Semua makanan sudah habis dan Papa Willy memberikan Sheira dan Bella waktu untuk bicara berdua.
“Nak, kalau kalian mau bicara berdua gapapa. Resto ini punya taman yang letaknya ada di deket parkiran. Nanti kalau kalian selesai bicara, Bella hubungin papa atau mama aja biar kalian gak balik lagi kesini”. Kata Papa Willy.
Sheira dan Bella saling tatap-tatapan dan menganggukan kepala pertanda mereka setuju dengan ucapan Papa Willy.
“Bella sama Sheira ke taman dulu ya ma pa”. Ucap Bella.
Tanpa menunggu jawaban, Bella jalan begitu saja meninggalkan Sheira.
“Permisi ma pa”. Pamit Sheira pada orang tua Bella.
“Pa, mama lihat Sheira khawatir banget waktu Bella keselek tadi dan Bella juga mama perhatiin selalu curi pandang ke Sheira”. Ucap Mama Fany sambil tersenyum.
“Iya ma, papa juga lihat itu tadi. Semoga aja mereka beneran berjodoh”. Jawab Papa Willy sambil memeluk Mama Fany.
Sheira pov
Setelah berpamitan dengan pama mama, aku segera menyusul Kak Bella yang telah berjalan terlebih dulu menuju ke taman. Aku mengikutinya dari belakang dan aku melihat jika dia telah duduk di bangku taman.
“Boleh aku duduk disini”. Ucapku saat aku telah berada didekatnya.
“Duduk aja”. Jawabnya sedikit jutek.
Aku duduk disampingnya dan setelah itu tidak ada pembicaraan sama sekali diantara kami. Kami hanya diam sambil melihat langit malam yang terdapat banyak bintang. Setelah beberapa menit kami hanya diam, aku memberanikan diri untuk bicara padanya.
“Kak, apa boleh aku tanya sesuatu?”. Tanyaku hati-hati. Aku mencoba untuk tetap tenang meskipun sebenarnya aku sangat gugup.
“Tanya apa?”. Jawabnya.
“Alasan kakak nerima perjodohan ini apa?”. Tanyaku.
“Alasanku karena aku gak mau jadi ceo diperusahaan papa dan aku percaya sama pilihan papa mama buatku. Ada satu lagi alasan yang paling penting...”. Jelas Kak Bella yang membuatku penasaran.
“Apa itu kak?”. Tanyaku seraya melihatnya, karena daritadi kami bicara tidak saling melihat.
“Karena kamu menerima aku saat kamu tau masa laluku”. Ucapnya sambil melihat kearahku. Kita saling pandang sekarang.
“Kak menurutku itu hanya masa lalu. Kakak disini korban. Aku tidak tau secara detail apa yang terjadi sama kakak saat itu karena orang tua kakak tidak menceritakan secara detail. Orang tua kakak ingin aku tau dari kakak sendiri, tapi aku tidak akan bertanya ke kakak, aku akan nunggu sampai kakak mau nyeritain itu ke aku”. Jelasku.
Aku memberikan senyuman tanda kalau semuanya baik-baik saja. Kak Bella hanya menatapku. Kemudian dia bertanya padaku.
“Apa alasanmu menerima perjodohan ini?”
“Sama seperti alasan kakak tadi, aku juga percaya bahwa pilihan orang tuaku adalah yang terbaik karena selama papa mama hidup mereka selalu memberikan yang terbaik untukku dan adikku dan papa mama tidak pernah mengecewakan kami dan aku ingin menepati janji papa kak”. Aku menoleh ke arah lain karena ketika membahas papa mama aku selalu sedih dan ingin menangis. Aku tidak mau menangis disini apalagi ada Kak Bella.
“Aku mau jujur sesuatu sama kakak. Aku minta maaf kalau kesannya buru-buru”. Ucapku lagi pada Kak Bella dan menatapnya. Kak Bella juga masih melihatku.
“Kak setelah pertemuan kita tadi pagi dan sekarang. Alasanku nerima perjodohan ini bukan hanya itu, tapi aku sudah tertarik sama kakak saat aku nolongin kakak. Saat aku membuka helm dan melihat kakak, dalam hati aku bilang kalau kakak cantik banget. Saat tadi aku lihat kakak nunduk aku ngerasa kalau aku pernah lihat wajah itu, tapi aku lupa dimana. Tapi setelah kita saling tatap aku ingat kalau kakak adalah orang yang tadi pagi aku tolong. Aku emang pernah tertarik sama cewek, tapi hanya sekedar itu aja. Aku kira aku hanya tertarik sama kakak, tapi setelah kita ketemu lagi aku mulai suka sama kakak. Maaf kalau kesannya buru-buru dan buat kakak tidak nyaman”. Jelasku.
Aku memalingkan tatapanku ke arah lain. Aku malu, tapi aku harus memberanikan diri untuk ngungkapin itu semua.
“Kamu gak usah minta maaf karena aku juga ngerasain hal yang sama”. Ucap Kak Bella yang membuatku kaget. Dengan cepat aku menatapnya lagi.
“Maksud kakak?”. Aku bertanya karena tidak ingin salah paham.
“Aku juga suka sama kamu. Awalnya aku kagum sama kamu karena tadi pagi. Saat makan aku selalu curi-curi pandang ke kamu, gak tau kenapa bawaannnya aku pengen natap kamu terus. Aku lihat kamu khawatir banget pas aku keselek tadi, tapi setelah denger jawaban dari kamu aku bukan hanya sekedar kagum, aku juga suka sama kamu”. Ucapnya sambil tersenyum.
Senyum Kak Bella cantik banget, aku pun membalas senyumannya. Setelah beberapa saat, aku ingat jika aku belum tau usia Kak Bella.
“Kak boleh aku tanya lagi ke kakak, karena orang tua kakak gak bilang ke aku dan aku belum tanya ini”
“Kamu mau tanya apa?”
“Emmm... Kalau boleh tau umur kakak berapa?”. Tanyaku sedikit ragu.
“Umurku 26 tahun”
Aku sedikit kaget mendengarnya. Ternyata kita selisih 4 tahun. Aku takut jika aku salah memperlakukannya dan bersikap kekanakan. Aku berpikir aku harus bagaimana nantinya.
“Kenapa bengong gitu? kamu kaget ya sama usiaku karena kita selisih 4 tahun”. Tanyanya membuyarkan lamunanku.
“Iya kak, bukan karena apa-apa tapi aku takut salah memperlakukan kakak dan aku masih bersikap kekanakan. Itu yang aku pikirkan kak”. Jelasku agar dia tidak salah paham.
“Kamu gak perlu gimana-gimana. Cukup jadi diri kamu sendiri aja, dengan kayak gitu aku bisa tau kamu dan aku bisa mencintai kamu”. Ucap Kak Bella dan setelahnya dia tersenyum dan aku juga tersenyum mendengar jawaban Kak Bella.
Sheira pov end
♡__*To Be Continued*__♡
Sorry for typo🙂🙏& see you😁👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice of My Heart
RomanceKetika hatiku sudah memilihmu, maka itu sebuah ketetapan💖