Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
▵ ▵ ▵
"Mandi dulu mas, udah adek siapin air angetnya."
Mata Mark langsung ngejreng begitu melihat Haechan yang baru saja keluar dari kamar mandi. Hanya menggunakan bathrobe dengan rambut yang masih basah habis keramas.
Gadis itu duduk dengan anggun di depan meja rias, tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Dengan inisiatifnya, Mark bangun dari acara rebahannya mendekati sang istri dan menawarkan diri membantu mengeringkan rambut panjangnya.
Harum sekali rambut Haechan, rasa strawberry, mungkin gadis ini memakai shampo rasa strawberry.
Mark masih sibuk mengusak kepala Haechan, namun tubuhnya dicondongkan ke depan, bibirnya tiba-tiba menempel pada bahu Haechan. Mengecupnya dengan lembut, merasakan bau vanilla yang menguar menusuk hidungnya.
Sangat wangi, dan Mark suka, perpaduan strawberry dan vanilla yang menguar dari tubuh Haechan benar-benar membuat Mark mabuk kepayang.
"Kok bisa kamu seharum ini dek?"
"Ya karena adek habis mandi mas," singkat Haechan yang perkataannya itu ada benarnya juga, tak ada yang salah dengan ucapannya. Ah, istrinya ini memang lugu dan menggemaskan, lagipula kapan sih Haechan tak terlihat menggemaskan? Marah-marah saja tetap menggemaskan.
Lagian juga kenapa pertanyaan suaminya itu nyeleneh, ia wangi kan ya karena ia habis mandi.
"Iya juga, pinter banget kamu kalo ngejawab."
Mark terkekeh, ia kembali menegakkan wajahnya, memandang lurus ke arah cermin. Keduanya saling berkontak mata melalui kaca. Tangan Mark berhenti mengusap rambut Haechan.
Haechan sedikit kaget saat Mark memutar kursinya ke belakang. Pria itu menutupi kepala Haechan menggunakan handuk sampai gadis itu hanya bisa melihat kaos Mark dari celah handuk yang menutupi pandangannya.
