Ten

3.2K 221 11
                                    

Disinilah Antonio dan juga Venus sekarang, di depan deburan ombak di pesisir pantai dengan cahaya matahari yang sudah mulai menurunkan dan langit malam sudah mulai menampakan wujudnya. Mereka tengah duduk menikmati keindahan alam yang sangat jarang mereka temui karena kesibukan mereka.

Venus terus menatap langit yang indah itu seraya mendengar kan suara deburan ombak yang menenangkan."Menurut mu kapan tuhan akan memberikan kita keturunan?" Ujarnya.

"Aku tidak tahu, tapi aku yakin dalam waktu dekat ini kau akan mengandung keturunan ku dear." Jawab Antonio seraya menatap Venus lekat.

"Hehe, kamu tau dari mana? Apakah kau berubah profesi jadi seorang cenayang sekarang?" Ucap Venus terkekeh.

"Aku tau. Kau harus percaya pada ku, lagi pula ada atau tidak adanya keturunan aku sama sekali tidak peduli akan itu, yang terpenting kau selalu ada di sisi ku dan jangan tinggalkan aku " Ucap Antonio serius.

"Aku tidak akan meninggalkan mu, kecuali maut yang memisahkan kita"

Antonio tidak membalas ucapan Venus, ia malah menarik Venus kedalam pelukannya. Venus pun membalas pelukan yan Antonio berikan.

Di bawah sinar matahari yang mulai tenggelam dan suara deburan ombak yang menenangkan mereka berdua saling berbagi kehangatan dalam diri mereka.

****

Tepat pukul 20:00. Antonio dan Venus tiba di mansion mereka, kedua menuruni mobil mahal yang mereka tempati.

Mereka bergandengan tangga ketika hendak memasuki mansion yang mereka berdua tempati, Antonio maupun Venus merasa sangat senang hari ini.

Sesampainya mereka di ruang tamu, mereka berdua di kejutkan oleh kedatangan seseorang yang sama sekali mereka tidak undang.

"Halo kak Venus, kak Antonio"

"Serin!" Ujar Antonio dan Venus berbarengan.

Venus yang melihat adik kesayangannya pun segera melepas gandeng Antonio seraya menghampiri   Serin. "Hai kamu ga bilang kakak kalau ingin kesini" ujarnya.

"Aku sangaja ga ngasih tau kakak heheh"

"Yaudah duduk yuk. "

Serin dan Venus pun mendudukan diri di sofa. Sementara Antonio ia hanya diam saja, ia sibuk dengan yang ia pikirkan. Bukannya di kehidupan sebelumnya, kejadian seperti ini tidak ada dalam kehidupannya dulu? Lalu ini..

"Sayang kamu sini, kok diem aja sih disana" Seru Venus.

Seruan Venus barusan kembali menyadarkan Antonio akan situasi sekarang.

Untuk sementara waktu ia akan melupakan apa yang ia pikirkan barusan. Ia pun melangkahkan kakinya mendekati sofa ruang tamu dan mendudukan dirinya di sebelah istrinya itu, tak lupa ia juga merangkul pinggang ramping istrinya itu dengan mesra.

Serin diam-diam mengepalkan tangan nya yang berada di bawah meja, ia berusaha untuk menetralkan emosinya. " Ka aku rencana mau tinggal di sini untuk beberapa hari kedepan, soalnya Mama dan Ayah sedang pergi mengurus sesuatu di luar negri, aku juga takut di rumah sendirian. Boleh ya aku tinggal di sini? " Pinta nya dengan tampang sok polos yang ia miliki.

"Bol--"

"Tidak boleh!"

Sebelum menyelesaikan perkataannya, perkataan Venus sudah terpotong oleh ucapan suaminya. Ia heran kenapa suaminya menjawab seperti itu.

"Kenapa ga boleh sayang? Bagus juga kok Serin tinggal di sini, aku juga jadi ada teman ngobrol dan serin belum pernah nginep kan di sini? " Ucap Venus menyakinkan.

"Aku bilang tidak boleh ya tidak boleh! Lagian kamu Serin, bukan nya kamu sudah besar ya? Kok masih takut sendirian di rumah? Lagian di rumah kamu pasti ada para pelayan dan juga bodyguard kan, jadi kamu tidak benar-benar sendirian!" Jelas Antonio. Setelah mengatakan itu Antonio pun bergegas ke kamar nya meninggalkan istrinya dan adik iparnya itu di ruang keluarga.

Melihat kepergian Antonio, Serin pun berpura-pura memelaskan tatapan nya agar Venus luluh dan mulai melawan kak Antonio. " Hmm kayaknya aku ga di terima ya disini? Yaudah deh aku mau pulang aja, kalo gitu aku pamit dulu ya kak. Maaf ganggu waktu kalian berdua." Munafik Serin.

Venus yang melihat tatapan sendu yang di hadirkan di wajah adik tirinya itu pun luluh ia tak tega meliha adik tirinya itu bersedih " gak gak kamu tetep nginep di sini ya, biarin kakak ipar kamu itu nanti kakak yang berusaha untuk membujuknya ya, kamu nginep aja di sini"

" Tapi kak Antonio..." Lirih Serin

" Nanti biar kakak yang ngomong aja, kakak ipar kamu lagi cape mungkin habis ngajak jalan-jalan kakak tadi, mungkin besok dia bakal Nerima kamu, kamu tenang aja ya." ujar Venus.

"Beneran kak?"

"Bener, mana koper kamu? Hayu kakak anter  kekamar sementara kamu."

"Koper aku ada di mobil kak"

"Oh yaudah nanti Kaka suruh pak Udin bawain ke kamar kamu ya, kasian berat kalo kamu bawa sendiri"

"Iya kak."

Venus mengantar Serin menuju kamarnya sambil sesekali bercanda dengan Serin si munafik.

******

Didalam sebuah ruangan yang berisi berkas-berkas yang bernilai tinggi itu duduk seorang pria yang tak lain adalah protagonis pria kita yaitu Antonio.

Setelah meninggal istrinya di bawah bersama adik iparnya itu, ia tidak langsung kembali kekamar melainkan ke ruang kerja nya. Ia sibuk dengan pikiran yang tengah ada di kepalanya ini.

"Bagaimana ini bisa terjadi, di kehidupan ku sebelum hal ini tidak terjadi, wanita itu tidak meminta untuk tinggal di sini sementara waktu. Apakah karna aku telah menggagalkan rencana awalnya sehingga ia ingin mencari cara lain untuk menjebak diriku?" Monolognya.

Itu benar sekali di kehidupan Antonio yang dahulu kejadian ini tidak terjadi. Mungkin sebab Antonio tidak terjebak rencana jahat mereka, meraka memulai rencana baru. Sungguh orang-orang yang picik.⁰

Jangan lupa vote dan follow dulu ya guys biar akunya semangat up nyaaa ayy🤍

TBC.

Chance Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang