"Kau..." Wajah yang familiar itu membuat suara Jiraiya tercekat. Ekspresinya menunjukkan keterkejutan yang nyata.
"Wajah itu ... Apa itu kau, Yahiko?" Tanya Jiraiya dengan tidak percaya.
"Apa yang terjadi?! Kupikir kau baru saja mengatakan bahwa Yahiko sudah mati! Dan lagi, mata itu ...!" Jiraiya bertanya dengan menggebu-gebu.
Yahiko menatapnya datar, "Kau sedang melihat bayangan Yahiko dalam diriku? Kau benar-benar mantan gurunya. Tapi Yahiko memang telah mati sejak lama. Semua yang tersisa hanyalah, Pain."
Jiraiya menatap bengis kearahnya, kesal dengan kalimat Pain yang bertele-tele.
"Berhenti memainkan kata-kata! Kenapa kau memiliki Rinnegan?!" Tanya Jiraiya dengan keras.
"Apa yang kau maksud, Jiraiya-chan?" Tanya Tetuanya Katak, Pa, kepada Jiraiya.
"Salah satu mantan muridku yang lain bersama dengan mereka. Selain itu dia memang tidak bisa menguasai kemampuan mata itu." Jawab Jiraiya.
"Dia bukan Yahiko, murid anda. Seperti yang saya bilang tadi, mereka berenam dikendalikan oleh satu orang yang sama. Ini memang kenyataan yang menyakitkan tapi Yahiko, murid anda, mayatnya sudah dikendalikan oleh pemilik Rinnegan itu." Sahut Hinata dari sebelahnya.
"Nagato ... bagaimana bisa dia melakukan ini?" Pertanyaan Jiraiya diarahkan untuk dirinya sendiri.
"Kami adalah Pain. Kami adalah Tuhan." Setelah mengatakan itu Tendō melompat kebawah, diikuti ke-lima jalan Pain yang lain.
Tim 8 langsung masuk dalam formasi bertahan. Masing-masing dari mereka melawan dua orang jalan Pain. Hinata melawan Tendō dan Gakidō, Shino melawan Ningendō dan Jigokudō, sementara Kiba dan Akamaru melawan Shuradō dan Chikushōdō. Mereka menangkis serangan fisik dan sebisa mungkin melindungi Jiraiya dari serangan Pain.
Hinata mengumpat pelan ketika jurus air miliknya diserap oleh Gakidō. Setelah itu, Hinata dengan cepat membuat segel tangan, bola-bola petir terbentuk disekelilingnya.
"Raiton : Raikyu." Bola-bola petir itu mengeluarkan aliran listrik yang mengarah langsung kepada Tendō. Jurus Hinata tentu saja gagal, karena ada Gakidō yang menyerap jurusnya. Namun, itu adalah tujuannya.
"Isshi Tōjin." Formula segel terbentuk diatas air, dibawah kaki ke-enam jalan Pain. Segel ini membuat target terkunci di posisi mereka tanpa bisa bergerak untuk beberapa saat.
"Apa ini? Segel? Aku tidak menyangka gadis kecil dari klan Hyuga akan mengerti cara menggunakan segel." Ucap Tendō.
Hinata menangkap kilatan tertarik di matanya. Seperti dia sedang mendapatkan hiburan. Hinata mendecih kesal, "Banyak omong." Gumamnya.
Kiba memanfaatkan segel Hinata untuk melayangkan tendangan keras kepada kuchiyose milik Chikushōdō. Kemudian arah serangannya berbalik tajam dan Kiba menyerang Chikushōdō dengan pukulan keras. Karena segel dari Hinata Chikushōdō tidak bisa menangkis serangan Kiba dan dia terlempar beberapa meter kebelakang sebelum pukulan beruntun kembali dilayangkan oleh Kiba.
Shino mengirim serangga-serangga miliknya kearah Ningendō dan Jigokudō. Dia menggunakan teknik yang baru dia kembangkan akhir-akhir ini. Dengan Kikaichu miliknya, Shino melepaskan beberapa laba-laba kecil di air. Laba-laba itu masuk kedalam tubuh Jigokudō dan merusak batangan hitam yang ada dalam tubuh itu, membuatnya kehilangan keseimbangan dan tumbang.
Jantung manusia terbentuk dari 75-80% air, sebagai ninja medis, Hinata sudah menghabiskan banyak waktu untuk meneliti jantung manusia. Dia memiliki banyak trik untuk membunuh musuh dengan menargetkan jantung mereka. Hinata membuat benang air dengan memanfaatkan air disekitarnya, benang air itu diselimuti chakra miliknya. Dengan itu Hinata menghubungkan jantung musuh dengan untaian benang chakra berbasis air miliknya, menarik jantung musuhnya keluar dari tubuh mereka. Target Hinata kali ini adalah Gakidō.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as Hyuuga Hinata
FanfictionHidup hanya sekali. Mahiru sudah mendengar kalimat berisi 3 kata itu berulang kali. Tapi dia masih berharap untuk bisa hidup lagi di dunia lain setelah mati, seperti Novel-novel ber-genre transmigrasi yang dia baca. "Aku mati?" Gumaman Lirih itu dia...