"Gimana Kal apartemen Kenzo? Gede banget, kan?" tanya Sagara pada Kala yang terlihat sedang merebahkan dirinya di kursi panjang milik Kenzo. Kala lalu menoleh pada Sagara dan menyahuti pertanyaannya. "Iya anjir, bener-bener apartemen sultan nih."
Kenzo yang tak sengaja mendengar percakapan mereka berdua pun membalas ucapan Kala. "Ngga usah lebay, rumah keluarga Harrison lebih dari ini."
Saat ini Kala, Sagara, Daren dan Reza tengah berkumpul di apartemen mewah milik Kenzo. Pertemuan mereka berlima ini sama sekali tidak direncanakan. Ide itu muncul dari Kala yang ingin berkumpul bersama teman-temannya di luar jam sekolah. Sagara adalah orang pertama yang diberitahu oleh Kala. Mereka berdua lalu mengajak ketiga temannya yang lain.
Awalnya Kenzo menolak untuk bergabung. Ia juga merasa keberatan jika harus berkumpul di apartemen nya. Lagipula Kenzo sedikit canggung karena sudah lama tidak berkumpul dan mengobrol bersama. Namun saat pintu apartemen terbuka secara otomatis setelah Kenzo melakukan scan sidik jari dan memasukkan kode pin, tiba-tiba saja dengan tidak tahu diri Kala lebih dulu masuk ke dalam ruangan besar itu disusul dengan Sagara, Reza dan Daren dibelakangnya. Kenzo yang terkejut pun tidak bisa melakukan apa-apa, ia hanya terdiam melihat tingkah teman-temannya yang menyebalkan itu.
Daren dan Reza langsung terduduk di karpet bawah yang sangat mewah, menyiapkan alat lalu bermain PS milik Kenzo sambil menikmati beberapa bungkus cemilan yang mereka ambil sebelumnya di lemari dapur Kenzo.
Kenzo hanya bisa pasrah saat melihat apartemen miliknya sudah berantakan. Namun ia sama sekali tidak marah, dalam hati kecilnya ia justru begitu merindukan masa-masa berkumpul seperti yang sedang ia lihat saat ini. Hanya saja dirinya terlalu sulit untuk menunjukkan dan mengekspresikan perasaannya.
"Gue laper, Ken." Keluh Kala pada Kenzo
Kenzo menaikkan sebelah alisnya, merasa heran. "Terus?"
"Kayaknya gue pengen ayam bakar, mie goreng, nasi pad—"
"Kal lo ngga lagi ngidam, kan?" tanya Daren memotong pembicaraan
"Gila lo."
Mereka semua tertawa, kecuali Kenzo. Ia hanya menarik bibirnya sangat tipis.
Kala lalu melempari Daren dengan bantal. Ia lalu mengumpat. "Anjir, sakit gila!" Daren yang sadar bahwa dirinya sedang bermain PS dengan cepat langsung kembali menatap layar di depannya. "Yah kalah deh gue. Gara-gara lo, Kal."
Kala merasa tidak terima dirinya disalahkan. "Loh kok lo nyalahin gue?"
Reza lalu berteriak kegirangan. "Udah terima aja Dar, gue emang lebih hebat dari lo."
Daren memukul Reza dengan bantal yang berada di sampingnya. Aksi pukul-memukul menggunakan bantal pun tidak terelakkan diantara keduanya. Setelah tertawa dan merasa lelah, Reza lalu berkata. "Ken, pesenin gue makanan juga sekalian. Gue laper."
Daren lalu menambahi. "Iya sama. Gue pengen ayam bakar, udah lama ngga makan itu."
Kenzo menatap teman-temannya secara bergantian. Ia lalu berkata lirih pada dirinya sendiri. "Tuan rumah rasa pelayan."
Setelah menunggu selama 30 menit, pesanan mereka pun datang. Kenzo membawa beberapa paperbag berisi makanan yang membuat mereka semua tercengang.
"Ken serius lo pesen makanan sebanyak itu?" Sagara menatap tak percaya pada sahabatnya itu.
Kenzo hanya diam, tidak menanggapi. Ia lalu meletakkan semua paperbag makanan itu di hadapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night We Met
Teen FictionAskara Harrison Chandrakala, putra kedua dari Elvanno Harrison tetap menolak saat ayahnya menyuruh untuk kembali ke Aussie. Ia tidak ingin kembali dan akan tetap tinggal bersama keluarga Harrison lainnya. Alhasil ayahnya mendaftarkan Kala di sekolah...