Quidditch

472 26 9
                                    

"Loser!" teriak Draco pada Harry, yang kebetulan berjalan melewati dirinya yang saat ini sedang duduk bercengkrama bersama kawan-kawan ularnya.

Harry yang mendengar ejekan itu mendengus tak suka dan mencoba sekuat mungkin untuk tidak menghiraukan si Ferret sialan itu, yang sialnya tiada henti meledeknya sejak kemarin.

"Cih, singa apa nya?, Gryffindork itu lebih pantas berlambang ayam!, chicken! chicken!, petok! petok!" teriak Draco lagi sembari memeragakan gerakan sayap ayam yang mengepak, dan setelahnya disusul oleh gelak tawa kawan-kawannya yang seolah menyetujui ejekan tersebut.

Harry menarik napas dengan tidak sabaran mencoba menahan emosinya yang sebentar lagi siap meledak, ia memutuskan untuk menghiraukannya saja dan tetap berjalan tanpa ada niatan untuk menoleh sedikitpun.

"Sekali pecundang akan selamanya menjadi pecundang!" teriaknya untuk-entah ejekan yang ke berapa kali.

Sedikit, lama-lama jadi bukit, emosi Harry sudah menumpuk dan membuatnya merasakan sesak yang tak tertahankan, sejak tadi ia mencoba untuk bersabar, tapi sialannya mulut si pirang itu berhasil melubangi dinding kesabarannya.

Harry yang sudah tak tahan pun segera melepas dan melemparkan tas sampir nya pada sahabatnya, yaitu Hermione. Ia tidak bisa diam saja jika di ejek seperti ini terus, setidaknya ia perlu melawan agar mulut pemuda yang seperti kaleng rombeng itu bisa diam.

Kedua sahabat Harry berusaha menghentikan aksinya, mengingat jika saat ini mereka kalah jumlah, dan belum lagi bisa-bisa nanti mereka mendapatkan detensi jika kembali ketahuan membuat ulah untuk yang kesekian kali.

"Harry!" panggil Hermione sembari mencoba menahan lengan pemuda berambut hitam tersebut. Namun sayang, apa yang dilakukannya sama sekali tidak membuat Harry menghentikan langkahnya dalam menghampiri si pirang yang saat ini sedang sibuk tersenyum miring seolah sedang menunggu kedatangan Harry.

Senyum paling menjijikan yang pernah Harry lihat, baru melihatnya saja ingin rasanya ia merobek bibir itu!

"Lihatlah ayam kecil kita ini dengan berani mendatangi segerombolan ular berbisa!" ucapnya tepat sesaat Harry berada dihadapannya, dengan masih mempertahankan senyum miringnya yang terlihat jelas jika itu adalah senyuman mengejek. Sial, Harry benci sekali senyuman jelek itu!

"Apa mau mu sebenarnya, hah?!" ucap Harry dengan lantang dan keras mengundang sorakan dari para kawan-kawan Slytherin Draco.

"Ugh, apa kalian dengar itu?, itu lebih terdengar seperti kukuruyuk petok! petok!, hahahaha!" ucap Draco menirukan suara ayam berkokok, lalu setelahnya ia tertawa puas dengan diikuti tawa kawan-kawannya yang lain.

Hidung Harry kembang-kempis amarahnya sudah tak terbendung, sebentar lagi ia siap mengeluarkan laharnya, tapi jauh sebelum itu Hermione dan Ron yang berada di situasi itu juga dengan cepat meredam amarah sahabat mungil mereka dan berusaha menariknya keluar dari kerumunan para Slytherin tersebut.

"Sudahlah, hiraukan saja para anjing ini menggonggong, Rry!" ucap Hermione sembari melirik mereka sinis.

Dan ucapannya itu mengundang lagi sorakan Draco beserta kawan-kawannya, "Ya, setidaknya masih lebih baik daripada seekor ayam, woof! woof!" Draco membalas ucapan Hermione dengan gonggongan kecil, benar-benar pemuda gila, pikir Hermione.

"Lepaskan aku, Mione. Si pirang ini perlu diberi pelajaran!" Harry mencoba melepaskan diri dari jeratan kedua sahabatnya.

Hermione dan Ron yang tak kuasa menenangkan Harry pun pada akhirnya kalah, "Katakan sebenarnya apa mau mu, hah?!, kau sudah memenangkan piala Quidditch untuk Slytherin, lalu sekarang mau mu apa, sialan!" ucap Harry dengan gaya menantangnya ditengah-tengah kerumunan murid dari asrama Slytherin, ia tidak perduli jika dirinya akan dihajar disini, ia tidak perduli jika dirinya kalah jumlah, ia benar-benar tidak perduli, sialan.

Random Story (Drarry)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang