▪︎▪︎▪︎
Terbang mendadak ke Korea tak keluarga Manoban khawatirkan. Mereka memiliki fasilitas di berbagai belahan dunia yang mampu mempermudahnya ketika mereka berlibur atau sekalipun akan menetap untuk waktu yang lama. Sesaat pertemuan itu selesai, mereka jelas pulang pada rumah yang letaknya di Seoul. Dengan beberapa bodyguard yang sudah berjaga serta bekerja untuk memastikan bahwa rumah ini akan tetap bersih ketika mereka datang.
Selama perjalanan pulang, bahkan ketika Lisa sampai, mulutnya mendadak bisu. Tidak ada pengelakan atau sebuah kata yang keluar sama sekali. Kepalanya penuh bukan main. Tapi, jika dia memaksakan bicara, mungkin yang keluar adalah isian pisau tajam. Termasuk saat di meja makan tadi, dia sama sekali tidak memutuskan apakah perjodohan itu dapat dijalankan atau tidak sama sekali.
"Duduklah sebentar, Lisa."
Lisa menarik napasnya diam-diam. Langkah yang semula akan dia bawa ke atas kamar berakhir berbelok untuk menuruti permintaan Ayah. Mereka duduk di sekeliling kursi dan meja.
"Ibu tidak pernah tahu bahwa anak dari J Kim adalah seorang wanita. Bagaimana denganmu, Pak?" Nampaknya, ibu turut terheran-heran dengan pertemuan ini.
"Ayah tidak pernah tahu bahwa anaknya adalah seorang wanita juga. Selama saling mengenal, kami hanya tahu bahwa kami memiliki anak tunggal. Ayah tidak pernah bertanya siapa dia, begitu pula dia. Karena tiap kali kami bertemu pun, itu tidak pernah memakan waktu. Kami terlalu sibuk untuk berbicara santai satu sama lain."
Lisa masih tak bereaksi. Wanita itu hanya memandang kosong pada bantal-bantal sofa di seberang. Seluruh pikirannya mengapung tak berdaya. Rasa kagetnya bahkan masih tak bisa ia hentikan. Bagaimana bisa jika Lisa menyutujui perjodohan ini akan berakibat fatal untuk seluruh dunia? Dia sebagai Ceo dan investor, sementara Jennie adalah bintang dunia. Keduanya dikabarkan sudah menikah secara tiba-tiba. Bukankah karir Jennie akan hancur, dan perusahaan Lisa akan semakin meredup? Lagipula, mata Jennie sudah cukup menjelaskan bahwa perempuan itu sama sekali tak tertarik. Tenang, Lisa pun demikian. Dia hanya... terkejut mengapa tiba-tiba skenario ini menjodohkannya dengan seorang wanita lagi? Konyol.
"Kalian ini... ada-ada saja." Hanya itu yang bisa Lisa serukan dengan hembusan napas dingin dari saljunya. Lalu, berbalik memandang Ayah dengan semburat senyum tipis. "Jangan memintaku menikahi Jennie. Aku dan dia bahkan tidak bersedia."
"Tapi kau tahu, Ayah dan J Kim itu bersahabat dengan baik. Kau tidak mau membantu ini?"
"Apanya yang harus dibantu, Ayah? Aku akan bersedia membantu bila dia adalah seorang pria. Begitu pula dia, mungkin Jennie akan menerimaku jika aku adalah seorang pria. Aku tidak tahu harus berkomentar seperti apa daritadi. Kalian masih ingin melakukan ini? Apa ada yang lebih gila?"
"Karena dia mempercayaiku. Dia mempercayaimu juga." Jawab Ayah.
"Tapi aku yang tidak percaya, Ayah! Bagaimana bisa aku mengendalikan seseorang yang tidak ingin bersamaku? Akan sulit bagiku menata kehidupannya! Sudahlah, kalian ini ada-ada saja!" Lisa memundurkan tubuh lelahnya ke kepala kursi. Lalu menahan kepalanya agar tidak terjatuh.
"Justru itu! Appa Jennie hanya tidak ingin anaknya disentuh pria yang tidak bertanggung jawab! Dengan hal ini, kalian hanya perlu mengikuti proses bayi tabung, namun kalian akan bebas! Sudahlah, ikuti saja dulu keinginannya! Dia sahabat baik Ayah, dia yang membantu keuangan kami ketika menurun! Apa kamu tidak pernah mengasihani Ayah?"
Lisa memejamkan matanya. Sudut kepalanya mulai berdenyut pening mendengar semua alasan itu. Inti dari semua ini, para manusia tua itu hanya ingin seorang bayi, tanpa pernah memikirkan bagaimana masa muda ini akan hancur begitu saja. Lisa hanya bisa menghembuskan napas jengahnya. Pusing meladeni ini, dia akhirnya beranjak dan meninggalkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Business Love | Jenlisa✔
Fanfiction(E-BOOK ONLY) Awal mula hidup Jennie terasa damai sebelum sebuah permintaan paksa dari Ayahnya membuat dia kebingungan harus berekspresi seperti apa. Sebuah perjodohan yang datang begitu tiba-tiba dengan orang yang tak sama sekali Jennie kenal. Bisa...