Drttt
Nada dering ponsel Haechan menginterupsi obrolannya bersama Mark. Haechan meraih ponselnya diatas meja dan mengangkat panggilan tertera nama Jaemin.
"Iya Na?"
"Gue Jeno."
"Sori... Napa Jen?" tanya Haechan, namun matanya melirik ke arah Mark yang mengangkat alis.
"Gue cari-cari lu ga ada, terus Bang Mark ditelfon juga ga diangkat. Lu berdua kok bisa barengan gini ngilangnya?"
"Eh, ini gue lagi sama Abang lu sih."
"Lah! Lagi pacaran ternyata.. Sia-sia gue sama anak-anak panik, muterin sekolah jingan!"
"Napa sih si anjir, ga jelas! Gada yang pacaran! Terus tuh panik kenapa, kayak ditinggal seabad aja?" emosi Haechan.
"Jeno kan Chan, speaker deh." suruh Mark yang diturutin Haechan, segera me-loud speaker panggilan dan meletakkan kembali ponselnya ke meja.
"Chan, bilang ke Abang gue. Sekolah lagi chaos banget, foto Daddy-Mommy nya Chenle dibocorin ke base. Pas gue cek ke adminnya, tuh yang ngirim ternyata akun kosongan. Ini gue masih nyelidikin ini."
Haechan menepuk jidat, makin runyam dah.
"Oke tunggu, gue balik kesana sama Haechan."
"Loh Abang! Ya Bang gercep!"
Haechan memutus panggilan, bersamaan dengan Mark terburu bangkit. Segera keduanya meninggalkan cafe, setelah melakukan transaksi.
.
.
.Jari-jari Chenle berhenti menggulir layar ponsel, kala sebuah foto terpampang pada beranda sosmednya. Tertegun, ini adalah foto yang sering jadi sambutan pertama pandangannya jika berkunjung di rumah GrandDy.
Chenle meyakini, foto itu baru diambil. Terlihat dari tatanan fresh sofa ruang tamu, karena setiap minggu pembantu GrandBu akan merubahnya. Salah seseorang yang bertandang kah, yang memotretnya? Siapa?Lebih daripada itu, Chenle memikirkan juga bagaimana dengan Kak Mark dan Kak Haechan? Reputasi Mark dan Haechan dipertaruhkan disini, karena lagi-lagi dirinya. Andai Chenle memilih masuk sekolah hari ini, maka tidak ada kejadian ini. Kepala Chenle meledak. Niat ingin mulai memperbaiki keadaan, belum juga jalan sudah sangat berantakan saja.
Suara 'ting-tung' pada ponsel Chenle mendadak berbunyi terus-terusan. Berbondong-bondong notifikasi muncul, belum sempat dibuka satu saja ponselnya error, macet-macet. Segera ia menon-aktifkan ponselnya.
"Kok jadi seperti ini?" gumam Chenle, beranjak dari ranjang dan berlari keluar kamarnya untuk menemui GrandBu-nya tengah menonton tv di ruang tengah bersama GrandDy.
Mendengar gema hentakan sandal Chenle, Jaehyun dan Taeyong seketika menoleh panik. Tepat saat itu Chenle dengan keadaan berantakan berdiri di ujung tangga, terengah-engah beserta peluh bercucuran.