01 - MINE

51.5K 4.1K 308
                                    

♡₊˚・₊✧⋆⭒˚。⋆

Ruangan besar berwarna dark-grey itu nampak sunyi hanya terdengar ketukan pulpen pada meja. Jari-jari panjang berurat milik sosok pria dewasa itu sesekali menggerakan mouse menggulir layar iMac nya yang memperlihatkan gambar grafik yang bisa membuat mata sakit saat melihatnya.

Alis tebalnya menukik tajam melihat kejanggalan pada laporan pengeluaran. Asher menekan tombol pada telfon kantor untuk memanggil sekretarisnya. Tak lama seorang pemuda sebaya dengan Asher masuk.

Asher memutar iMac nya untuk memperlihatkan pada sekretarisnya. "1M, kemana tujuan nya?" Tanya Asher.

Dego, sekretaris Asher segera melihat pengeluaran-pengeluaran lainnya. "Bukan masalah uangnya tapi kemana tujuannya." Ucap Asher lagi.

"Saya akan tanya wakil divisi finance pak." Baru saja Dego akan permisi untuk keluar Asher menahannya dengan mengangkat tangan menyuruh Dego untuk tetap stay.

"Wakil?"

Dego mengangguk. "Iya pak, ketua divisi finance sedang cuti."

Asher mengangguk. "Jam 2 rapat, saya mau semua petinggi perusahaan ada disana."

Dego mengiyakan dan segera menyiapkan semuanya.

Asher memijat pangkal hidungnya perlahan, menatap jam dipergelangan tangannya yang sudah menunjukkan jam makan siang. Ketukan pada pintu ruangannya membuat Asher segera menoleh, pintunya terbuka dan menyembul lah kepala sang kekasih yang menyengir lucu.

"Hai!"

Asher lantas tersenyum menegakkan duduknya, tidak ada satu pun orang dikantornya yang seberani itu masuk kedalam ruangannya kecuali orang tua dan sang kekasih.

"Sini." Suruh Asher saat melihat kekasihnya hanya berdiri didepan pintu yang belum belum tertutup.

"Kamu nggak lagi sibuk kan?" Tanya Sabila.

Asher geleng kepala membuat Sabila kembali tersenyum manis dan melangkah menghampiri Asher. Pria itu melihat Sabila membawa sebuah totebag hitam besar. "Sabila tadi masak sama mama, kepikiran mau makan bareng sama kamu." Katanya sambil menaruh totebag itu keatas meja kebesaran Asher.

Asher meraih pinggang Sabila dan membawa kekasihnya untuk duduk dipangkuannya. Asher menyandarkan punggung nya pada sandaran kursi. "Kamu lagi ada masalah ya?" Tanya Sabila melihat raut wajah Asher yang nampak kelihatan bingung dan lelah.

"Sedikit sayang, ada yang bandel." Tangan lembut Sabila mengusap dada Asher yang masih dilapisi jas kerjanya.

"Sabar ya, makan yuk." Ajak Sabila.

Asher membawa Sabila kedalam pelukanya, menghirup dalam-dalam aroma yang amat sangat menenangkan. "Aku charger energi dulu." Kata Asher mengundang tawa kecil dan lembut Sabila.

Sabila memeluk leher Asher karena kepala pria itu bersandar pada dadanya. "Kalo kamu ngerasa capek, inget Sabila ya. Sabila selalu siap dengerin keluh kesah kamu." Asher mendongak mendengar ucapan Sabila.

Matanya menatap dalam iris coklat terang Sabila yang menenangkan seperti lautan. "Siapa lagi tempat aku pulang kalo bukan kamu sayang." Asher mencium kedua pipi Sabila dan bibir manis gadis itu.

"Sekarang kita makan." Sabila berdiri dari pangkuan Asher dan menarik lembut pria itu agar ikut berdiri.

"Emm...nanti kamu ikut aku rapat." Sabila yang sedang mengeluarkan isi didalam totebag terhenti dan menatap horor Asher.

"N-ngapain?!"

Bahu Asher bergidik acuh. "Temenin aku."

Kepala Sabila menggeleng kuat menolak ajakan Asher. "Sabila tungguin disini aja." Yang benar saja, membawa dirinya kedalam ruangan rapat dan pasti akan menjadi pusat perhatian semua orang kantor Asher.

MINE [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang