Di ruangan persegi dominan putih itu seketika menguar suasana yang tegang. Suara keributan dari luar ruangan menambah kemurkaannya setelah mendengar laporan tim IT terkait sumber berita yang mendadak viral di web sekolah dan kemunculan artikel di mading sekolah pagi ini.
Sang kepala sekolah memijat kepalanya yang hampir pecah. Dia harus bersiap menghadapi donatur utama sekolahnya yang entah kenapa alamat IP penyebar berita itu berasal dari rumah sang donatur.
Tentu saja pihak sekolah segera bergerak cepat setelah menerima laporan dan menginvestigasi asal muasal berita dengan isu sensitif itu.
"Mister Leah, saya sudah menghubunginya dan sebentar lagi beliau akan ke sini." Ujar Pak Han memberitahu.
Sementara Canny, dia sudah berkeringat dingin sejak dari kantin tadi. Kini dia sudah berdiri di depan ruang kepala sekolah. Sesuai dengan pesan temannya, Canny memenuhi panggilan kepala sekolah yang memintanya untuk datang ke kantornya segera. Tetapi dia masih enggan untuk masuk.
Tubuh Canny bergetar hebat. Pikirannya sudah menebak yang tidak-tidak. Matanya bergerak gelisah. Sangat takut jika panggilan dari kepala sekolahnya berhubungan dengan kejadian viral yang terjadi.
Belum juga Canny selesai memikirkan penjelasan apa yang bisa disampaikan nanti, tubuhnya seketika menegang melihat sosok papinya yang tiba-tiba muncul dan berjalan tegap menuju ke arahnya dengan menenteng laptop yang pagi tadi Canny gunakan.
Mati gue! Mati!
Canny menjerit dalam hati. Meratapi nasib kelam yang akan segera menimpanya nanti.
Napas Canny semakin tercekat tatkala Jisoo begitu saja berjalan melewatinya tanpa melirik sedikit pun. Wajah dingin dengan rahang mengeras papinya, benar-benar mengerikan saat ini. Jisoo langsung masuk ke dalam ruang kepala sekolah tanpa memedulikan tatapan nanar anaknya.
Pak Han yang baru saja menyilakan Jisoo masuk, melihat Canny yang mematung di depan, buru-buru dia menarik tubuh anak kecil itu agar segera masuk ke dalam ruangan juga.
Di dalam ruangan, ternyata tidak hanya ada sang papinya. Di sofa panjang sudah ada Grace dan juga John. Keduanya duduk terdiam.
Ada juga Mister Rivan yang Canny tahu adalah kepala sekolah dari empat kakaknya. Sepertinya berita itu juga menggemparkan gedung sebelah.
Mister Rivan, Mister Leah, dan juga Jisoo terlihat sedang berbincang serius di sudut ruang agak jauh dari mereka.
Tak lama, Jisoo yang pertama kali menyudahi obrolan itu. Tubuhnya memutar dan matanya langsung bersitatap dengan pemilik manik hazel yang hari ini sangat-sangat menyulut emosinya.
Buru-buru Canny menundukkan pandangan. Tidak kuat menerima hujaman dingin dari sorot mata yang biasanya memandangnya teduh. Aura horor benar-benar menyelimuti ruangan kepala sekolah saat ini.
Mister Leah berdeham memecah keheningan seraya berjalan menuju kursinya. Diikuti oleh Mister Rivan serta Jisoo yang juga ikut duduk bergabung dengan Pak Han, Canny, Grace, dan John.
"Baik. Mungkin semua yang hadir di ruangan saya sudah paham apa alasan saya meminta anda semua untuk berkumpul disini." Ucap Mister Leah mengawali, matanya lalu berpindah ke arah Canny. "Ah, atau Nak Chiquita yang belum mengerti?"
Mendengar namanya tiba-tiba disebut, membuat Canny gelagapan. Apalagi sang papi menatap sinis ke arahnya.
Jisoo tersenyum miring mendapati anaknya yang gusar.
Dek, dek. Ada aja kelakuanmu. Terus aja bikin papi pusing. Geram Jisoo dalam hati.
"E-emh... s-sebenarnya ad-s-saya memang belum tau kenapa saya dipanggil mister..." Jawab Canny polos. Ia masih berharap jika alasannya bukan karena berita viral tersebut.
YOU ARE READING
la famille | Babymonster ✓
Fiksi Penggemar[Babymonster story #1] la.fam-i-lle la/ˈfam(ə)lē/ -a group of all the descendants of the common parents living together as a unit. *** Perihal sekisah riuh dan riangnya sebuah keluarga menyatukan berbagai isi kepala dan keras kepala mereka yang mele...