Happy reading semua:)
“Ringgg ringggg ringggg”, bunyi telepon masuk pada hari Minggu pukul 11:00 WIB
“Hallo dengan siapa?” Ucapkuu.
“Hallo Raini ini aku, ini nomor yang aku maksud kemarin. Maaf yaa baru ada waktu untuk menghubungi.
“Oh iyaa, Samuel kamu apa kabar. Lama tidak berkomunikasi denganmu lagi”
“Aku baik-baik saja disini. Kamu bagaimana? Lancar kuliahnya?”
“Aku juga baik-baik saja dan seluruh kegiatan kampus berjalan dengan lancar. Oh iya, kamu sudah di beri izinkan untuk menghubungi aku?”
“Tidak Raini, maaf aku tidak bisa jujur kepada pengasuhku untuk menghubungi kamu. Tadi aku meminta izin meminjam handphone ini untuk menghubungi keluargaku sehingga aku diberi izin 10 menit untuk memakai handpone ini”.
“Oh begitu yaa”.
“Maaf ya raa, kita harus tetap bersembuyi untuk berkomunikasi”.
Aku tidak tahu kemana arah jelasnya hubungan ini, semakin hari rasanya semakin sulit untuk berkomunikasi dengannya. Bahkan hanya untuk berbincang saja harus terlebih dahulu meminta izin dan berbohong kepada pengasuhnya. Sam adalah segel kejelasan diantara kita berdua?
“Cieee Cieeee Cieeee, Teleponan sama siapa tuhh?”.
“Apasihh Sartika, ganggu banget dehh”
“Ciee cieee uhuyyyy, udah teleponan aja nihh”.
“Raa, waktu aku udah habis. Aku janji bakalan hubungan kamu dilain waktu lagi. Semangat jalani kuliahnya ya, jangan sedih aku nggak akan pergi kok dari kamu”. Telepon diakhiri.
“Hemm bentar doang kok Sar kok kamu langsung heboh banget sih”. Ucapku kesal
“HAH! Masa iya udah berminggu-minggu offline cuma teleponan bentar doang. Kalian pacaran atau gimanasih, kok aku jadi geram sendiri yaa. Udah mendingan kamu cari cowok lain ajadehh, diluaran sana masih banyak tau yang mau jadi pacar kamu dan masih banyak juga cowok yang bisa luangin banyak waktu sama kamu. Bukan kayak dia tuhh, udah capek-capek nunggu ehh ternyata Cuma sebentar”
“Ini hanya masalah situasi dan kondisi sar, nanti suatu saat dia bakalan luangin banyak waktu kok” ucapku sembari menjelaskan kepada Sartika.
“Iya, tapi sampai berapa lama lagi Raini, aku tuh kasihan lihat kamu seperti mengemis waktu kayak gini sama dia”.
“Yaa sabar, semua butuh waktu. Ingat lagu waktu Tuhan pasti yang terbaik, walau kadang tak mudah dimengerti, lewati cobaan ku tetap percaya waktu Tuhan pasti yang terbaik. Aku yakin kok waktu Tuhan itu yang terbaik, mugkin jalan cerita hubungan kami lagi di uji sama Tuhan, dia mau lihat kesetiaanku itu sebesar apasih hehehe”, sembari bercanda kecil dengan Sartika.
“Yakin ga takut patah hati karena menunggu hubungan ga jelas kek gini?
“Yakin dong, masa engga”
“Ihh, Terserah luu dehh, capek gue ngingetin kalau diluaran sana masih banyak cowok yang lebih baik. Buang-buang waktu banget nungguin cowok kayak gituu."
“Sartika yang baik hati, iya aku tau maksud baik lo. Tapi setiap pilihan pasti ada konsekuensinya kan dan aku udah siap pada semua konsekuensi itu. Lo gausah khawatirr OKEE!”.
Sam, aku mencintaimu maka aku juga harus mencintai segala keputusanmu termasuk mencintai segala kekurangan dan kelebihanmu. Ku persembahkan seluruh relung sukma dan kesetiaanku hanya kepadamu.
*** BE CONTINUED***