Hari paling ditakutkan Hinata pun tiba. Sejak pagi dia sudah sibuk memperhatikan diri di kaca bagaimana cara membuat kesan yang baik pada keluarga yang punya darah pembunuh dingin? Uchiha memang mempunyai sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan, tapi mereka juga bergerak dalam bayang bayang menjadi seseorang yang membantai habis tiap kasus korupsi dalam negeri. Hinata mengetahui itu dari Sasuke.
Dan sekarang disinilah dia berada. Meja panjang berisi orang orang dengan dominan rambut hitam dan Hinata berada diantaranya dengan warna rambut yang berbeda sendiri. Sungguh menegangkan Hinata rasanya ingin bunuh diri sehabis dari sini, aura intimidasi yang kuat sekali menguar dari kepala keluarga Uchiha. Siapa lagi kalau bukan Fugaku, Hinata hanya mampu memaksakan senyum. Beruntung Mikoto masih bersikap manis padanya, Hinata sesaat membayangkan mendapat ibu mertua yang sangat baik sekali.
"Hinata, kau benar mau menikah dengan Sasuke?" tanya Mikoto pelan dan hangat, senyum tak lepas dari wajah ayunya yang meskipun telah menginjak kepala 4 tetap saja wajahnya masih mulus bak wanita umur 20an. Berbeda dengan Fugaku yang wajahnya tampak.. Ah sudahlah.
"Benar, Tante," jawab Hinata berusaha menghilangkan sikap gugupnya. Ini sudah jadi keputusannya bagaimana pun Hinata sudah bertekad untuk membuat semuanya nyata seperti tanpa rekayasa.
"Sejak kapan kau dekat dengan Sasuke?," giliran Fugaku yang bertanya. Hinata meneguk ludah susah payah setelah menatap mata elang milik Fugaku. Dia menarik napas pelan sembari menyemangati diri dalam hati.
"Sejak duduk di bangku sekolah menengah atas, Om," jawab Hinata tak berani menatap Fugaku. Mengetahui ketakutan Hinata, Sasuke yang duduk disamping Hinata lantas memegang serta mengusap lembut punggung tangan Hinata berharap hal itu bisa menjadi pemicu agar Hinata tenang walaupun sedikit. Hinata yang aslinya terkejut hanya diam saja seperti tidak terjadi apa apa, padahal dalam hati dan perutnya agaknya ribuan kupu kupu tengah menggelitik.
"Benarkah itu Sasuke? Kau pernah dekat dengan perempuan tapi tidak pernah memberitahu ibu dan ayah?" tanya Mikoto memastikan. Sejujurnya Mikoto telah jatuh hati pada Sakura, sebab itu dia sedikit sulit menerima Hinata tapi bagaimana pun kebahagiaan dan kenyamanan Sasuke nomor satu. Mikoto tidak ingin menjadi wanita egois yang memaksakan kehendak namun menutup mata apabila Sasuke tersiksa.
"Kami menjalin hubungan pertemanan diam diam, Tante. Hanya aku, Sasuke dan Tuhan sajalah yang tahu. Sampai akhirnya aku yang duluan menaruh hati pada Sasuke dan untungnya perasaanku terbalas," dibagian akhir Hinata mengulum senyum lembut, sedetik kemudian menatap Sasuke teduh tapi dengan senyuman yang mengembang.
Sasuke agak terkejut dengan pengakuan Hinata tapi wajahnya masih tetap netral dia bahkan mengiyakan apa yang disampaikan Hinata. Pikirannya sekarang sedang sibuk dengan, ucapan Hinata itu benar atau cuma kepura puraan?
Hingga pada akhirnya setelah banyak pertanyaan yang dilontarkan, hari pernikahan Sasuke dan Hinata ditetapkan minggu depan.
•
"Bagaimana ini Sasuke, aku belum siap kalau waktunya cuma satu minggu. Apalagi sekarang kita justru dikurung dikediaman Uchiha," protes Hinata pada Sasuke. Mereka berada di kamar Sasuke. Hinata tidak diperbolehkan pulang hingga hari pernikahan tiba, sudah gila. Untuk itu sekarang dia harus tidur bersama Sasuke.
"Tenang lah Hinata, kau tau aku tidak bisa menolak," jawab Sasuke jengah, dia menarik Hinata pelan untuk duduk bersama diatas ranjang. Sasuke kemudian menangkup pipi kecil Hinata yang saat dipegang sekaligus kepalanya memenuhi telapak tangannya. Sungguh kecil nanti imut calon istrinya ini, belum lagi bibir ranum yang seakan minta dimanjakan itu. EH?
"Aku boleh menciummu?" tanya Sasuke tanpa sadar.
Hinata membelalak kaget, dia langsung bangkit kemudian naik ke tengah ranjang dengan selimut yang segera diambil untuk menutupi tubuhnya. Pandangannya nanar pada Sasuke, "jangan unboxing aku dulu, aku belum siap!"
Sasuke terkejut dengan dirinya sendiri, dia langsung pergi masuk ke kamar mandi tanpa berkata sepatah kata pun pada Hinata. Sedangkan Hinata hanya mampu tersenyum geli melihat tingkah Sasuke yang lucu.
"Mari kita lihat Sasuke, aku bisa membuatmu jatuh hati padaku atau tidak?" ucap Hinata dalam hati.