16

2.4K 271 11
                                    

Di atas brankar terlihat keadaan Alvaro yang bergerak gelisah dalam tidurnya.

Pernafasan anak itu mulai menyesak dengan mulutnya yang megap-megap seperti ikan di udara berusaha mendapatkan air untuk bernafas.

Bedanya Alvaro bernafas menggunakan Oksigen.

Air mata bening, tidak terasa keluar dari mata indahnya yang tertutup rapat.

Suhu tubuh Alvaro yang naik mulai membuatnya tubuhnya memanas dengan suhu yang tinggi, walaupun begitu keringat membasahi tubuh Alvaro yang sekarang terbalut baju rumah sakit.

Alvaro mengerutkan dahinya kesakitan, tanda bahwa dirinya mengalami kesakitan pada bagian kepalanya.

Sosok lain yang sedari tadi memeluk Alvaro pun terbangun.

Kenneth.

Pria dewasa itu terbangun merasakan pergerakan anak di pelukannya.

Pergerakan gelisah Alvaro membuat Kenneth tanpa sadar menatap ke arah anak itu khawatir.

Melihat ke arah anak itu, Netra hitam itu mengandung banyak pertanyaan yang tiba-tiba ada.

Kenneth segera menekan tombol di brankar tanpa melepaskan pelukannya pada Alvaro.

"Al...va... Bu...kan... Pembunuh..."lirih Alvaro menangis dalam tidurnya.

Kenneth mendekatkan wajahnya ke arah Alvaro. Anak itu bergumam lagi kali ini, gumaman yang diucapkannya saat tidur sama seperti saat dirinya menemukannya dua hari yang lalu.

"Bu..nda...Bun..da"lirih Alvaro lagi memanggil seseorang yang Kenneth yakini orang yang Alvaro sayangi sehingga anak itu terus bergumam memanggil sosok itu.

Kondisinya mirip seperti keadaannya sebelumnya, menitikkan air mata dalam tidurnya dan kesusahan untuk mengambil oksigen.

Tapi kali ini lebih parah, karena kondisi Alvaro diperburuk akibat trauma yang mungkin diingatnya di dalam mimpi dan sekarang  wajah itu menjadi pucat pasi.

Pintu ruangan terbuka, Dokter masuk bersama dua suster. Kenneth akhirnya turun dari atas brankar, membiarkan Dokter untuk menjalankan tugasnya untuk memeriksa Alvaro.

Tangan Kenneth sedikit terkepal, saat dirinya melihat keadaan Alvaro saat ini.

Perasaan Emosi, membuatnya ingin melakukan kekerasan. Tapi, Kenneth tidak ingin meninggalkan Alvaro-nya barang sejenak.

Kenneth merasa ia harus berada disini untuk menemani Alvaro-nya.

Ia harus mengetahui kondisi Alvaro dan Menanyakan tentang ingatan Alvaro kepada Dokter.

Melihat keadaan Alvaro saat ini, Kenneth jadi menginginkan agar ingatan itu tidak akan pernah kembali.

Ingatan yang menyakiti Alvaro-nya.

Ingatan yang terus-menerus menyiksa Alvaro walaupun dirinya tengah mengalami Amnesia.

Terhenti dari pemikirannya sendiri, Dokter datang menghampiri Kenneth untuk menjelaskan kondisi terkait Alvaro.

Tidak banyak penjelasannya, Dokter berkata Alvaro mengalami sesak nafas karena kepalanya mengingat sesuatu yang tidak kesadarannya bolehkan untuk muncul dipermukaan.

Apalagi Alvaro masih mengalami luka di bagian kepala akibat aksi ekstrimnya membenturkan kepala ke dinding.

Mungkin cepat atau lambat ingatan milik Alvaro akan segera kembali Itulah yang dikatakan Dokter.

Namun, Dokter juga mengatakan anak itu mungkin saja akan berusaha menyakiti diri sendiri akibat ingatannya.

Dokter berkata untuk terus-menerus mengawasi dan memperhatikan Alvaro yang memiliki Trauma.

the rebirth of an alvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang