Biarkan kami menikmati momen ini jauh lebih lama sebelum kami bicara pada mereka.

"Appa!" Pekikku dengan keras. Sementara Seulgi yang sejak tadi memperhatikanku memasak hanya tertawa bersama Jiyeon. Sepertinya mereka sudah selesai bermain dan menungguku untuk selesai memasak.

"Jadi kau bohong selama ini padaku, Hyun? Kau selalu bercerita bahwa di rumah selalu memasak untuk keluargamu." Ujar Seulgi dengan jahil. "Pantas saja, aku heran kenapa kau tiba-tiba memasak waktu kami berlima berkunjung ke rumah." 

"Oh, dia hanya pencitraan di depan kalian, Seulgi. Selama ini yang memasak di rumah adalah Eomma dan Jiyeon. Hyunnie hanya menggunakan dapur untuk memasak makanan untuk dirinya sendiri. Dia bahkan tidak pernah membiarkan kami mencicipi makanannya." Cibir Appa yang membuat aku semakin menunduk malu. 

"Tentu saja Appa. Unnie mengatakan itu hanya untuk membuat dirinya baik di mata Seulgi Unnie dan member Red Velvet lainnya." Ejek Jiyeon.

"Eomma...  Appa dan Jiyeon mengejekku!" Rengekku mencari bala bantuan, tapi Eomma yang sibuk memasak hanya menghela nafasnya pelan. 

It has been a whileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang