1 - 5

1.1K 44 0
                                    

Bab 1 Shi Wan meninggal di ibukota kekaisaran

Di pinggiran kota.

Puluhan mayat laki-laki berlumuran darah tergeletak berserakan di tanah.

Darah yang merembes dari lukanya mewarnai tanah menjadi merah tua.

Bau darah di pabrik besar yang ditinggalkan itu menyengat, seperti neraka di bumi.

"Tuan Fu,"

Yang Yi memandang pria dengan darah mengalir dari sudut mulutnya dan berbicara dengan hati-hati.

"Nyonya sudah meninggal, Anda..."

Tuan Fu sudah dua kali muntah darah setelah melihat jenazah Nyonya.

Jika hal ini terus berlanjut, penyakit lama akan kambuh lagi, dengan akibat yang sangat buruk.

"Diam!"

Fu Tingchen menyela Yang Yi, dengan ekspresi berdebar-debar di wajah tampan dan tampannya.

Tapi ketika dia menoleh untuk melihat Shi Wan, dia kembali ke tatapan lembutnya.

"Dia belum mati, dia tidak akan mati."

Saat dia berbicara, dia memeluk Shi Wan dan berjalan keluar, bergerak dengan lembut seolah dia sedang memegang benda paling berharga di dunia.

"Jangan takut, aku akan mengantarmu pulang."

Fu Tingchen melangkahi tubuh si pembunuh, dengan aura jahat dan menakutkan muncul di wajah tampan dan tampannya.

"Potong mayat-mayat ini menjadi beberapa bagian dan berikan kepada anjing."

Yang Yi mengangguk.

Rumah Keluarga Fu.

Wanita muda itu sudah meninggal? !

Melihat Fu Tingchen masuk dengan tubuh Shi Wan di pelukannya, semua orang sangat ketakutan hingga mereka membeku di tempat dengan wajah pucat.

Mereka tahu bahwa wanita muda itu adalah takdir tuan muda.

Saat ini, langit keluarga Fu mungkin akan runtuh.

Memikirkan hal ini, semua orang bahkan tidak berani bernapas.

Rumah besar itu menjadi sunyi senyap.

Yang Yi tidak berani menunda dan segera mengirim seseorang untuk memberi tahu Tuan Fu situasinya.

di dalam ruangan.

Setelah dibersihkan dan mengenakan gaun putih panjang, Shi Wan berbaring di tempat tidur dengan ekspresi damai.

Dia memiliki wajah cantik dan rambut keriting panjang seperti air terjun yang tersebar malas di atas bantal.

Terlepas dari bekas luka mengerikan di lehernya dan sesak napas, dia sepertinya tertidur.

Fu Tingchen duduk di tepi tempat tidur dan menatap Shi Wan dengan tenang, dengan kelembutan yang hampir menyelimuti di matanya yang sempit dan gelap seperti pusaran air.

Langgarkan sila untuknya! Tuan Fu yang haus darah dengan lembut membujuknya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang