Di suatu hari yang cerah, Azza, gadis berusia enam tahun, bersama keluarganya pindah ke rumah baru di Bandung. Orangtuanya berharap pindah ke kota baru akan membawa kehidupan yang lebih baik bagi mereka. Tiba di lingkungan baru, Azza merasa gugup dan penasaran tentang sekolah dan teman baru yang akan dia temui.
"Bu, aku gugup untuk pertama kali di sekolah baru nanti." Ujar azza
"Tenang saja, Nak. Ibu yakin kamu akan cepat beradaptasi dan menemukan teman-teman baru yang baik." Sang ibu tersenyum dan mengelus kepala azza
🌷🌷
Tak lama kemudian, Azza bertemu tiga gadis sebaya yang tinggal di sekitar rumahnya, yaitu Tiya, Salwa, dan Tasya.
"Hai, kamu yang baru pindah ya? Namaku Tiya!" Sapa tiya mengulurkan tangan
"Hai, aku Azza senang bertemu denganmu." Jawab azza, ia tersenyum kecik dan menatap kearah 2 anak perempuan dibelakang tiya
T"Namaku Tasya, dan ini Salwa. Ayo bergabung bersama kami!" Serunya, azza mengangguk penuh semangat, karna baru saja pindah ia sudah mendapatkan teman baru. Tidak hanya satu.
Azza segera merasa nyaman bersama mereka, dan pertemanan pun dimulai. Mereka selalu bersama, bermain, belajar, dan berbagi pengalaman yang menjadi kenangan indah.
🌷🌷
Usia mulai beranjak dewasa dan mereka pun memasuki sekolah menengah atas yang sama. Saat Minggu Perkenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), mereka bertemu dengan empat teman baru laki-laki: Kevano, Nevano, Alfaro, dan Satria.
Mereka segera mengajak keempat laki-laki itu untuk bergabung dalam kelompok pertemanan mereka. Tak lama kemudian, mereka menjadi satu kelompok yang akrab, membuat rencana dan menjelajahi Bandung bersama-sama.
Mereka berada di kantin dan siap duduk di bangku panjang yang hanya diduduki oleh mereka.
"Hei, guys. Gimana kalau kita pergi ke Lembang minggu depan?" Seru satria
"Wah, ide bagus! Aku baru saja mendengar ada tempat wisata baru di sana." Jawab alfaro sambil mengambil gelas es teh nya.
🌷🌷
Kemudian, di kelas 11, Tiya mulai berpacaran dengan Kevano, dan Tasya dengan Nevano, serta Satria bersama Salwa.
Dikelas 11 semester awal kevano meminta azza bertemu di parkiran sepulang sekolah.
"Za, aku ingin meminta bantuanmu" ujar kevano menatap azza yang baru saja sampai.
"Tolong aku untuk menyatakan perasaan pada tiya!" Ujar kevano memohon sedikit berteriak, ia mebungkukan badannya sedikit dengan gaya memohon. Azza terdiam tak percaya menatap kevano.
"What? Kau suka t-tiya?" Tanya azza tak percaya, ia mengangguk memalingkan wajahnya.
Tiba tiba teriakan nevano mengelegar seluruh parkiran "azza!!" Azza dan kevano segera menoleh dan menatapnya kesal.
"Stop! Jangan bilang kamu mau minta bantuanku juga?!" Ujar Azza sambil menghentikan larian nevano, ia tersenyum mengangguk.
"Dasar kembar menyebalkan!" Kesal Azza, ia menatap nevano menunggu jawaban. Yang ditatap hanya terdiam kebingungan
"Oh! Aku mau kamu bantuin aku mendekati tasya" ujar nevano denga memohon, azza terdiam menatap mereka tak percaya.
"Kalian sudah pasti anak kembar" ujar azza dengan tatapan kesalnya, ia mengacungkan jempol. Azza pun mengatur pertemuan mereka secara diwaktu yang sama ditempat berbeda, ia tak mengikuti mereka ia hanya memberi tau apa saja yang harus dikatakan. Pada akhirnya ya benar saja mereka berpacaran di keesokan harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Kecil
Historia CortaBuku ini hanya catatanku yang berbeda beda setiap bab. 2022-??