Insane, 01

9K 695 234
                                    


Don't forget to play music on spotify or other music apps!

This story is purely from my imagination! ⚠️DON'T PLAGIARISM
[❗️Adult Stories❗️]

Happy reading good readers!

Happy reading good readers!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Paris, Prancis.

Di lantai tertinggi gedung Dolores Corporation yang megah, di tengah gemerlap kota Paris, seorang pria duduk di kursi besar dan elegan di balik meja kayu mahoni. Sorot lampu kota menembus jendela kaca yang menjulang, menerangi ruangan mewah dengan dinding penuh rak buku dan lukisan-lukisan antik.

Pria itu tidak lain adalah Victory Kim, CEO berdarah Korea yang telah mengukir namanya di ranah bisnis Prancis, seorang pria tampan dan berwibawa yang telah dua tahun menetap di Paris demi urusan pekerjaan. Meninggalkan perusahaan utamanya, VT Corporation di Seoul bukanlah hal yang mudah baginya, tapi dengan kecanggihan teknologi dan kepercayaannya pada seorang rekan yang ia tinggalkan di sana, Victory masih mampu memimpin perusahaannya dari jauh.

Pagi ini, suasana hening memenuhi ruangan. Victory sedang larut dalam bacaan bukunya, jari-jarinya sesekali membolak-balik halaman, menikmati momen hening di tengah kesibukan dunia bisnis yang sering kali tidak memberinya waktu bernapas. Namun, kesunyian itu tiba-tiba terpecah oleh ketukan di pintu kantornya. Victory menghela napas, matanya sejenak lepas dari kata-kata di buku sebelum ia mengarahkan pandangannya ke pintu.

"Masuk," titahnya dengan suara tenang tapi tegas.

Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan sosok sekretaris pribadinya yang setia, Park Jimin, yang berjalan masuk dengan langkah sopan. Di tangannya, Jimin membawa sebuah kartu undangan berwarna krem dengan ukiran emas.

"Sir, Anda mendapat undangan pernikahan dari Tuan Oh Sehun. Beliau mengirimkannya langsung dari Korea," ujar Jimin, menyodorkan undangan itu dengan sikap hormat.

Victory menerima kartu undangan itu dengan ekspresi yang sulit ditebak. Jemarinya membuka sampul undangan, dan pandangannya jatuh pada dua nama yang tercetak rapi di sana: Oh Sehun & Lalisa Whiteley Statham.

Matanya menatap tajam pada nama kedua. Di bagian bawah undangan, tertulis bahwa pemberkatan dan resepsi pernikahan mereka akan dilangsungkan lusa, tepat dua hari lagi.

Seketika, ponsel di atas mejanya bergetar, menandakan pesan masuk. Ia mengambilnya, dan tampak sebuah pesan dari sahabatnya tersebut.

Sehun:
Aku harap kau datang, sahabatku.

Victory mendecakkan lidah, bibirnya sedikit mengulas senyum masam. "Tch," gumamnya pelan, seolah mengomentari kelancangan Sehun yang mengundangnya hanya beberapa hari sebelum acara besar tersebut.

"Jimin, atur penerbanganku ke Korea besok," perintah Victory tanpa basa-basi, yang langsung dijawab dengan anggukan patuh dari sang sekretaris sebelum ia beranjak pergi, meninggalkan Victory sendiri lagi di ruangan itu.

INSANE (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang