"Tidak akan berhasil jika terus seperti ini. Aku sudah mencoba yang terbaik... tetapi jika mereka terus membelah diri, tak peduli seberapa keras kita menyerang mereka, itu hanya akan membuang energi kita." Ucap Jiraiya pada Gamaken setelah mereka berhasil bersembunyi.
Jiraiya kemudian menoleh waspada, suara raungan dari anjing-anjing yang mengejarnya tadi kembali terdengar. Beberapa saat kemudian anjing itu membelah diri lagi.
"Mereka sudah di sini? Dasar anjing sialan!" Umpat Jiraiya.
Jiraiya melompat tanpa mengubah posisi segel tangannya, dia menyerang salah satu anjing yang sedang menerjangnya. Dia menargetkan bagian dagu dan mulut. Setelah menendang satu anjing, dia menendang tiga anjing lainnya dalam tempo yang cepat.
"Apa kau baik-baik saja?"Jiraiya berbalik menatap Gamaken, pundaknya menegang sedikit ketika melihat Gamaken kesulitan menahan serangan dari anjing-anjing raksasa itu.
"Gamaken!"
"Aku ini benar-benar si gesit." Itu adalah kalimat terakhir Gamaken sebelum dia jatuh tergeletak. Anjing-anjing itu mengelilinginya dan Jiraiya tanpa rasa takut langsung melompat keatas kepala Gamaken.
Jiraiya melepaskan segel tangannya dan menepuk kepala Gamaken dengan tangan kanannya, "Jika kau tidak bisa bergerak, Gamaken. Maka tidak akan ada waktu untuk memanggil dua tetua Sennin agung."
Sementara itu, tim 8 yang mengikuti setiap pergerakan Jiraiya secara berhati-hati harus menahan napas mereka. Karena saat ini, Jiraiya sedang berdiri dengan dikelilingi anjing-anjing yang seperti haus darah. Mereka akan melompat masuk kedalam pertarungan jika diperlukan.
Jiraiya mengangkat kedua bahunya, "Aku menyerah." Ungkapnya dengan santai.
Kiba yang mendengarnya dari jauh hampir saja berteriak kaget, beruntung Hinata dapat menutup mulutnya sebelum suara apapun terbuat.
"Diam. Ikuti saja apa yang dia lakukan." Bisik Hinata memperingati.
"Tapi aku kagum dengan kemunculan mereka yang terus bertambah, tapi! di tangan Sennin katak dari Gunung Myoboku, kalian semua tak lain hanyalah lalat-lalat kecil!" Ujar Jiraiya sebelum meletakkan tangannya diatas kepala Gamaken, melakukan kebalikan dari Kuchiyose.
Jiraiya membawa anjing-anjing itu kedalam perut katak yang lembab dan licin, sehingga mereka tidak dapat melakukan perlawanan dan berakhir menghilang.
Sementara itu, ditempat tim 8 mereka panik ketika melihat Jiraiya menghilang bersama dengan anjing-anjing itu. Takut jika sesuatu yang tak diinginkan terjadi. Namun, mereka akhirnya menghela napas lega ketika Hinata mampu menemukan keberadaan Jiraiya.
"Menghilang, bersamaan dengan anjing-anjing itu. Jadi dia melarikan diri saat ini." Ucap Chikushōdō.
"Aku tidak melarikan diri!" Suara itu mengundang keterkejutan dari Chikushōdō karena Jiraiya secara tidak sadar telah berhasil mengelabui mata rinnegan miliknya.
Chikushōdō berbalik, menatap Jiraiya yang berdiri diatas pipa besi sembari tersenyum, "Nagato! Kau masih seorang pemula." Ucap Jiraiya sebelum Gamaken kembali melompat dan menyerang Chikushōdō serta bunglon kuchiyose miliknya.
Bunglon raksasa itu berkamuflase dengan lantai dibawahnya, membuatnya terlihat seperti transparan. Namun, Gamaken mampu mengurungnya dalam sasumata miliknya. Dengan serangan singkat, Bunglon raksasa itu menghilang.
Jiraiya menggertakkan gigi-nya, "Yang ini juga kagebunshin?"
"Ya, tapi tidak semuanya. Untuk sekarang, rasakanlah pemanggilan ku yang lain!" Ujar Chikushōdō.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as Hyuuga Hinata
FanfictionHidup hanya sekali. Mahiru sudah mendengar kalimat berisi 3 kata itu berulang kali. Tapi dia masih berharap untuk bisa hidup lagi di dunia lain setelah mati, seperti Novel-novel ber-genre transmigrasi yang dia baca. "Aku mati?" Gumaman Lirih itu dia...