Selamat pagi, siang, sore, malam, atau kapanpun kalian membaca part ini, dan dimanapun kalian membaca part ini.
Saya hanya ingin mengingatkan. Alangkah baiknya jika kalian meninggalkan jejak disini. Berupa vote dan juga comment.
Okayy, selamat membaca semuanya
______________________________________
Marsha berdiri di halte depan kampusnya. Sedari tadi dia mencoba menghubungi Zee, namun ponselnya tidak aktif. Marsha berdecak kesal, kenapa Zee jadi sulit dihubungi? Huh.
"Marsha" seseorang berlari kearahnya sambil memanggil namanya.
Marsha mengenali suara itu, dia memutuskan untuk jalan menghindari laki-laki yang mengejarnya.
Tidak perlu disebutkan namanya, mungkin kalian sudah tau siapa laki-laki itu. Laki-laki beristri dan anak satu, atau ada dari kalian yang menyebutnya penjahat kelamin, walaupun mungkin sebutan itu agak kasar, karena Fadel sendiri mengatakan bahwa itu kecelakaan.
Marsha sudah berusaha menghindar dari Fadel, namun nyatanya Fadel masih bisa mengejarnya. Tanpa basa-basi, Fadel langsung memeluk Marsha, memeluk seseorang yang sudah sangat dia rindukan, sampai-sampai Fadel sendiri memangis.
"Del, lepasin!" Marsha mencoba memberontak.
Fadel tidak menggubris ucapan Marsha barusan, bahkan sekarang dia mengeratkan pelukannya.
"Fadel! Gue bilang lepasin!" Sekarang Marsha sudah meninggikan suaranya.
Fadel sekarang sedikit meregangkan pelukannya. Dengan cepat Marsha memaksa Fadel melepaskannya.
"Kamu kenapa sih, Sha?"
"Hah? Kamu gila? Aku yang harusnya nanya, kamu kenapa?"
"Aku sayang sama kamu, Sha. Aku mau kita-"
"Kaya dulu? Ngak bisa, Del. Aku harus jelasin berapa kali ke kamu sih? Aku ngak bisa"
"Kenapa sih? Kamu selalu bilang ngak bisa? Aku tau kamu masih sayang sama aku, Sha. Aku tau kamu kangen momen kita yang dulu. Aku tau, aku salah, aku bodoh, kalau malam itu aku ngak mabuk, hari ini kita masih bisa bareng, Sha. Tapi kamu harus tau, Sha. Aku menyesal sama kejadian itu"
"Ngak ada yang perlu disesali, Del. Nasi udah menjadi bubur, se-"
"Yaudah, kita masak lagi!"
"Del! Aku belum selesai ngomong!" Bentak Marsha.
Marsha mengambil napasnya dalam. "Sekarang, aku bener-bener minta tolong sama kamu. Aku ngak bisa ngulang semuanya kaya dulu, Del"
Entah sudah keberapa kalinya Marsha mengucapkan kalimat itu pada Fadel. Sekitar 1 bulan terakhir, Marsha seakan-akan mendapat teror dari Fadel, karena Fadel selalu mencoba untuk menemuinya.
"Kenapa sih? Jawaban kamu itu terus, I need more explanation!" Nada bicara Fadel sudah mulai meninggi.
"Kamu ngak perlu tau, Del!"
"Kamu suruh aku buat berhenti, tapi kamu sendiri ngak mau jelasin kenapa? Kalo kamu di posisi aku, apakah kamu bakal stop buat mengejar cinta kamu?" Fadel sudah berbicara dengan nada tingginya.
"Del, stop!"
"Jawab, Marsha!"
"Kamu juga ngak bisa jawab kan? Yang aku lakuin ini bentuk perjuangan aku ke kamu, Sha!"
"Tapi aku ngak mau, kamu perjuangin aku, Del!"
"Ok. Aku bakal stop buat deketin kamu, tapi kasih aku alasan buat itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Kita [END]
ChickLitTentang bagaimana seorang Marsha Lenathea dan Arzhie Adriano Harlan bisa mengubah kata "aku" dan "kamu" didalam kamus hidup mereka menjadi satu kata. Kita.