8 | Pertandingan

225 190 82
                                    

"Lo berdua kalo mainnya masih egois mendingan diganti sama yang lain. Liat skor tim kita, ketinggalan jauh!"seru Reza pada Kala dan Dirga dengan nada kesal.

Saat ini mereka sedang berada di lapangan karena diajak bertanding sepak bola oleh siswa kelas X.4 dari kasta kedua. Aldo, ketua kelas dari X.1 menghampiri Reza dan mengajaknya untuk bertanding. Walaupun hanya sebatas bermain biasa, hal itu menjadi tontonan para siswa dari kelas lain yang sedang berolahraga dan istirahat.

Aldo dan timnya ingin menunjukkan bahwa kelas mereka yang berada di kasta kedua dalam pertandingan ini sama kuatnya dengan kelas Reza yang berada di kasta pertama. Hal ini membuat timnya semangat untuk mengalahkan tim Reza.

Reza sama sekali tidak merasa keberatan menerima ajakan Aldo. Sudah lama tidak ada pertandingan seperti ini di Harrison School. Lagipula Reza merasa percaya diri karena timnya pasti menang. Ia lalu mengajak Kala dan Dirga untuk bermain. Awalnya Kala dan Dirga menolak, namun karena Reza memaksa akhirnya mereka berada dalam satu tim.

"Gue tau diantara kalian berdua punya masalah. Tapi tolong, dewasa sedikit." Reza menatap Kala dan Dirga secara bergantian.

"Padahal di babak pertama tadi banyak kesempatan biar bisa cetak gol, kalo aja ngga ada yang egois." Ujar Mario menambahkan.

Kala lalu membuang botol air mineralnya yang sudah habis. "Sorry, Za. Gue kurang fokus."

Dirga hanya diam mendengarkan keluhan teman-temannya. Jujur saja, ia sangat malas berada di dekat Kala apalagi saat ini mereka dipertemukan dalam satu tim. Jika bukan karena perintah dari Reza, ia sudah pergi dari sana.

"Oke di babak kedua ini gue harap masing-masing dari kita ngasih yang terbaik. Tunjukkin kemampuan kalian." Reza lalu berdiri. "Gue tau ini cuman pertandingan biasa, tapi ini juga menyangkut harga diri kelas kita di kasta pertama."

Salah satu siswa berlari menghampiri mereka. "Babak kedua akan segera dimulai, mohon untuk segera bersiap-siap."

Reza dan timnya bersiap-siap dan kembali berdiri untuk menuju ke lapangan. Terdengar suara teriakan dari para kaum hawa yang memberikan semangat kepada kedua tim.

"Semangat Kala!"

"Ayo kelas X.1, kalian pasti menang!"

"X.4 keren!"

"Ya ampun, anak pemilik Harrison School ganteng banget woyy gilaa!"

Kala tidak begitu menghiraukan teriakan-teriakan yang ditujukan pada dirinya itu. Bukan karena tidak menghargai mereka, namun ia harus tetap fokus untuk mengejar ketertinggalan dari tim lawan.

Setelah kedua tim berkumpul di lapangan. Salah satu siswa Harrison School yang ditugaskan menjadi wasit pun meniupkan peluit yang menandakan bahwa pertandingan baru saja dimulai.

Di babak kedua ini, terlihat pertandingan semakin sengit dan memanas. Seakan kedua tim sedang memperebutkan sebuah piala. Diantara mereka semua sama-sama memiliki ambisi untuk menang.

Saat bola berada pada Dirga, Kala mencoba mendekat. Melihat posisi Kala yang kosong, ia lalu mengoper bola kearahnya.

Kala dengan cepat langsung membawa bola kearah gawang. Karena tendangannya yang keras, maka ia dengan mudah mencetak gol.

"YESS!" teriak Kala.

Semua orang yang berada di tribun berteriak bahagia. Ditambah lagi yang mencetak gol ada most wanted sekolah.

"GOL!"

"Keren banget!"

"Ayoo cetak gol lagi!"

The Night We MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang