Lisa sedang memperhatikan kakak nya yang lagi serius nonton power rangers di TV berukuran 105inch yang berada diruang tengah milik mereka.
"Power rangers! Berubah!" Seru Jisoo mengikuti gerakan power rangers pada televisi. Tidak lupa gelang mainan power rangers menyala di pergelangan tangan nya.
Lisa menggeleng pelan. Lihat tingkah kakaknya. Yang modelan begitu mau nikah? Tapi, apa yang bisa Lisa lakukan? Itu adalah perintah papa nya.
Sebenarnya setiap calon yang mengajukan diri pada Papanya selalu mundur karena mendapat ancaman dari Lisa. Si adik yang siscon jelas tidak ingin kakak nya memiliki pasangan hidup. Lagipula dengan dirinya sendiri saja sudah cukup untuk menjaga Jisoo seumur hidup.
Lisa kira dengan begitu Papa nya akan menyerah dan membiarkan Kakak nya dirawat oleh mereka saja. Sayangnya, Jennie yang menyebalkan itu masuk begitu saja dalam kehidupan kakak nya, tanpa permisi.
Lisa tau dia ceroboh. Harusnya Lisa lebih banyak mencuci otak Jisoo agar tidak percaya pada orang asing. Terlebih lagi pada tante-tante sok keren seperti Jennie itu. Lisa jadi sedikit khawatir dengan kehidupan pernikahan kakak nya setelah ini.
'Ha...' Lisa menghela napas. Dia harus mencari cara agar kakak nya tetap bahagia meski harus terjebak dengan Jennie si sok keren itu.
"Adek!" Jisoo berseru gembira sambil melompat-lompat kecil ketika melihat Lisa. "Susu!" Tunjuk Jisoo pada Susu yang Lisa bawa.
Lisa tersenyum cerah. Betapa menggemaskan kakak nya ini. Lisa lalu berjalan dan duduk di sofa sebelah Jisoo. Saat kakaknya ingin mengambil susu dari tangan nya, Lisa dengan cepat menahan gerakan tangan Jisoo membuat Jisoo cemberut
"Sudah berapa musuh yang kakak kalahin?" Tanya Lisa dengan serius.
Wajah cemberut Jisoo berubah menjadi binar dan dia langsung melompat senang dan mulai menghitung dengan jarinya.
"Satu badan besar, dua tengkorak, tiga... Em....Banyak!" Jisoo berseru senang melihat Lisa. "Banyak Lisa, emm.. sepuluh!" Ucap Jisoo sambil menunjukan semua jari tangan yang dia miliki.
Gemas sekali Lisa dengan kakaknya. Mata yang berbinar penuh kepolosan. Pipi yang merona karena kegembiraan, Senyum cerah tanda kebahagiaan. Sungguh, Lisa tidak ingin apapun di dunia ini asalkan bisa melihat kakak nya berwajah seperti itu setiap hari.
"Pintarnya kakak ku." Lisa mencubit pipi Jisoo gemas dan menyerahkan susu yang sedari tadi dia pegang pada Jisoo. "Karena kakak sudah mengalahkan banyak musuh. Sekarang waktunya minum susu terus tidur"
Jisoo yang menerima susu pemberian Lisa dengan senang hati seketika berubah murung. "Gak mau!! Setelah minum susu penambah energi, chu mau ngalahin musuh lagi!"
"Gak gak" Lisa menggeleng dengan tegas. "Sekarang sudah jam delapan. Kakak harus tidur. Nanti kakak gak bisa bangun pagi"
"Kenapa chu harus bangun pagi! Chu gak perlu sekolah lagi!" Protes Jisoo.
"Bukan sekolah, Besok kan kakak mau nikah" Ucap Lisa.
Alis Jisoo mengkerut sebelum dia manggut-manggut seakan baru ingat sesuatu.
"Ah! Benar! nikah!" Jisoo berseru sambil memegangi gelas susu hangat nya dengan kedua tangan. "Tapi adek, Apa nikah gak bisa siang hari aja? Kenapa harus pagi? Apa kita akan dihukum kalo terlambat datang menikah?"
Lisa sangat sabar menangani setiap pertanyaan Jisoo yang terkesan absurd itu. Bagaimana dia bisa tidak sabar saat mata polos kakaknya memancarkan keingintahuan seperti seorang bayi yang baru belajar.
"Karena menikah perlu banyak persiapan. Apalagi pernikahan kakak cuma memakan waktu persiapan gak nyampe seminggu. Jadi, itu wajar. Terus gaada yang menghukum kakak kalo terlambat. Cuma, Jennie mungkin akan sedih kalo kakak terlambat." Lisa menjelaskan dengan lembut dan Jisoo mengangguk sambil meminum susu nya. "Kakak gak mau Jennie sedih kan?" Tanya Lisa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Hubby?
FanfictionRATE MATURE! ********* Demi Perusahaan nya, Jennie terpaksa setuju untuk menikah dengan Putri dari Tuan Kim Jinho, Seorang multimiliarder. Jennie Kira, Dia akan menikah dengan Kim Lalisa. Seorang Pengusaha muda yang Jenius, yang namanya tertera di...