Promise

203 18 6
                                    

"Berhenti mengikuti, Potter!" ucap Draco sembari menghentikan langkahnya, ia berbalik untuk memperingatkan pemuda manis di belakangnya, yang sejak tadi tidak berhenti mengikutinya.

"Kalau aku tidak mau bagaimana?!" balasnya dengan senyuman yang kata orang-orang terlihat sangat manis. Tapi, bagi Draco itu terlihat menjengkelkan.

"Bisakah sehari saja kau tidak mengikuti ku?!" geram Draco mencoba menetralkan amarahnya yang hendak meluap.

"Tidak bisa." jawabnya enteng seolah-olah jika pemuda di hadapannya ini sedang tidak kesal dengan keberadaannya.

"Kini hal itu sudah menjadi hobiku, dan kau tidak berhak melarang seseorang untuk melakukan sesuatu yang di sukai nya!" sambungnya, membuat Draco mendecih, pernyataan macam apa itu, pikirnya.

"Tapi, hobimu itu menggangguku, sialan!" balas Draco dengan hidung yang kembang kempis, meladeni si manis yang pandai bicara itu memang tidak ada habisnya. Tapi, jika hanya dibiarkan maka dia akan terus mengikutinya kemanapun!

Memangnya siapa yang tidak akan risih jika diperlakukan seperti ini?!

"Potter, aku mohon padamu, bisakah kau hentikan semua ini" ucapnya serius dengan raut yang sarat sekali jika dirinya lelah dengan segala tingkah aneh pemuda bernama Potter tersebut.

"Aku akan berhenti—" ucapnya membuat Draco hendak tersenyum lebar sebelum ia mendengar lanjutannya.

"—jika kau menjadi kekasihku!" lanjutnya, dan Draco langsung membuang raut bahagianya barusan jauh-jauh. Sedangkan, si Potter yang memiliki nama depan Harry itu hendak meledakkan tawanya saat melihat bagaimana raut Draco yang menurutnya sangat lucu.

"Sepertinya opsi menjadi makanan Fluffy terdengar lebih menggiurkan daripada ucapanmu barusan!" balasnya sembari menghela napas panjang, dan setelahnya meledak lah tawa Harry, ini adalah sisi lucu Draco yang jarang sekali dilihat orang-orang.

Pemuda berambut pirang itu selalu mencoba terlihat keren, padahal sikapnya yang seperti inilah yang membuatnya jauh terlihat lebih menarik, apalagi jika itu dilakukan di hadapannya seperti saat ini.

Draco yang melihat Harry sibuk tertawa itu hanya terdiam, ia pikir Harry ini sungguh gila, tidak ada yang lucu, tapi dia tertawa bak orang kerasukan.

"Diam, atau ku mantra mulutmu itu!" ancamnya, dan bukannya takut Harry malah semakin meledakkan tawanya, ia masih berpikir jika Draco itu lucu sekali.

"Terserah kau sajalah, Potter!" Draco berbalik untuk melanjutkan langkahnya dan meninggalkan Harry disana.

"Hei!, Dray. Tunggu!" teriak Harry diselingi tawa yang masih belum berhenti juga.

Harry lagi-lagi mencoba mengejarnya, ia berlari kecil guna menyamai langkah besar Draco, salahkan kakinya yang tidak sepanjang pemuda tampan itu.

Menurut Harry. Draco itu sempurna dari segala sisi, wajahnya tampan, ia juga memiliki proporsi tubuh yang bagus. tubuh Draco itu tinggi dengan dihiasi sedikit otot, yang merupakan hasil dari latihan Quidditch selama bertahun-tahun, dan tubuhnya itu tipikal tubuh idaman semua orang.

Selain fisiknya yang sempurna, Draco juga ditemani dengan nilai-nilainya yang sama sempurnanya, alias Draco itu sangat pandai. Dia pandai melakukan apapun.

Lingkungan serta keadaan lah yang memaksanya demikian, ia terlahir sebagai anak tunggal dari seorang bangsawan, yang tentunya ia harus terlihat pandai dalam segala hal, sebab ia membawa nama besar keluarganya di belakang namanya.

Dan satu-satunya kekurangan Draco yang Harry ketahui adalah tidak dimiliki olehnya, hahaha. Dimata Harry, Draco itu benar-benar sempurna tanpa ada cela, dan akan selalu begitu.

Random Story (Drarry)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang